+18. snowy day, barley tea, fireplace.

12.7K 3.1K 493
                                    

aku tahu kalian ngerti cara menghargai suatu karya

enjoy reading!

Kota, tempat dibawah tebing terjal semenanjung Ellugard itu seolah menyimpan ceritanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kota, tempat dibawah tebing terjal semenanjung Ellugard itu seolah menyimpan ceritanya sendiri. Dari notasi salju turun hingga hampir mencair, kedua tungkai milik Kim Hyunae belum juga menapak di selajur area kota. Bukannya dirinya malas atau bagaimana—karena nyatanya ia begitu rajin dalam aksi menyeret sahabatnya, si Jaemin untuk pergi ke Training Ground. Kalau tidak, menyortir buku di perpustakaan sesuai tugasnya. Hyunae hanya bingung apa yang ingin ia lakukan. Akademi telah menjadi petak nyaman, dengan tembok dan dinding kukuh yang merengkuh hangat saat salju sedang ganas-ganasnya. Menghabiskan coklat panas bersama Haechan di Lounge saja sudah menjadi sumber bahagia sederhana.

Tapi sayang, hari ini si anak Eros itu kembali terjebak dalam remedi yang harus ia repetisi. Haechan ditahan sehabis pelajaran karena anehnya, saat disuruh menyihir kotak untuk berubah menjadi katak, kotak milik Haechan malah berubah menjadi ular. Yang berbisa, tentunya. Sangat berbahaya.

Hyunae pasti memaklumi, begitu pun Mr. Howard andaikan yang Haechan sulap malah menjadi kelinci, bukannya makhluk predator yang terus mendesis tersebut.

"Oh, Kak Mark." Manik gelita Hyunae menangkap pandang Mark yang sedang berdiri, menghadap jendela beku di depannya.

Mark menoleh, tersenyum tipis membalas sapa si gadis. "Siang menjelang sore, Hyun," sapanya. "Punya keperluan yang sama?"

Hyunae menelengkan kepalanya. Ujung jasnya bergesekkan dengan udara beku, suhu sedang mencapai titik terendahnya. Sekelebat ia tangkap kedua telinga si senior memerah.

"Keperluan apa?" tanya Hyunae.

"Mungkin kamu ingin ke kota?" ujar Mark, mengangkat buku besar yang ada di genggamannya. "Karena jika iya, biar kutulis nama kamu di sini. Tapi kamu harus sudah kembali sebelum fajar."

"Ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya?"

"Kalau kamu kembali saat waktu makan malam, tentunya akan ada hukuman," jelas Mark dengan santai. Tidak menangkap raut canggung yang tergambar di wajah si adik kelas.

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang