+16. every bits of ecstacy

12K 3.1K 800
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Renjun menelengkan kepalanya, agak terheran. Dirinya terdiam dan lisannya gagal merangkai kata yang pas dan merasuk dalam rasa. Bibirnya membentuk kurva, gagal berbicara.

"Aku .... salah, ya?" tanya Hyunae dengan hati-hati, merasa tidak nyaman. Tangannya masih menggenggam telapak Renjun yang sangat lembut untuk ukuran seorang pria.



"Ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah ... salah, sih ..." ujar Renjun, menggaruk tengkuknya. Perlahan melepaskan tautannya pada telapak si gadis. "Cuma, kamu tidak merasa aneh, gitu? Tidak merasa pusing, atau ... mabuk?"

Hyunae mengernyit heran, "Hah? Untuk apa aku mabuk?"



"Untuk feromonnya, bodoh." Haechan menyentil dahi Hyunae. "Apa kamu tidak sadar juga? Aku ingat Ms. Leia pernah menjelaskan tentang buruknya tidak menjaga jarak dengan anak Aphrodite. Jangan-jangan kamu tidak mendengarkan?"

"Anak Aphrodite?" Hyunae menganga, lalu menunjuk Renjun dengan telunjuknya. Tampak terpana. "Dia?"

"Iya, ya ampun." Haechan menepuk jidatnya dengan dramatis, "Saat Jaemin bilang kamu tidak peka, aku tidak sangka separah ini."

Hyunae lalu ber-oh pelan.


Agak terheran juga, bagaimana bisa ia luput dalam menyadari feromon anak Aphrodite? Padahal Haechan saja sudah jelas menjaga jarak aman dengan Renjun, tapi Hyunae yang sangat dekat dengan lelaki Jilin itu malah biasa saja. Tidak merasa pusing, tidak merasa mabuk seperti yang dijelaskan dalam ciri-ciri feromon Aphrodite. Setelah diteliti dan dicermati, Renjun memang menguarkan aroma bunga-bunga dan cengkeh, harum sekali. Baunya begitu menghipnotis namun tidak membuat Hyunae linglung ataupun tenggelam dalam ekstasi. Aneh.

Melihat Hyunae yang menelitinya bagai barang antik atau permata, Renjun mengendik. "Uh, kamu bisa berhenti pandangi aku begitu."

Hyunae lalu menangkup kedua tangannya, "Sorry," pintanya singkat.

Namun Renjun masih penasaran. Kedua jarinya ia usapkan ke dagu, ada yang menggerakkan gerigi otaknya secara paksa. Mengapa Hyunae tidak menyadari sedikitpun dari aromanya, feromonnya? Biasanya manusia biasa maupun para blessed akan segera tenggelam dalam ekstasi setelah memasuki jarak berbahaya dengan Renjun, apalagi sampai bersentuhan kulit.

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang