Jordan memasuki ruangan apoteker yang di isi oleh beberapa petugas yang ada di dalamnya, ia melihat Jovanka yang sibuk merancik sebuah obat.
"Astaga, ucap salam dulu Jordan kamu buat aku kaget saja!" Jovanka langsung mengelus dada saat pundaknya di tepuk oleh Jordan.
Jordan tersenyum dengan menatap Jovanka dengan mata berbinar. "Syalom calon istri aku."
"Syalom juga Jordan."
Jovanka mukanya masih memerah bahkan hingga ke telingganya, ia malu saat Jordan mengatakan 'Calon Istri'. Ia benar-benar di buat malu oleh sahabatnya.
"Muka kamu kenapa merah?" tanya Jordan.
"Ah engga, kamu salah liat aja kali."
Jordan mengikuti langkah Jovanka, ia yakin pasti perempuan itu salah tingkah akan ucapannya barusan kepadanya.
"Ah iya gimana kabar anak-anak apa mereka semua sehat-sehat?"
"Mereka sehat, tpi tidak dengan Abimanyu ia sibuk sekali dengan cafenya. Bahkan sampai lupa untuk makan saja."
"Aku rasa itu wajar sih jika Abimanyu sibuk akan cafenya, bukannya itu bagus untuknya?"
"Bagus, tapi aku khawatir jika dia sakit kau tau lah Abimanyu saat sakit gimana."
"Iya aku tau, tidak mau lepas dari kamu atau pun Agatha."
"Begitulah, berasa aku punya anak bayi jika dia sakit."
Keduanya tertawa lepas, bahkan semua karyawan banyak yang berpikir jika mereka itu lebih dari sebuah kata sahabat. Tidak mungkin tidak ada rasa di antara salah satu, pasti ada mana mungkin wanita dan lelaki bersahabatan lama pasti ada yang memendam perasaan satu sama lain.
***
Jovanka masuk ke dalam rumahnya dan berjalan sambil mengedarkan pandangannya, sepi adalah hal yang terbiasa untuk dirinya. Jovanka yakin jika putra lelakinya tidak akan pulang malam hari ini, dan putrinya pasti sedamg di kamar tanpa ada niatan keluar jika tidak ada yang menurutnya penting.
Ia memasuki kamarnya, ia melihat ke arah beberaop bingkai yang ia tutup dengan kain putih panjang. Ia melihat dan tersenyum kala mengingat siapa yang ada di balik bingkai ia tutup.
Andai bisa waktu bisa di putar ingin rasanya aku menghabiskan waktu bersama kamu, bersama anak-anak kita. Tapi aku tau waktu tidak akan mungkin bisa diputar kembali, kini semua hanya sebuah kenangan. Jovanka membantin.
Tanpa ia sadari ada seseorang yang sedang memperhatikannya, mulai dari cara ia menatap hingga mengelus bingkai itu seseorang itu melihatnya bahkan tidak ia lewatkan sedikit pun.
Puk
Sebuah gulungan kertas itu jatuh tepat dihadapan kaki Jovanka. Ia bahkan mematung saat ada gumpalan kertas di hadapan kakinya.
Gumpalan kertas? Darimana gumpalan kertas ini? Bahkan aku tidak ingin akan ada sebuah gulungan ini? Batin Jovanka.
Hai Jovanka apa kabar kamu? Apakah kamu masih mengharapkan lelaki itu kembali kepadamu? Aku melihat semua dari cara kamu menatapnya, bahkan mata tulus kamu itu mengisyaratkan bahwa kamu masih mencintainya. Tapi kamu kalah oleh ego kamu sendiri bukan begitu?
Sudah jangan berlama-lama aku ingin mengajak kamu bermain sebuah teka-teki bagaimana? Apa kamu mau ikut bermain dengan aku?
Teka-tekinya adalah aku berada di masalalu dan aku berada di masa sekarang?
Ayo kamu tebak, aku yakin kamu bisa menebak teka-teki ini.
Mr.X
Jovanka melihat sekitarnya bahkan tidak ada orang, ia bingung akan sebuah gulungan kertas dan orang itu bisa tau apa yang dilakukan Jovanka tadi. Ia masih bertanya-tanya siapa Mr X yang misterius.
***
Hai aku update yuk jangan lupa share, vote dan komen maaf agak lama up nya sibuk kerja terus otak masih belum bisa mikir alur jadi baru sempat up
Instagram : aiviemarcelinaa
Bekasi, 13 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
Teen FictionSemua orang memiliki masalalu yang berbeda - beda ada yang memiliki kenangan yang bahagia dan ada yang memiliki kenangan yang sangat membuat seseorang trauma ketika ingat masalalu itu. Tidak semua bisa melupakan atau berdamai dengan para masalalunya...