+19. kingdom fall

12.2K 2.7K 529
                                    

Hari ini minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini minggu. Hyunae mengucek matanya sedikit, memandang kasur sebelahnya yang kosong karena Heejin sepertinya telah menyamankan diri di Training Ground. Gadis Jeon itu sangat rajin, sangat. tidak seperti seseorang bermarga Na yang selalu berusaha membolos jika ada kesempatan. Atau seseorang bermarga Lee yang malah menikmati senja di ujung tebing Ellugard sambil menggubah sajak. Bukan teman Hyunae, sungguh.

Sebelum kembali menyamankan diri, bergelung dalam selimut sembari membayangkan sinar hangat mentari di pagi musim dingin, Hyunae harus dibangunkan oleh suara gesekan kertas pada ventilasi.

Pendar partikel-partikel kekuningan terlihat, membawakan sepucuk surat melayang dari sang anak Athena di seberang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pendar partikel-partikel kekuningan terlihat, membawakan sepucuk surat melayang dari sang anak Athena di seberang. Tulisannya besar kecil dan tintanya menghitam kelam, Hyunae terlihat ragu dalam menerimanya karena ia tahu suasana hatinya bisa saja memburuk setelah membaca surat tersebut.

Dan benar saja, terlihat tulisan dalam nada memerintah khas Kim Seungmin,

Bangun, tukang tidur. Daripada hanya melakukan suatu yang sia-sia, bantu aku menyortir buku. Kamu tahu kan kita baru kedatangan perkamen dari pusat? Dan kamu membiarkan aku sendirian di sini? Jahatnya.

Hyunae mendengus. Anak Athena lain bukan hanya dirinya saja. Kenapa Seungmin selalu menggantung harap padanya? Padahal ia bukan malaikat, bukan seorang pemurah. Hanya suka tidak enak hati saja.

Jemarinya mengusap pelan surat tadi. Lalu melipatnya menuju kotak-kotak kecil, menyimpannya dalam laci. Hyunae mengangkat kedua tangannya ke udara, berusaha mengais atensi kembali ke dunia nyata.

Sampai ada lagi surat yang datang, kali ini dari jendela. Si gadis menggerutu ricuh, kesal sekali. Tangannya meraih permukaan dingin jendela yang membeku, membukakan untuk lembar tadi masuk.

Isinya hampir sama,

Hei, jangan abai begitu. Balas suratku!

Tidak usah dijelaskan pengirimnya siapa. Yang pasti, di ujung pena di sebelah sana, ada seorang pemuda yang merajuk. Mungkin sambil menyerup chamomile tea karena seingat Hyunae si pemuda Kim sangat suka minuman tersebut.

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang