+60. beliefs of every beings

1.5K 392 35
                                    

happy new yearrrrrr everyonee, happy reading! <3

ohiya, cw // gore, blood, violence. proceed with caution.






"Dalangnya telah ditangkap!"

Jaemin tertegun. Mantra yang tengah ia rapal di atas permukaan peta yang dibuat dari kulit itu pecah. Ia berdecak, memastikan bahwa pendengarannya benar mendengar seruan arak-arakan yang baru pulang dari ekspedisi ke barat daya. Pasukan Augusten yang masih memakai pakaian bertarung mereka itu tampak ugal-ugalan, tapi dengan wajah yang cerah berseri.

Ia keluar dari ruang penelitiannya, yang disediakan sendiri oleh sang raja. Sejenak, si Pangeran Na dan si Putra Mahkota yang tampak baru sampai pula di aula tak sengaja berpandangan. Namun Jaemin cepat memutuskan kontak mata tersebut.

"Salam dan hormat saya pada matahari Amarett!" Sang ketua dari pasukan tersebut, komandan Taeyong tampak menyerahkan sebungkus kain hitam berdarah di tangannya. Ah, menjijikkan. Jaemin mengerutkan keningnya, pasti yang ada di dalam kain tersebut adalah kepala sang dalang pemberontakan.

"Pelakunya telah kami bawa ke hadapan Anda, Yang Mulia. Sayang, ia telah mati tepat ketika ia tertangkap. Penampilannya sudah tak layak disebut manusia, Yang Mulia. Ia telah terjerat perjanjian jiwa yang ia rapal untuk dirinya sendiri. Demi kenyamanan mata Yang Mulia Raja, hamba peringatkan untuk membukanya perlahan-lahan."

Oh. Sedikit banyak ia telah paham.

Mereka yang terjerat perjanjian jiwa akan melakukan sesuatu yang dapat disebut destruksi pada raga sendiri ketika dihadapkan di situasi di mana mereka melanggar isi perjanjian yang telah mereka sumpah dengan jiwa. Selama ini, Jaemin dan Jeno telah menginterogasi banyak tawanan, dengan harapan akan memberikan petunjuk pada dalang utama dan tujuan sebenarnya dari pemberontakan.

Selama proses interogasi itu pula Jaemin dan Jeno telah menyaksikan banyak aksi yang dapat membuat mental mereka terganggu, nafsu makan mereka hilang, dan merinding tak henti-hentinya tiap melihat wujud yang tak dapat lagi disebut sebagai manusia layak tersebut.

Pada level rendah, mereka hanya mencabuti gigi masing-masing bak kesetanan. Di level sedang, mereka terkadang menggaruk bola mata hingga keluar darah atau memuntahkan suatu cairan kehitaman yang dapat Jaemin simpulkan sebagai reaksi dari tabrakan dan ledakan mana yang mengikat mereka atas perjanjian jiwa.

Di level tinggi? Entah bagaimana rupa kepala yang ada dalam sehelai kain tetsebut.

"... Aku akan bertanya terlebih dulu pada komandan," ucap Jaemin memecah hening. Selama ini, ia telah memimpin pencarian dalang utama dengan menyusun dan menyambungkan petunjuk yang tertinggal baik di tubuh tawanan maupun yang tersisa di medan. Ia mudah melacak jejak mana berkat betapa familiernya ia dengan sihir.

BlessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang