Cahaya mentari yang menyelusup dari tirai putih sanitarium jatuh pada kedua tangannya yang tengah terkepal. Kim Hyunae, setelah mengganti perbannya oleh tenaga medis, berkunjung ke bilik Na Jaemin yang masih terlelap kemudian berdoa dengan khidmat. Lantunan pengharapannya samar, tetapi mengandung beban yang sangat berat di tiap baitnya.
Sudah 15 hari Na Jaemin belum kunjung siuman.
Sang anak Apollo yang diberkati baskara dan lini sihir dari ibunya itu masih juga belum membuka kelopak matanya. Setiap hari, Hyunae menyempatkan diri untuk mendatangi Jaemin dan mengecek denyut nadinya. Hari ini pun, kepalanya terbaring di sudut ranjang sanitarium, mendengarkan ritme detak yang pelan tetapi stabil dari tangan yang dahulu mengenggamnya dengan begitu yakin.
Aku yang membuatnya seperti ini.
Aku yang sok pahlawan dan terlalu percaya diri.
"Nana," panggilnya sembari mengusap pipi si adam. "Sekarang, aku benar-benar butuh kamu, lebih dari apapun."
Na Jaemin, sosok kokoh yang selalu mendukungnya tanpa syarat, sosok yang selalu tersenyum lebar dan membawanya dalam dekap erat sehingga Hyunae tak pernah kehilangan pijakannya,
Walau sering berselisih pandang, Hyunae tahu tempat paling aman adalah dalam dekap sang adam. Si putra Apollo yang tak pernah melepaskan rengkuhannya pada dirinya.
Sekarang, Kim Hyunae benar-benar membutuhkan kepastian bahwa Na Jaemin akan baik-baik saja.
Karena kini ia paham benar,
Konspirasi sang ayah yang kini mengacungkan tanggung jawab Hukuman Abadi pada dirinya,
tempatnya berpijak telah mulai retak.
"Kalau aku nggak bisa lihat kamu kembali ke sosokmu semula, yang hidup dengan baik-baik saja ..." Bisikannya mengawang di udara, tetapi menusuk bak peringatan. Maniknya menggelap dan Hyunae tersenyum miris. "... Aku mungkin akan benar-benar tenggelam."
"BREAKING NEWS! BREAKING NEWS!!
BERITA GEMPAR! BERITA GENTING!!
LEDAKAN SIHIR KEDUA TELAH TERJADI DI STASIUN KERETA API!"
Koridor Ellugard seketika diisi dengan ingar-bingar ketika burung pengantar pesan tersebut mengumandangkan pengumumannya. Hal itu wajar, karena biasanya mereka hanya bersuara untuk mengingatkan jam makan siang atau makan malam, tapi sekarang, mereka membawa berita dari luar, seolah akan ada badai yang masuk ke akademi.
"Tapi apa hubungannya dengan kita ...?"
Dan begitulah sikap para blessed.
Hwang Hyunjin masih berdiri di tengah-tengah kerumuman murid yang berlalu-lalang, bergosip dan mendesis, kejatuhan para penyihir bukan urusan mereka. Sejak awal, sihir adalah sesuatu yang tak pasti, berbeda dengan berkat para dewa yang abadi. Begitu keyakinan mereka karena tidak mengetahui konsep Anak yang Ditelantarkan oleh Dewa.
Bahkan Hades pun tak akan mengulurkan tangannya padamu kalau kamu sudah jatuh dari belas kasihnya.
Namun, Hyunjin tahu berita tersebut bukan hanya sekadar krisis untuk para penyihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessed
FanfictionYes, Sir. We are certainly and certifically blessed. ☽ / / 00l's fantasy au, SEASON 1 COMPLETED : SEASON 2 ON GOING.