Keano 13

41 5 1
                                    

Keano bersama Arifin memilih berdiam di ruangan khusus pemilik kampus. Keano sang lelaki incaran para wanita kampus merupakan anak tunggal Galen Ray, wajar jika banyak yang mengaku-akui menjadi pasangan Keano.

"No, lu kalau di deketin sih ulat keket ngomel kenapa sih? Lu malah diam mulu, gua muak banget liat tingkahnya kaya begitu bisa aja di terima sama kampus bokap lu. Kalau gua jadi bokap lu, gua engga bakal mau terima sih ulat keket!" Arifin masih kesal dengan wanita yang menjadi musuh bebuyutannya.

Keano yang sedang bersandar di sofa hanya diam, ia sebenarnya sudah muak tapi ketika ia ingin bicara selalu saja wanita itu terus mengoceh hal yang tidak jelas. "Diamkan."

"Mana bisa gua diam? Cewe begitu harus di kasih tau, berasa kaya engga ada cowo lain aja masih ngejar lu terus."

"Diam!!"

Arifin langsung diam saat mendengar suara bentakan Keano. Sungguh bagaikan sihir suara Keano langsung membuat Arifin diam tak berkutik bahkan sekarang Arifin memilih ikut sandaran di sofa yang mereka duduki.

"Agatha?"

"Maksudnya Agatha udah sehat atau belum gitu?"

"Iya,"

"Udah, gua denger udah mulai masuk sih tapi belum liat mungkin masih di rumahnya."

Keano mengangguk kepala ia paham mungkin Agatha masih perlu istirahat jadi kemungkinan masih absen untuk datang ke kampus.

***

Agatha membuang bekas putung rokoknya setelah sesaoan terakhir cukup menuntaskan penatnya. Ia menjilat bibirnya seraya mematikan puntung rokoknya dengan sepatu sneakernya yang membalut kakinya dengan ukuran 40.

"Agatha!"

Agatha menegok ke arah dimana seseorang memanggilnya. Lelaki dengan wajah lelahnya berjalan menghampirinya. Melihat Abimanyu yang semakin dekat dengannya, membuat Agatha jadi serba salah ia merasa dirinya sudah ketahuan oleh sang kakak.

"Kenapa, kak? Kakak tumben udah balik?" tanya Agatha.

"Kakak tadi liat kamu merokok, sejak kapan kamu mulai menghisap nikotin itu? Kenapa harus nikotin itu yang menjadi lampiasan kamu?" perlahan pupil mata Abimanyu mengeluarkan dikit demi dikit air yang tidak pernah ia sangka.

Sudut bibi Agatha terangkat. "Udah lama bahkan jalan 3 tahun mungkin. Hanya dengan itu aku bisa tenang dan lega, hanya dengan barang itu aku bisa kembali melihat dunia. Mungkin itu salah bagi orang, tapi aku engga pengin begitu keadaan memaksa aku harus berubah. Keadaan maksa aku harus menjadi diri yang lain. Bahkan kakak pun baru tau, aku pikir kakak akan marah atau kecewa sama aku!!"

"Kakak kecewa sama diri kakak sendiri karena ngga bisa bikin kamu bahagia, engga bisa jadi sandaran kamu. Saat kamu ingin sandaran kakak sibuk akan dunia kakak, padahal kakak masih punya tanggung jawab. Tanggung jawab ke mama sama kamu, tapi kakak selalu gagal jadi pelindung kalian."

"Kakak engga gagal, yang gagal itu aku, bukan kakak. Aku belum bisa menjadi adik yang terbaik, bahkan ketika aku kumat kakak yang harus turun tangan membuat aku tenang."

"Maafkan kakak, kakak sayang sama kamu bahkan lebih dari nyawa kakak. Kakak engga akan bikin kamu kecewa, kaka akan buktikan kelak. Kelak kita akan bahagia bersama."

"Pasti kak, pasti."

***

Ruang kelas jurusan Sastra mulai sepi. Nesyah mengeluarkan ponsel berlogo sepotong apel punya nya. Saat ini kelas sastra sudah berada di mata kuliah terakhir wajar saja jika sepi, banyak yang memilih bolos dan banyak yang masih berada di lingkungan kampus.

"Gua denger ada yang anak baru iya jurusan Psikolog anaknya ganteng dan kayanya orang berpengaruh gaya datangnya sama gaya pakaiannya kaya orang berada." tutur Nesyah.

Agatha yang mendengar jurusan psikolog lalu mengingat pertemuannya dengan anak jurusan tersebut, ia emang anak jurusan itu lelaki dan sangat ganteng. Tapi bagi Agatha yang ganteng tetaplah seorang kakaknya Abimanyu Damar Bwana. Tidak ada yang lebih dari sang kakak.

"Lu tau engga namanya?"

"Engga penting."

"Penting Agatah, dia Alfarel anaknya Ms Kyara Queensha. Mafia yang terkejam di saat itu, bukan hanya mafia saja ibunya Alfarel tapi pemegang saham terbanyak saat itu. Tapi sayang Ms Kyara sudah meninggal, Alfarel karang hanya sama ayahnya."

"Engga peduli."

"Terserah deh lu mau dikata gimana tetap aja bodo amat, sekali-kali liat banyak cowo yang suka sama lu. Bahkan mereka berlomba dapatkan lu."

"Serah bukan urusan gua."

Nesyah kehabisan kata saat Agatha seperti tidak tertarik oleh ucapannya, bahkan ia mengabaikan orang yang dimana sibuk berlomba-lomba menjadi kekasihnya tapi Agatha malah abaik seperti tidak memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya.

***

Hai update lagi jangan lupa share, vote dan komen. Maaf kemarin engga up lagi off karena sibuk sama kerjaan dan waktunya kaya ke kuras kerja. Intinya selamat membaca.

Instagram : aiviemarcelinaa

Bekasi, 22 September 2021

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang