+70. a wound to never recover

751 106 43
                                    

"Ini ... di luar ekspektasi."

Lounge Ketua Murid itu megah dan telah didekorasi sesuai dengan selera pemegang kursi tertingginya saat ini. Jika dahulu Mark Lee menghias petak ini bak rumah yang hangat, Yeonjun menyulapnya menjadi kastil yang elegan. Lagipula, si putra Zeus itu kini tak punya kuasa apapun untuk segala hal yang terjadi di akademi, seorang murid tak bisa menjabat dua kali.

Si pembawa kabut itu bergeming di tempatnya duduk, di kursi Ketua Murid yang paling besar. Jung Wooyoung, sang wakil pun berdiri, melirik ke arah pantulan cermin yang membuat si rubah sinis itu gamang.

"Kim Hyunae ... dan Lee Jeno?" Wooyoung menautkan kedua alisnya, keheranan. Tak ada seorangpun di akademi yang tidak tahu mengenai afeksi mendalam yang dimiliki oleh si putra Ares yang berapi-api kepada si putri Athena yang bagaikan air. Jika amarah adalah sesuatu yang senantiasa dibawa Lee Jeno, Kim Hyunae adalah air yang memadamkannya perlahan. Jika Lee Jeno adalah gema nyaring yang menulikan pendengaran, Kim Hyunae adalah bisikan pelan yang menenangkannya.

Lee Jeno yang itu, mengacungkan pedang pada sosok yang ia teguhkan sebagai ratunya?

"Aku sudah mengirimkan orang untuk menghabisi Lee Jeno ... kenapa dia malah bertarung dengan Kim Hyunae?" Choi Yeonjun merasa jengkel, tetapi sesuatu dalam dirinya tergelitik pula. Ini menarik, ini di luar nalarku sendiri. "Sudah cukup Choi Beomgyu tadi mengindahkan perintahku dan malah bertarung dengan Hyunae ... kenapa sekarang Lee Jeno, yang bahkan kayaknya nggak tega untuk menebas pedangnya di hadapan si Kim, jadi begini?"

Apa yang aku lewatkan?

"Nggak ada penjelasan logis, memang, atau mungkin ini lovers' quarrel?" ucap Wooyoung tanpa pikir panjang, mengundang kernyitan di dahi Yeonjun.

Si putra Hermes itu merengut.  "Lovers? No, no way." Yeonjun memutar otaknya. Jika memang ada sebuah perkembangan di hubungan pribadi si putri Athena, ia harusnya jadi orang yang tahu paling pertama.

"Itu nggak mungkin ... memori mereka sudah difabrikasi."

Semua orang yang terlibat dalam huru-hara akademi semester lalu telah dimanipulasi. Ingatan mereka tentang keributan yang terjadi harusnya telah berganti dengan kenangan mengenai solidaritas dan pertemanan di pengujung semester. Dalam premis yang telah disiapkan tersebut, Choi Yeonjun adalah tokoh yang masuk ke dalam hidup Kim Hyunae sebagai pengganti sosok Senior di kesehariannya.

"Na Jaemin, Lee Haechan sebagai teman terdekatnya, mereka juga harusnya sudah lupa perang dingin yang dilakukan Heejin dengan Hyunae." Yeonjun mengelus dagunya, menganalisa. "Ini aneh. Aku sengaja memindahkan kamar asramanya untuk melihat reaksi mereka, tetapi kelihatannya mereka biasa saja? Apa jangan-jangan memori mereka masih ada?"

"Apa kamu meragukan berkat Mrs. Hellenah?"

Yeonjun terdiam. Manik Wooyoung yang menatapnya penuh penghakiman, seketika melunak saat ia sadar ia telah menyinggung si putra Hermes. Ini adalah langkah yang salah, karena Choi Yeonjun tak pernah melupakan siapa saja yang bicara lancang kepadanya.

"Bukankah wajar aku curiga? Jung Wooyoung, kamu tidak pernah berhadapan langsung dengan Kim Hyunae, tapi aku ..." Kedua jemari Yeonjun kini menopang dagu, sementara obsidiannya memperhatikan gerak-gerik si putri Athena di pantulan cermin monitor. Di sana, terlihat bagaimana si putri Athena terpojokkan. Perbedaan kekuatan mereka memang sangat jauh, bahkan ketika si putra Ares tampak tak menunjukkan kemampuannya secara penuh. "I do. I knew she has her ways, to make a fool out of someone."

Lawan yang sepadan untuk Choi Yeonjun, si putra Hermes yang licik dan tak punya hati, itulah mungkin pemikiran Mrs. Hellenah.

"Aku belum bisa memastikan, tapi yang pasti, kita perlu alternatif untuk mengikat si putri Athena," imbuh si pemuda Choi, pembawannya penuh percaya diri, sehingga orang-orang yang mendengar mau tidak mau setuju dengan apa yang ia kehendaki.

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang