Keano 11

45 8 5
                                    

Cuaca hari ini sangat cerah langit sangat begitu terang bahkan hingga membuat wanita yang baru keluar dari rumahnya pun menyilangkan tangannya di depan mukanya akibat paparan cahaya matahari.

"Agatha!" teriak Nesyah kencang.

Lengkungan kecil di sudut bibir Agatha garis bawah hanya kecil bahkan Nesyah pun yang berjalan ke arahnya tidak melihat senyuman yang terbit di bibir Agatha. Hatinya sangat hangat saat tau kala sahabatnya udah menunggu kedatangannya.

"Kenapa?" Agatha bertanya saat ia sudah menaruh tasnya di bangkunya.

"Kangen, gua mau ke rumah engga jadi mulu. Gua mau ke sana tapi takut ganggu lu, jadi gua milih nunggu lu masuk aja."

"Ke rumah aja,"

"Tadinya mau ke sana pas liat lu masuk yaudah engga jadi. Tapi gua juga senang pas tau lu masuk, gua jadi kaga kesepian."

"Jujur atau bohong?"

"Jujur, ngapain Nesyah yang cantik bohong."

Agatha mengangguk saja, ia sudah hapal dengan tabitan sahabatnya jika seperti ini. Ini artinya Nesyah sedang mewanti-wanti takut Agatha akan ngamuk kepadanya, tetapi Agatha tetap Agatha yang tidak peduli akan ocehan sang sahabat.

***

Keano dan Arifin sibuk akan ponsel masing-masing mereka bahkan tidak peduli akan sekeliling yang dimana sangat bising, asal tidak ada yang menganggung waktunya mereka. Mereka akan tenang dan damai, jika ketenangan mereka di ganggu maka mereka akan berubah jadi sosok iblis yang menyeramkan.

Seorang wanita dengan pakaian ketat menghampiri mereka dan duduk di samping Keano dengan tenang pada atmosfer di dekatnya sudah berubah menjadi suasana yang mencengkam. Semua yang melihat dan merasakan itu hanya berharap yang mengganggu seorang Ardistide Keano pindah.

Banyak bisik-bisik di kantin yang berucap semoga mereka tidak menjadi lampiasan sang iblis, jika mereka ikut terseret maka mereka akan membalas kepada sang pengganggu.

"Sayang, kamu ko sibuk terus sama ponsel kamu? Aku kan kangen sama kamu. Kamu sibum terus bahkan kamu selalu hindari aku, kenapa sih sayang?" sang wanita berbaju seksi itu terus bergelayut di lengan Keano padahal Keano tidak menjawab pertanyaan sang perempuan yang di sampingnya.

Arifi yang geram dan tidak suka pada wanita itu pun melihatnya, "Eh ulat keket lu engga ada apa sehari engga ganggu Keano? Lu itu cewe bukan cowo, cewe itu posisinya dikejar bukan mengejar bego!"

"Lu ngatain gua bego ha?" wanita itu melirik Arifin dengan sengit, ia marah akibat Arifin mengatai dirinya bego. Ia bisa melakukan apapun demi lelaki yang ia cintai, ia tidak peduli jika harus mengejar asal lelaki itu meliriknya dan mengetahuinya ia bahagia.

Semua yang di kantin langsung mengeluarkan ponselnya untuk merekam pertengkaran Arifin dengan perempuan seksi itu, bagi mereka itu adalah hal yang menarik dimana seorang Arifin Putra yang terkenal akan mulut yang pedas. Arifin yang tidak peduli akan ucapannya, ia akan berucap sesuai yang ia inginkan, jadi bagi yang ada di dekatnya harus kudu sabar akan seorang Arifin sih mulut pedas.

"Lu emang udah engga punya harga diri, jadi wajar aja lu sampai ngemis cinta sama Keano. Padahal Keano tuh ogah banget sama lu, tapi lunya emang engga punya otak jadi maklum aja deh mau dikata dari A-Z tetap kaga dengar."

Keano tersenyum licik, ia walaupun diam tapi kupingnya sangat tajam. Ia tidak pernah meragukan omongan Arifin yang memiliki mulut yang sangat tajam seperti pisau yang baru. Daripada dirinya masih disini lebih baik ia pergi, ia sudah lelah dengan perdebatan wanita itu dengan sahabatnya.

"Arifin pergi." titah Keank tanpa melirik sang wanita.

Arifin langsung mendengarkan perintah sahabatnya, ia juga malas mendengarkan ocehan wanita yang membuatnya harus menaikkan emosinya. Sedangkan sang wanita sangat sibuk meneriakkan nama Keano, tapi pemuda itu tetap berjalan tanpa mendengarkan ocehan sang wanita. Bagi Keano ocehan wanita itu seperti angin, yang hanya sebatas lewat saja.

Liat aja gua engga akan nyerah dapatkan Keano. Keano hanya untuk gua, bukan untuk wanita yang lain cukup milik gua. Batin wanita berbaju seksi.

***

"LDR yang paling jauh itu bukan sebuah jarak, tapi yang membuat jauh itu adalah sebuah keyakinan masing-masing. Disaat aku mulai mencintai kamu, kamu akan menyebut salam assalamualaikum, aku akan menyebut salam shalom. Ketika kita beribadah kamu akan sujud saat ibadah, aku saat berdoa akan melipat tangan. Aku mencintai umatnya, tapi aku tidak bisa memiliki kamu." Agatha berucap sambil memandang langit yang cerah.

Nesyah yang mendengar suara sahabatnya pun menatap sahabatnya, ia tidak percaya jika sahabatnya akan mengatakan hal banyak apalagi soal percintaan dirinya sangat mengenal Agatha, "Tumben ngomong gitu? Lu lagi jatuh cinta?"

"Engga cuma iseng aja."

"Kalau emang benaran akan sulit, agama kita terhalang."

"Siapa lelakinya?"

"Rahasia."

"Ah lu mainnya kan rahasiaan begitu engga suka banget gua."

Agatha tidak membalas sahabatnya, ia kembali memandang langit yang cerah. D'cafe kalau sore sangat ramai boleh jadi kakaknya sibuk dan harus turun tangan membantu para karyawan, bahkan Abimanyu tidak malu jika ia harus membantu para karyawannya. Itu yang Agatha suka dari Abimanyu tidak pernah memandang derajat seseorang bahkan tidak pernah permasalahkan soal latar belakang keluarganya, selagi nyaman bagi Abimanyu maka Abi akan bahagia.

***

Setelah sekian lama off akhirnya kembali lagi buat update cerita Keano yuk yang kangen segera serbu yuk mumpung masih anget.

Instagram : aiviemarcelinaa

Bekasi, 19 September 2021

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang