Keano 19

32 6 3
                                    

Suara ketukan jari menggema di ruangan kosong yang hanya ada diri ya dan sebuah komputer yang nyala dengan tampilan deretan huruf dan angka yang muncul. Abian yanh terus mengerjakan pekerjaan kantornya dan sebuah tugas tambahan dari sang putra membuatnya harus melakukan semua lebih keras.

Abian melirik jam yang berada di meja kerjanya, sudah pukul 10 malam itu artinya dirinya sudah 20 jam di kantor hanya untuk mengurus berkas kantor dan tugas membantu Alfarel.

Abian sampai lupa pulang jika tidak melihat jam, sudah dipastikan duda beranak satu itu akan tidur di kantor tanpa pulang ke rumahnya. Abian menatap bingkai foto yang berisi wanita memakai kemeja biru dengan senyuman kecil yang ada di wajah cantiknya.

Kamu engga rindu sama aku? Aku rindu sama kamu, kenapa kamu meninggalkan aku dengan Al disini? Dan kenapa sebelum pergi malah tidak pamit dengan Al, aku membayangkan saja membuat dada aku sesak. Batin Abian sambil mengusap bingkai foto itu.

Alfarel yang berada di ujung pintu pun melihat sang Daddy yang terlihat sangat lelah, ia akui sosok Abian memang ayah yang baik dan ayah yang paling terbaik. Disaat semua sibuk mencari pasangan baru, Abian malah sibuk dengan kantor dan sang anak tanpa memikirkan pasangan selanjutnya.

"Daddy tumben masih di kantor? Al pikir Daddy engga ada di kantor." ucap Alfaren saat melihat Abian yang sedang menutup laptop.

Abian memijat pangkal hidungnya guna melepaskan rasa lelah yang ada di tubuhnya. "Daddy memang belum pulang, ada apa kamu kesini?"

"Aku cuma memastikan apakah Daddy ada di kantor atau tidak soalnya Daddy belum ada di rumah jadi aku khawatir makanya aku ke kantor."

"Apakah kamu hanya alasan?"

"Alasan apa Daddy aku tidak mengerti?"

"Kamu tidak nyaman di rumah sendiri karena mengingatkan kamu akan terakhir kamu bersama Mommy benar bukan?"

"Yah itu salah satunya, tapi aku tidak bisa bohong soal itu Daddy pasti akan tau."

"Maafkan Daddy, Daddy tidak bisa menolong Mommy. Daddy gagal menjaga kamu dan Mommy, maafkan Daddy sayang."

"Daddy engga salah, semua udah menjadi jalannya. Aku bangga melihat Mommy mau berkorban demi orang lain maka kelak aku akan seperti Mommy."

Kyara lihatlah anakmu, anakmu mirip sekali dengan kamu bahkan pendiriannya seperti dirimu. Mau mengorbankan segalanya tanpa memikirkan dirimu saat itu. Batin Abian.

***

"Agatha lu jadi cewe jangan sok dingin dong, belagu banget keluarga udah di rusak sama pacar kakak lu. Lu malah bergaya sok dingin!!" teriak gadis tersebut.

Agatha menatap lawannya, ia melihat lawannya yang ternyata adalah satu angkatan dengannya hanya berbeda jurusan saja. Gadis yang berteriak di depan Agatha mundur dikit demi dikit, menutup kelopak matanya dan berubah menjadi bola mata yang sangat tajam.

Semua yang menonton merasakan hawa yang berbeda dari Agatha, bahkan ada yang tidak kuat hingga pingsan akibat aura yang Agatha keluarkan. Sedangkan Nesyah sang sahabat sudah merasa berbeda, ia merasakan Agatha akan berpindah kepada jiwa yang lain.

"Dingin kenapa?" tanya Agatha. "Ada masalah dengan keluarga gua hingga lu sibuk cari kesalahan keluarga gua?"

"Iya keluarga lu salah banget dan lu juga salah."

"Salah dimana?"

"Salahnya lu sok dingin, sok datar semua seolah takut akan lu padahal lu hanya wanita biasa."

"Biasa?"

"Iya, lu hanya wanita biasa."

Bugh

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang