Keano 27

26 3 0
                                    

Pada pagi hari, Keano keluar dari kamarnya dan bertemu dengan Stella sang mama. Semalam ia pulang sehabis mengantar Agatha ia langsung tidur, bahkan tidak sempat bicara dengan sang ibu.

"Gimana semalam sama Agatha?" tanya Stella sembari menata meja makan.

Keano yang duduk di meja makan pun menjawab. "Yah begitu, dia baru sadar kalau itu aku. Aku ngerasa bersalah juga sama Agatha, disaat Agatha butuh aku. Aku malah pergi."

Stella paham apa yang di maksud oleh sang anak, ia juga tidak bisa melawan takdir jika memang Keano dan Agatha harus di pisahkan sementara oleh takdir. Tapi takdir juga yang mempertemukan keduanya, ia merasa bahagia dan terharu.

"Agatha ada Alters, aku sudah bertemunya maksudnya aku sudah mendengar soal Alters Agatha yang di sebut dewi kematian. Apakah mama tau soal ini?"

Bahu Stella terangkat. "Entalah, mama juga tidak tau. Tapi mama yakin kamu bisa buat Agatha kembali normal."

Keano tidak mengangguk pun tidak menggeleng. Sudah lama Stella baru mendengar kabar anak dari sahabatnya, mungkin Keano juga ingat bahwa orang tuanya juga berpisah lama dengan kedua orang tua Agatha.

"Yaudah, aku berangkat." pamit Keano sembari mencium pipi sang mama.

Galen yang melihat dari atas pun merasa bahagia, diam-diam putra semata wayangnya mulai terbuka soal wanita. Ia berharap kelak keduanya menjadi pasangan saling menjaga dan saling memahami.

***

Agatha sedang merapikan bukunya yang akan ia bawa ke kampus, Abimanyu saat ini sedang menunggunya untuk berangkat bersama sesuai dengan perintah Abimanyu, Agatha menyetujui untuk berangkat bersama.

"De, cepatan nanti kamu kesiangan lho!" desak Abimanyu.

Agatha berhenti memasukan buku-bukunya kedalam tas saat melihat Abimanyu yang sedang duduk di kasurnya, ia melihat Abimanyu seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam.

"Kenapa, ka? Kan masih lama masuknya."

"Tau, tapi kakak engga mau kamu di cap jadi mahasiswa yang jelek. Masa adenya alumni yang membanggakan kampus di cap jelek."

Agatha memutar bola matanya dengan malas, ia pikir kakaknya kenapa yang tidak bisa diam ternyata hanya hal sepele tapi Abimanyu malah membesarkan. Bahkan Agatha sendiri tidak peduli dengan itu, pikirannya hanya satu datang ke kampus belajar, selesai pulang diam di rumah sudah.

"Ayo berangkat udah selesai kan?" tanpa menunggu jawaban dari Agatha, Abimanyu langsung menarik tangan sang adik tidak peduli jika nanti ia di amuk oleh kesayangannya, tapi ia tidak suka mengabaikan waktu. Baginya waktu adalah uang.

Agatha memilih mengikuti saja Abimanyu, ia tidak ingin bertengkar dengan sang kakak di pagi hari, bisa-bisa suasana hatinya berubah dan memunculkan para Altersnya yang lain.

***

"AGATHA, BANGUN!!" teriakan memekakkan telinga belum membuat Agatha tersadar sepenuhnya. Agatha masih ingin tidur dan mengabaikan apa pun yang mencoba menganggu mimpi indah Agatha. Tidak peduli itu Nesyah atau pun para dosen ia akan tetap melanjutkan tidur indahnya.

BRUKKK

Suara tepisan keraa ditambah badan Agatha yang kesakitan membuat mata cantik Agatha spontan terbuka.  Agatha menatap tajam sang pelaku,memegang tulang rusuk dan kepala yang sakit. Saat mendapati sang pelaku yang menatapnya tajam pun, sosok lain dari Agatha sudah siap untuk keluar.

"Berhenti bertingkah seperti orang gila! Siapa kau mengganggu tidur siangku? Kau mencari mati hah?" Agatha menatap tajam dosen wanita yang mengganggunya tidur. Bahkan Nesyah yang berada di samping sudah paham akan Agatha yang tidak suka di usik.

Dosen wanita yang di tatapa tajam oleh mata elang Agatha pun mulai cemas, suasana kelas mendadak menjadi dingin dan begitu tegang. "Bangun, cuci muka. Saya tidak suka jika ada mahasiswa yang tidur di kelas saya!!"

Nesyah yang duduk di samping kanan Agatha sudah mulai cemas, ia tau siapa yang berani mengeluarkan aura yang tidak enak ini. Tamatlah dosen cantik itu, ini bukan Agatha tapi ini Lia Ker sih dewi kematian. Kenapa juga dosen cantik itu mengganggu ketenangan Lia yang sedang tidur. Gumam Nesyah lirih.

"Siapa kau berani mengganggu ketenangan ku? Jawab!!" bentak Lia Ker dengan emosi yang sudah siap di keluarkan.

Dosen itu masih ketakutan akibat tatapan mata Agatha yang berubah, ia merasa berada dalam dewi kematian yang siap akan menjemputnya untuk pulang. "Sa-ya do-sen kamu."

"Saya tidak peduli kau adalah dosen Agatha atau bukan, tapi kau sudah mengganggu ketenangan dewi kematian. Resiko akan kau tanggung nanti." ucap Lia meninggalkan kelas.

Nesyah yang melihat Lia keluar pun ikut keluar, ia tidak tau apa yang akan terjadi jika Lia tidak dalam pengawasannya bisa-bisa satu kampus ia habikan akibat emosi yang belum ia keluarkan.

****

Keano yang melihat Agatha keluar dari kelasnya pun mengikuti langkah kakinya hingga membawanya ke tempat yang sepi. Ia melihat Agatha yang sedang menikmati udaranya mencoba mendekatinya.

"Tha, kenapa keluar?" Keano bertanya sambil memang pundak Agatha.

"Gua bukan Agatha! Gua Lia Ker, lu siapa?" Lia terkejut saat pundaknya di pegang oleh lelaki asing, tapi ia dibuat tambah bingung dengan lelaki itu mengenal Agatha.

"Gua sahabatnya, ada apa? Kenapa lu keluar?"

"Sahabat? Bukannya Agatha punya sahabat namanya Nesyah? Lu sahabatnya yang mana?"

"Gua teman masa kecilnya, orang tua kita saling kenal. Nama lu cantik, tapi lebih cantik jika lu ramah bukan buat orang di sekeliling Agatha takut."

Lia di buat bungkam atas ucapan Keano, ia juga merasakan itu semua seakan takut akan Agatha semenjak dirinya bangun semakin banyak yang mengincar nyawanya terlebih wanita ular itu.

"Gua paham lu keluar karena mau lindungi Agatha, tapi gua yakin sekejamnya lu pasti punya hati nurani. Jadi coba tenangkan emosi lu."

"Gua ada karena gumpalan emosi, marah dan kecewanya Agatha. Kami ada karena kami merasakan apa yang Agatha rasakan, gua sengaja ambil alih biar kami juga harus merasakannya."

"Baik, gimana caranya bikin emosi lu surut?"

"Darah."

Keano yang mendengar itu lantas mencari benda tajam, ia bahkan rela untuk mengasi darahnya demi Alters Agatha ini redah. Akhirnya Keano melihat sebuah pisau yabg tidak jauh dari tempat mereka duduk. Ia mengambilnya dan mengarahkannya ke tangan Agatha untuk memegang piso itu.

Sretttt

Akhirnya darah keluar dari pergelangan tangan Keano yang mengalir banyak, Lia yang melihat itu pun bahagia akhirnya ia bisa melihat sesuatu yang membuatnya bahagia.

"Gua engga takut jika di suruh kasih darah gua buat lu atau alters yang lain, karena gua sayang Agatha maka gua juga harus sayang kalian." ucap Keano dengan tulus.

"Gua kasoh izin lu biat dekat sama Agatha ataupun salah satu kami. Gua udah percaya akan lu, gua harap lu ngga bikin Agatha kecewa dengan ucapan lu."

"Gua engga mau janji, gua hanya ingin membuktikan setiap ucapan gua ke kalian."

Nesyah yang ada di belakang melihat ke arah Keano danLia pun bahagia, akhirnya Lia bisa menerima seseorang untuk Agatha bahkan emosinya sudah redah hanya karena sebuah cairan pekat. Gua harap Keano bisa membuat Agatha ataupun yang lain bahagia. Lu bisa bahagia Agatha, lu wanita kuat dan tangguh yang gua kenal. Gumam Nesyah dengan air mata yang keluar.

***

Hai maaf lama engga up ceritanya, yang pertama saya sakit,  yang kedua saya sibuk kerja dan saya baru bisa up sekarang bisa dikatakan selama 1 minggu maren saya kecapean kerja tapi saya kekeh masuk kerja.

Maaf atas keterlambatan up cerita Keano semoga kalian masih menunggu kisah Keano, kalau engga juga engga masalah. Jangan lupa jaga kesehatannya iya teman-teman Keano.

Jangan lupa share, vote dan komen ceritanya makasih semuanya.

Instagram : aiviemarcelinaa

Bekasi, 01 November 2021

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang