Seorang wanita sedang menyimak para ketiga orang berbincang tanpa mereka sadari ada seseorang yang dari awal mereka bercinta wanita itu terus menyimak tanpa mengubah posisi wanita itu berdiri.
"Lho, ko Agatha di luar aja kenapa engga masuk?" tanya seseorang yang saat ingin memasuki kelas Keano.
Lia yang mendengar itu pun menoleh ke arah seseorang itu. "Engga."
"Oh yaudah, aku duluan iya nanti aku sampaikan ke Keano kalau kamu ke sini."
"Jangan."
"Kenapa jangan? Bukannya kalian jadian?"
"Engga usah."
"Oke deh."
Seseorang itu melihat Agatha yang mulai mulai menghilang dengan pandangan yang aneh, baru kali ini ia berbicara dengan Agatha wanita yang sering di bicarakan oleh anak kampus dengan seorang wanita irit dan jutek terlebih Agatha sangat dingin.
Ia melihat Keano bersama dengan Arifin ditambah ada satu wanita yang menurutnya sangat tak asing.
"Keano tadi ada Agatha di depan tapi gua suruh masuk engga mau." adu seseorang itu pada Keano.
Mereka bertiga saling melirik satu sama lain, bahkan Keano berharap Lia tidak mendengar percakapan mereka. Jika Lia mendengar pasti akan bisa di katakan ada perang antara Lia dan Leanna.
"Eh makasih iya, Put."
"Iya sama-sama, santai aja kali."
Arifin melihat wanita itu dengan senyum ia senang karena sifat Putri yang menurutnya sangat akrab dengan seseorang hingga membuat semua menyukai sifatnya.
***
Lia berjalan dengan hati yang sedang bahagia ia memiliki sebuah rencana untuk menjebak Leanna masuk ke dalam kandangnya, ia akan menyukai wajah ketakutan Leanna yang memohon ampun kepadanya.
"Tadi kenapa ngga masuk ke kelas Keano aja, Li?" ucap Nesyah di belakang Lia.
Lia yang mendengar suara Nesyah pun menoleh ia menatap Nesyah dengan mata tajamnya, seolah Nesyah membuatnya terkejut. "Malas."
"Astaga engga usah tatap gua begitu napa, gua takut banget." celetuk Nesyah dengan mengurangi rasa takutnya.
"Lebay."
Nesyah tercengang mendengar kata Lebay dari mulut Lia, baru kali ini ia mendengar kata itu keluar dari mulut Agatha. Lia yang ia kenal ada wanita yang kejam, bahkan sampai kejamnya ia tidak tau bahas-bahas gaul jaman sekarang.
"Baru kali ini gua denger lu ngomong alay, wah kayanya harus pada tau nih."
"Silahkan, habis itu lu gua mutilasi mau?"
Nesyah menggeleng, ia tidak ingin menjadi korban kejahatan seorang Lia. Lia saat menyiksa mangsanya bahkan tidak memandang lawan jenis, baginya semua orang itu sampah terkecuali orang terdekat Agatha.
"Maaf, engga jadi gua takut, gua masih mau hidup. Mau rasain namanya nikah punya anak yang lucu-lucu."
"Hm."
***
Leanna bahagia ketika mengingat wajah Jovanka beserta anak-anaknya yang melihatnya dengan tatapan permusuhana. Bahkan ia bisa melihat muka datarnya Agatha, putri Jovanka itu sangat berbeda dari biasanya, tapi ia tetap menyukainya baginya kebisuan Agatha saat itu menunjukan sebagai lampu hijau.
Semakin lama makin semakin seru, ia akan terus membuat Agatha hancur sedikit demi sedikit. Ia ingin melihat titik terpuruknya Agatha, sama seperti saat ia merebut ayahnya dari Agatha masih kecil.
Saat Arjuna bersamanya di ruang kerja, dan Agatha melihat dan berlari memasuki sebuah taksi yang ternyata taksi itu adalah suruhan Leanna.
Leanna ingin Agatha lupa ingatan bahkan ingin anak kecil itu mati, saking ia tidak menyukai anak kecil itu.
Kita lihat saja siapa yang menjadi pemenang di masalah kali ini, akan aku buktikan bahwa aku akan menang melawan kamu anak kecil sialan. Batin Leanna.
Tanpa Leanna sadari sedari tadi dirinya sedang di awasi oleh seseorang, seseorang yang mengawasinya tersenyum dengan senyum devilnya
***
Seorang wanita dengan pencahayaan yang minim sedang memandang foto yang berjejeran di depannya dengan latar belakang papan yang menjadi tempelan para foto-foto target itu.
Wanita itu berdiri mendekati foto salah satu dari targetnya, ia menyilangkan foto targetnya dan memberikan sebuah carian merah yang kental.
Aku akan menunggu permainan kamu, dan jika kamu sudah memulai aku akan memulai juga. Kita akan tunjukan kealihan kita, kamu berpikir jika kamu akan menang bukan? Bitch? Ah aku rasa kamu engga akan bisa menang. Batin wanita itu dengan tersenyum licik.
***
Keano pulang dengan keadaan rumah yang sangat sepi, ia berpikir jika sang mama ikut dengan sang papa yang pergi kerja sehingga membuat rumah menjadi sepi.
"Keano, kapan kamu pulang." seorang wanita keluar dari arah dapur dengan celmek di tubuhnya.
Keano berbalik badan dan menemukan sang sama dengan piring yang ada di tangannya. "Mama?"
"Iya ini mama, kamu pikir ini hantu atau bayangan mama apa, kamu ini kenapa sih?"
"Ah tidak, aku hanya kepikiran Agatha , Ma!"
"Ada masalah apalagi?"
"Lisa semalam ke rumah Agatha tapi sama mama Agatha di usir, tadi pagi Lisa ke sini sebelum aku jalan ke kampus. Tujuannya hanya ingin minta maaf, tapi Keano engga suka lihat Lisa."
"Terus kamu mikirin Agatha kenapa?"
"Agatha menghilang, Alters nya bilang ke Keano di kampus."
Stella kini paham permasalahan anaknya, ia mengakui juga khawatir akan kondisi Agatha tapi ia melihat anaknya yang gusar ia juga tidak boleh gusar.
"Percayakan semua akan baik-baik aja."
"Makasih ma, makasih udah mau setia menjadi pendengar dan menenang Keano dalam kegelisahan Keano."
Stella memeluk anaknya sambil mengusap punggung anaknya. "Iya inilah tugas mama. Mama bisa menjadi seorang ibu, tapi mama juga bisa menjadi teman curhat kamu."
"Keano sayang mama." Keano membalas pelukan sang mama dengan kasih sayang.
Mama harap semua akan membaik, semoga kamu sama Agatha bisa bahagia kelak.
***
Hai aku update mumpung aku lagi sempat jadi aku menyempatkan untuk update Keano. Maaf jika ada salah ketikan atau salah kata dalam penulisan makasih.
Jangan lupa share, vote dan komen. Makasih udah setia menunggu updatean aku, makasih banget loveyou guys.
Instagram : aiviemarcelinaa
Telegram : aiviemarcelinaaBekasi, 19 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
Teen FictionSemua orang memiliki masalalu yang berbeda - beda ada yang memiliki kenangan yang bahagia dan ada yang memiliki kenangan yang sangat membuat seseorang trauma ketika ingat masalalu itu. Tidak semua bisa melupakan atau berdamai dengan para masalalunya...