Agatha yang berada di dalam kamar pun sibuk akan mbaca novel, ia bahkan tidak sadar kapan ia kembali dari kampus yang dirinya tau. Bahwa dirinya sudah pulang dan sudah berada di kamar.
Disudut kamar Agatha, ia melihat bayangan anak kecil yang sibuk memperhatikan dirinya sejak ia bangun dari tidurnya, tapi anehnya anak kecil itu tidak menapak pada lantai ubin. Ia melihat wajah pucah muka anak kecil perempuan itu, ada darah di tangan kiri anak kecil itu yang terus mengalir dari pergelangan tangannya.
"Siapa disitu?" tanya Agatha kepada bayangan anak kecil itu.
Sang anak kecil itu tidak menjawab melainkan menjatuhkan benda yang berada di dekatnya. Bahkannya malah Agatha membiarkan anak kecil itu menjatuhkannya lagi. Sepertinya anak kecil itu pemalu.
"Jangan malu, siapa kamu?"
"..."
"Oke, nama aku Agatha tapi kau siapa namanya?"
Anak kecil itu mulai mendekatinya dengan terbang, dengan wajah yang pucat dan badannya yang dingin. "Lauren."
"Kau hantu?"
Hantu anak kecil bernama Lauren itu pun mengangguk, "Aku orang Belanda, apakah kamu orang pribumi?"
"Iya, kenapa kamu bisa seperti ini?"
"Aku mengakhiri hidupku, dengan bunuh diri."
"Mau kah menjadi sahabatku?"
"Sahabat? Kamu tidak takut kepadaku?"
"Tidak, untuk apa takut kecuali kau jahat baru aku takut."
"Baiklah, aku akan menjadi teman kamu dan menjaga kamu dari para arwah yang mencoba mendekatimu tapi takut."
"Apakah aku menarik kalian untuk dekat denganku?"
"Iya, aura kamu membuat kami seperti terpanggil."
Agatha paham sampai sini, kenapa ia bisa merasakan atau bisa melihat mereka yang tidak ada karena Lia pribadi gandanya yang suka darah. Makanya semua arwah mencoba mendekat, tetapi mereka takut karena di jaga oleh Lauren dan ada yang menjaganya dari jauh.
***
Sore-sore Keano datang ke rumah Agatha, untuk mengecek kondisi Agatha yang habis di ambil alih tubuhnya oleh pribadi gandanya yang kejam. Keano tidak bisa tenang, ia terus saja kepikiran oleh Agatha.
Tok Tok Tok
Keano terus mengetuk pintu rumah Agatha, ia bahkan tidak peduli dengan suara ketukan yang ia buat mengganggu yang punya rumah, ia hanya ingin segera bertemu dengan wanita yang ia sayangi dan ia khawatirkan.
Ceklek
Pintu rumah Agatha terbuka dengan Agatha yang masih memakai pakaian rumah dengan kaos yang putih dengan celana pendek yang selutut. "Kenapa?"
Lauren yang di belakang Agatha pun mengamati lelaki itu dengan bingung, ia baru melihat lelaki itu di rumah Agatha. Yang ia lihatnya satu lelaki tapi bukan lelaki ini.
"Gimana keadaannya? Udah mendingan?" Keano bertanya hingga tidak memberi jeda kepada Agatha untuk menjawab deretan pertanyaan Keano.
"Udah, lu udah ketemu Lia?"
"Udah, tapi dia sedikit galak, dan yah sedikit jutek."
"Gua mau bahas soal jawaban yang lu tunggu."
Mendadak atmosfer di sekeliling Keano dan Agatha menjadi tegang akibat ucapan Agatha yang mendadak. Hingga mata Keano melotot. Ia sebenarnya tidak mengharapkan Agatha akan menjawab secepat ini. Ia tidak ingin membuat Agatha teringat lukanya, ia memahami perasaan Agatha bahkan ia tidak kecewa jika Agatha menolaknya.
"Iya gua mau jawab soal lu bahas perasaan lu ke gua, apa gua salah?"
"Engga ada yang salah di sini, gua yang salah terlalu terburu-buru mengungkapkan perasaan gua ke lu sampai gua engga sadar jika masih ada luka yang belum sembuh di hati lu akibat keluarga lu sendiri."
Agatha yang mendengar ucapan Keano pun membetulkan apa yang pemuda lelaki itu katakan memang benar, tapi ia juga merasa bersalah karena sudah membuat Keano menjadi menunggu jawaban yang seharusnya ia jawab saat itu.
"Gua ngerasa bersalah sama lu, akibat gua bikin lu nunggu untuk tau jawaban gua yang seperti apa. Awalnya gua ragu akan pernyataan yang telah lu buat, tapi gua lagi-lagi dibuat dilema. Dilema karena gua harus berbuat apa, apa gua harus menjawab atau engga."
"Gua paham, sangat paham jika itu membuat lu teringat luka gua minta maaf. Maaf atas pernyataan yang gua buat ke lu, tapi jujur kalo lu ngerasa itu sebuah beban jangan!!"
"Jawaban gua, gua bakal terima lu. Bakal coba buka hati gua buat lu, gua akan mencobanya. Walau mungkin sifat asli gua kembali, mungkin lu harus menerima jika bukan hanya ada gua tapi masih ada alters gua yang lain."
"Itu engga masalah bagi gua, karena gua mencintai lu tulus tanpa melihat kekurangan lu. Bagi gua kekurangan lu itu kelebihan gua, kekurangan gua itu kelebihan lu. Kita akan saling melengkapi."
Lauren yang terus menyaksikan kedua orang itu pun akhirnya paham apa yang mereka bicarkan, walau dirinya hanya sebuah arwah tapi setidaknya ia bahagia melihat Agatha bahagia bisa menemukan kebahagiaannya.
****
Akhirnya bisa update lagi yuk jangan lupa vote, share dan komen. Maaf jika minggu kemarin engga bisa up maaf sekali lagi maaf, semoga kalian suka dengan karya ku. Makasih.
Instagram : aiviemarcelinaa
Bekasi, 02 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
Teen FictionSemua orang memiliki masalalu yang berbeda - beda ada yang memiliki kenangan yang bahagia dan ada yang memiliki kenangan yang sangat membuat seseorang trauma ketika ingat masalalu itu. Tidak semua bisa melupakan atau berdamai dengan para masalalunya...