[ aturan membaca :
mau menghargai cerita saya ]Pagi hari yang indah di pinggir kota, karena pagi ini tidak hujan—langka di bulan Desember begini. Untuk seseorang yang malas menaik-turunkan jemuran, hari ini adalah surga bagi Hyunae.
Bersenandung riang, mendengarkan musik yang mengalun di ponselnya. Mengeluarkan sereal dan sekotak susu dari dalam laci, Hyunae berniat memulai sarapan paginya.
Tangannya menyuap, tapi sebelahnya juga ikut memencet benda persegi di tangannya. Membuka portal berita.
Semester dua akan dimulai pada Januari, membuatnya mengerang mengingat segala tetek-bengek Back to School.
Oke, kelasnya yang sekarang tidak buruk, kok. Hanya saja—pelajarannya membosankan. Tidak suka, entah kenapa Hyunae tidak pernah tertarik untuk menjawab lembaran matematika yang disodorkan gurunya.
Apa ia salah masuk sekolah, ya?
Hyunae menggelengkan kepala, melantur apa sih dia. Semua sekolah kan, mengajarkan yang sama. Apalagi sekarang kurikulumnya sudah—
Ting-nong
—Sudah apa? Ia lupa ingin membatin apa. Monolognya dipegat oleh suara bel yang berbunyi lantang.
Siapa sih, datang pagi begini?
Hyunae menjalankan tungkainya menuju pintu utama.
Yang sayangnya, saat dibuka malah tidak ada siapa-siapa.
Hyunae berdecak, anak-anak tetangga itu pasti mulai bermain bel lagi. Tapi bukankah ini terlalu pagi untuk bermain usil begini? Ia mengernyit dengan heran.
Hingga ia melangkah keluar, tumitnya menginjak suatu kertas—dikira kertas, jadi ia biasa saja. Berkali-kali diinjak,
Ternyata amplop, oh no.
Mana kelihatannya resmi lagi. mati aku, jangan-jangan punya papa.
Hyunae dengan cepat mengambil anplop yang sekarang sudah ada jejak sandalnya—oh, estetika. Dan hey, amplop ini berhias perangko. Lumayan untuk dikoleksi.
Matanya menyipit, mulutnya mengeja.
"E-llu-gard .... Academy, blessing?"
Hyunae semakin bengong dengan bodohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blessed
FanficYes, Sir. We are certainly and certifically blessed. ☽ / / 00l's fantasy au, SEASON 1 COMPLETED : SEASON 2 ON GOING.