Keano 17

38 8 16
                                    

Malam hari keluarga Jovanka semua sibuk dengan kegiatan memilih pakaian yang mana pantas untuk makan malam bersama keluarga Galen. Semenjak tadi pagi Keano datang, hati Jovanka berbunga-bunga saat tau putrinya ada yang menyukainya.

"Agatha kamu udah siap belum?" teriak Jovanka.

Agatha yang mendengar suara teriakan sang mama hanya bisa pasrah, ia sebenarnya enggan untuk datang tapi saat melihat senyum sang mama ia tidak mungkin bisa menolaknya. "Sebentar, dikit lagi aku selesai."

Abimanyu masuk ke kamar sang adik, melihat sang adik yang duduk di depan meja kaca riasnya. "Kamu kenapa belum turun? Padahal kamu udah selesai lho?"

"Aku sebenarnya engga mau ikut, tapi aku engga bisa mematahkan senyuman sang mama."

Abimanyu mengerti posisi sang adik, adiknya pernah disakiti oleh cinta pertamanya. Dan cinta pertamanya adalah sang ayah, wajar jika sang adik membangun sebuah dinding bagi para lelaki yang mendekatinya. "Kita coba sekali aja, kalo kamu engga cocok engga masalah."

"Kakak dukung aku?"

"Pasti, apa yang kamu suka akan kakak dukung. Maupun sebaliknya, kakak engga akan maksa kamu ko."

"Kakak kapan bisa menemukan cinta kakak?"

"Soal kakak belakangan, yang kakak mau sekarang kebahagiaan adik kakak baru buat kakak."

Jovanka masuk saat melihat kedua anaknya sedang duduk berbincang, ia bahagia melihat kedua anaknya selalu saling melengkapi. "Aduh lagi pada ngomong apa sih? Ko mama ngga kalian ajak?"

Agatha melihat Jovanka berdiri di depan pintu kamarnya, "Mama ngapain berdiri situ?" ia menuntun sang mama untuk masuk ke dalam kamarnya. "Mama sini duduk samping Agatha."

"Anak mama sangat cantik." puji Jovanka saat melihat Agatha memakai dress, ia bahkan sampai tidak bisa mengenali wajah anaknya, anaknya sangat tomboy dan jarang berdandan. Saat memakai riasan di wajahnya sangat cantik.

"Semua wanita itu cantik, kalau engga cantim bukan wanita. Wanita akan cantik saat memiliki hati yang suci dan bersih, maka wanita itu akan terlihat cantik. Tetapi jika hatinya tidak cantik, mau secantik apapun wajah yang di miliki tidak akan terlihat cantik."

"Anak mama udah dewasa, bahkan mama baru tau putri mama ada yang suka." goda Jovanka pada Agatha.

Abimanyu yang melihat sang mama dan adiknya tersenyum pun ikut bahagia. Bahagia melihat kedua orang ia sayangi bisa tersenyum, tersenyum di atas kisah mereka yang sedang dikatakan tidak baik-baik saja.

"Ayo kita berangkat pasti keluarga Keano udah nunggu kita," Abimanyu terpaksa menghentikan obrolan dua wanita kesayangannya.

"Oh iya, mama sampai lupa saking asiknya bicara seperti ini."

"Pulang dari rumah Keano kita bisa bicara panjang, mari kita berangkat."

***

Kediaman Keano semua sedang menunggu tamu yang mereka tunggu bahkan Stella dari pagi hingga malam datang pun sibuk dengan sajian yang akan ia beri kepada sahabat lamanya.

"Ko Jovanka belum datang iya? Aku udah engga sabar lho, Pa!" ucap Stella yang masih setia melihat pintu rumahnya.

Galen yang berada di sampingnya hanya bisa mengelus tangan sang istri. "Sabar, nanti juga akan datang kamu ini engga sabaran sekali."

"Bukan engga sabar, aku mau liat Agatha sama Abimanyu sekarang udah seperti apa."

"Mereka pasti udah besar cantik dan ganteng, kamu ini gimana sih kan terakhir liat juga waktu saat mereka masih kecil yah pasti udah besar."

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang