Keano 9

56 7 3
                                    

Hari yang di tunggu kini tiba dimana Agatha sudah sadar membuat semua yang ada di ruangannya begitu heboh dan bahagia. Terutama Jovanka dan Abimanyu, mereka bahagia saat tau Agatha sudah sadar dan itu tidak menutupi kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya.

"A-ir." lirih Agatha.

Abimanyu langsung mengambil kan air dan memberikannya pada sang adik. "Ini airnya, ayo minum kakak bantu."

"Makasih kak, udah kenyang nanti akunya." ledek Agatha dengan senyuman tipis.

"Anak cantik mama bisa tersenyum juga iya."

"Engga jadi senyum, senyum di ledek dingin pun sama maunya apa sih kalian?"

Mereka yang mendengar Agatha merajut pun pada tertawa, ini lah yang mereka suka dari diri Agatha tidak pernah marah walau di ledek oleh orang terdekat. Tapi saat tamunya datang bisa berubah menjadi harimau yang ganas, ia bahkan tidak segan memaki orang sekali pun lawannya lebih tua dari dirinya.

"Udah ah jangan ledek Agatha, kalian engga kasian itu mukanya udah asem kaya jeruk yang sepet kalo di makan."

Agatha makin kesal, ia pikir sang mama akan membelanya ternyata malah ikut meledek bersama dengan sang kaka dan sahabatnya. "Intinya Agatha ngambek sama kalian, engga mau ngomong sama kalian titik."

"Yah jangan gitu dong, masa kamu engga mau ngomomg sama kaka atau mama? Dosa lho de." Abimanyu yang melihat adiknya membuang muka udah pasrah. Ini namanya adiknya benaran, ia pikir hanya candaan semata adiknya benar - benar membuatnya bingung.

"Hayo lho ka, Agathanya ngambek emang enak."

"Nesyah!!"

"Iya kakak, Nesyah tau kalau aku cantik dan baik hati."

Jovanka yang melihatnya hanya bisa memandang dengan hati berbahagia, bahagia melihat kebahagiaan sang anak dan sahabat anaknya. Ia akui jika Nesyah dan Agatha mirip ke adik kakak bukan sahabat karena kemana pun mereka pergi pasti selalu berdua. Nesyah itu buntutnya Agatha, kalau engga ada Agatha pasti Nesyah engga mau begitupun sebaliknya.

***

Saat ini kelas Keano sedang ada dosen bisa di katakan dosen ini membuat para mahasiswanya mengantuk akibat cara dosen menjelaskan bagaikan sedang mendongeng kelasnya.

Keano yang duduk di barisan belakang pun sibuk mendengarkan sang dosen, berbeda demgan sang sahabat yang sedang tidur. Ucapan sang dosen bagi Arifin itu sebagai pengantarnya tidur. Beruntungnya ia duduk di belakang Keano yang memiliki badan tinggi, sehingga Arifin yang tetidur pun tidak terlihat oleh sang dosen.

Hingga akhirnya mata kuliah dosen yang pendek itu pun berakhir Arifin pun masih tidur, maklum Arifin itu pelor. Nempel dikit molor, berbeda dengan Keano yang serius dalam belajar. Banyak yang berpikir bahwa Arifin dan Keano itu adalah saudara, karena hampir sama seperti Agatha dan Nesyah selalu kemana - mana berdua.

"Bangun."

"Bentar, 1 menit lagi iya Keano ganteng."

"Engga!!"

"Ck gua ngantuk tau lu sih ah,"

"Terserah."

Keano meninggalkan Arifin yang sedang berdecak dan menyumpahi dirinya. Ia tidak peduli, yang ia pedulikan saat ini adalah pulang tetapi sahabatnya malah memintannya menunggunya untuk tidur. Padahal Arifin bisa tidur di rumah daripada di kampus.

***

Di kediaman keluarga yang tenang ada seorang wanita paruh baya dengan umur 40 dan seorang anak wanita yang berumur 25 tahun. Mereka sedang duduk di meja makan sambil menunggu sang kepala rumah tangga yang belum datang.

"Ma, ko Papa belum turun sarapan? Emang papa engga mau sarapan?" tanya sang anak kepada sang ibu.

Wanita paruh baya yang di tanya oleh sang anak pun juga heran tidak biasanya suaminya telat turun untuk sarapan bersama dengan keluarganya. "Mungkin nanti sayang, kamu sarapan aja duluan. Mama mau liat papa kamu dulu iya."

Sang wanita paruh baya menaiki tangganya, dan mencari sang suaminya. Ia melihat ke arah kamar tidak ada sang suami, ia akan mencoba mencarinya di ruang kerjanya dan akhirnya menemukan sang suami yang sibuk dengan kumpulan kertas perusahaan.

"Pa, sarapan dulu yuk putri kamu udah nungguin kamu lho, engga biasanya kamu telat makanya ia menunggu kamu." sang wanita paruh baya pun mendekati sang suami, ia melihat sang suami yang begitu serius akan kertas yang di depannya.

"Nanti iya, aku harus mengecek kertas ini dulu semalam aku ketiduran kamu sama putri kita makan duluan iya. Bilang maaf aku tidak bisa makan bersama kalian."

"Engga masalah, nanti kalau udah kelar langsung ke bawa iya biar aku siapkan."

"Iya Ma! Makasih iya, maaf sekali lagi."

"No problem sayang."

Setelah wanita itu keluar dari ruangan sang suami. Sang suami pun melamun, ia memikirkan kondisi keluarga pertamanya ia sangat merindukan kedua anaknya dari istri pertamanya. Ia juga menyayangi anak sambungannya, tapi jika boleh ia ingin memeluk kedua anaknya yang berada di mantan istrinya.

Papa sangat merindukan kalian, apakah kalian akan memaafkan kesalahan papa ini? Atau kalian akan semakin membeci papa atas kesalahan yang papa buat. Gumam sang lelaki paruh baya.

Tanpa sadar sang istri masih berada di luar ruangan kerja sang suami, ia mendengar ucapan sang suami. Ia marah dan ia kesal karena sang suami masih memikirkan anak dari istri pertamanya. Ia tidak rela sang suami masih memikirkan sang anak dari istri pertamanya, ia hanya ingin sang suami perhatian kepada dirinya dan anaknya.

Tak akan ku biarkan kamu memikirkan mereka. Aku tidak rela harus berbagi lagi. Sudah cukup kamu bersamanya dulu, saat ini kamu hanya miliki ku dan anakku. Batin sang wanita paruh baya.

****

Hay update lagi jangan lupa share, komen dan vote. Aku berusaha update di tengah jam kerja walaupun keliatan santai tapi kerjaan tetap harus nomor satu. Jadi aku mencoba menyempatkan waktu sedikit demi para pembaca.

Instagram : aiviemarcelinaa

Bekasi, 11 September 2021

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang