+22. under the moonlight

10.2K 2.5K 254
                                    

play the multimedia: nct- limitless (music box version)

enjoy reading!



Pintu megah itu berderit seraya membuka, menampilkan figur tinggi berbalut gaun malam, Jeon Heejin yang tampak kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu megah itu berderit seraya membuka, menampilkan figur tinggi berbalut gaun malam, Jeon Heejin yang tampak kebingungan. "Hyun? Hei, kenapa?" nadanya sarat khawatir, telapak kaki telanjangnya mendekati tempat tidur si teman sekamar.

"Heejin ..." gumamannya hampir hilang ditelan hening, manik indah dengan rasi gemintang di dalamnya berbinar, menitikkan air mata yang melajur di lekuk pipinya.

Heejin meneguk ludah, bingung mendalam. Teman sekamarnya yang tangguh dan tenang dalam setiap tindak perilaku itu menangis. Ia menangis seolah tak ada hari esok, seolah dunia bisa runtuh kapan saja. Raganya bergetar hebat seakan habis dikejar.

"Astaga, Hyun, kenapa nangis?" Heejin mendekat, mengusap kedua bahu si gadis Kim yang masih dibalut seragam dengan lemah lembut. Maniknya berusaha mencari rahasia di kedua netra bagai dermaga. Namun nihil, yang bisa ia temukan hanyalah binar dan air mata.

"Kamu kenapa nangis, Hyun?"

Hyunae lalu menggeleng, tangannya sibuk mengusap muka secara tak beraturan. Hatinya kacau, dan kepalanya pening seolah dihantamkan ke batu karang. "Aku nggak tahu, Jin. Aku nggak tahu ..." racaunya. Karena itu benar, ia tidak mengerti kenapa ia menangis. Seolah tubuhnya bereaksi sendiri.

Ia tidak menemukan alasan, namun mengingat pasti tentang memori yang baru saja terbebas dari cangkang.

"Aku nggak tahu kenapa nangis ... " Hatinya berat. Seakan diberi besi pelana, seakan diikat dengan tali tambang. Ada yang berusaha ia ingat, namun gagal. Seolah alam pikirnya tidak mengizinkan, seolah tubuhnya tidak tahan.

Ia menolak untuk ingat.

"Jaemin ..." lirihnya dengan pelan. "Jaemin di mana, Jin?"

Heejin mengernyit, tidak mengerti kenapa Jaeminlah yang pertama si anak Athena cari. Namun ia tidak bertanya.  Mungkin, Jaemin adalah alasan temannya ini menangis. Siapa tahu?

"Di taman dalam, Hyun. Katanya pengin jalan-jalan sebelum tidur." Heejin menjawab, mengingat si putra Apollo yang tidak menerima ajakannya dan Haechan untuk kembali ke gedung asrama. "Kamu ada masalah sama Jaemin, Hyun?"

Hyunae lalu menggigit bibir bawahnya, gadis bersurai hitam yang diterpa rembulan itu lalu menjawab, "Kayaknya, aku bikin Jaemin sakit, Jin."

Si putri Artemis mengernyit. Hyunae dan Jaemin, berkelahi? Tidak mungkin. Baik keduanya tidak akan sampai hati. Tidak butuh penglihatan khusus atau sihir spesial untuk melihat bagaimana cara tatap Jaemin pada Hyunae, pun sebaliknya.

Dalam hening itu Hyunae mengarahkan tangannya ke arah yang ia yakin terluka. Si putra Apollo terluka, di bahu kiri. Entah kenapa, ia merasa ada benang yang dapat menyambung ke arah situ. Walau Hyunae tidak yakin apa.

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang