ternyata lumayan ada yang ngeship hyunae sama haechan ... aku terkejut ...
nEE ways u need 340 votes to unlock next chap alias kita bakal lama ketemu lagi🥰🥰🥰 (jk tagih aja kalo uda tercapai)
happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Koridor padat siswa itu dengan sekejap menenggelamkan Hyunae di antara kerumunan hiruk-pikuk banyak bicara. Semilir percakapan silih berganti itu menyapa indera pendengarannya, namun Hyunae memilih tuli. Ada sosok yang ia kenali, tengah membalik arah dengan tajam melewatinya.
Si gadis yang membawa buku di sebelah tangannya itu segera mengunci genggam pada lengan si adam, "Hei, Haechan!"
Dan dilihatnya wajah si putra Eros yang merah padam.
"Haechan...? Hei, kamu kenapa?" Dengan sigap Hyunae bawa sahabatnya itu ke lorong terdekat, sepi oleh kerumunan yang mulai berbondong menyambangi ruang makan untuk jam makan siang.
Pandang Hyunae tampak menuntut, tapi Haechan lebih memilih tutup mulut. Tidak biasa, kan? Mercusuar yang tak pernah berhenti bersinar benderang itu tak pernah padam, namun sekali ini saja, Hyunae bisa lihat Haechan yang menundukkan pandang, menikmati visualisasi sepatu botnya yang kotor sol bawahnya.
"Kamu habis darimana sih?" Pertanyaan Hyunae terus meluncur bagai air terjun, memeriksa keadaan sahabatnya itu. Haechan, diam? Alam semesta yang keberapa ini.
"Tutup mulutmu dulu, Hyunae. Aku sungguh tidak ingin diajak bicara sekarang."
Hanya itu yang meluncur dari bilah bibir Haechan, seraya si putra Eros itu berlalu, meninggalkan Hyunae yang terpaku di lorong bisu tersebut. Haechan tidak mengarah ke ruang makan, malah, betisnya mengarah ke luar gedung utama. Ia tampak melirik sedikit pada Hyunae, ada sarat rasa bersalah dan perasaan lain yang gagal ia tranmisi dengan benar.
Si putri Athena pun terdiam, memikirkan dan berperang dengan dirinya sendiri. Kejar jangan? Ia baru sekali menghadapi Haechan yang begitu emosi, tidak berani mengambil langkah yang salah-salah bisa menyakiti salah satu di antara mereka. Hyunae pun mengembus napas dalam, melirik arah Haechan datang tadi.
Haechan punya kelas Moral dan Etika hari ini ... bersama Jaemin.
Benar, Jaemin. Tidak sulit mengaitkan mereka berdua. Seolah menarik garis dari titik-titik yang disebar di bentangan peta, Hyunae sudah sadar akan masalahnya sekarang.
Beberapa hari yang lalu, Haechan berkunjung pada kamar asrama Hyunae yang bersahaja. Padahal, biasanya, bocah itu tidak suka datang ke asrama perempuan. Risih, katanya. Banyak yang melirik aku karena aku tampan, tambahnya lagi.
Bah.
Hyunae akan setuju saja supaya Haechan senang.
Haechan hari itu bertandang, langsung menjatuhkan diri di kasur milik Hyunae dan mengacak-acaknya seolah kesetanan.
