Keano 48

33 2 0
                                    

Mereka semua khawatir dengan keadaan Agatha. Mereka yakin jika Agatha yang berhasil mengambil alih tubuhnya, ia tidak ingin Lia membuat semua menjadi masalah.

"SUSTER TOLONG ADE SAYA CEPAT!!" Abimanyu berusaha berlari padahal dalam dekapannya ada Agatha yang sedang pingsan. Ia tidak ingin kehilangan adiknya untuk ke sekian kalinya sudah cukup satu kali saja ia kehilangan Agatha bahkan melihat Agatha di rawat pun Abimanyu paling merasakan kehilangan.

Para suster langsung membawa brankar rumah sakit, dan Abimanyu langsung menempatkan Agatha di atas brankar rumah sakit, brankar itu masuk ke dalam ruangan.

Dokter Hafiz yang melihat Jovanka, pun mengambil alih ia tau ini tentang soal putri Jovanka yang memiliki tubuh yang lemah. "Saya mohon kalian jangan khawatir, kami akan berusaha sebisa mungkin."

"Dokter saya mohon selamatkan anak saya, saya mohon." pinta Jovanka lirih.

"Jovanka, kamu berdoa saja semoga Agatha bisa cepat sadar." Hafiz meninggalkan Jovanka yang di depan pintu. Ia tau pengorbanan wanita itu untuk putrinya, ia bekerja tanpa lelah demi sang anak.

"Mama tenang, kita harus percaya jika Agatha bisa sehat lagi." ucap Abimanyu dengan merangkul sang mama. Ia paham pasti mamanya tidak tenang, ia juga sama tapi mamanya juga butuh dirinya jika dirinya lemah siapa yang akan menguatkan sang mama.

Jordan mengambil alih Jovanka dan membawanya kedalam pelukan. "Kamu harus tenang, kamu kekuatan Agatha jika kamu lemah, Agatha akan marah kepadaku karena tidak bisa menjaga sang mamanya."

"Jo-rdan Agatha, Agat-ha pasti kesakitan."

"Jovanka, maafkan kesalahan Leanna maafkan kesalahan dia. Aku juga tidak tau jika Leanna akan bertindak gegabah aku minta maaf."

Jovanka menyentak tangan Arjuna yang berusaha menggema tangannya. Bahkan ia tak sudi memaafkan keluarga mantan suaminya apalagi memaafkan wanita ity yang sudah membuat anaknya terluka hanya demi membongkar kebusukannya.

"Pergi kamu, karena istri kamu anak saya menderita pergi!!"

"Tante, tolong maafkan mama Lisa, maafkan beliau tante."

"Saya bilang pergi, pergi saya benci kamu Arjuna! Saya benci dengan wajah kamu Lisa! Berhenti mengganggu keluarga kami! Bukannya mama kamu sudah mendapatkan Arjuna? Kenapa harus Agatha yang membayar kelakuan biadab mama kamu kenapa?"

Jordan yang melihat Jovanka makin emosi, ia mencoba membawa pergi ia tau Jovanka dalam emosi yang tidak baik suasana hatinya sedang tidak bagus. Ia kecewa kepada Arjuna yang begitu bodoh dan lebih percaya Leanna dibanding anaknya.

***

Di ruangan yang gelap, hanya ada minim pencahayaan pun ada seorang wanita yang duduk dengan tangan maupun kaki yang terikat. Untuk berteriak pun ia tidak bisa di karena kan mulutnya yang di tutup oleh sebuah lakban hitam.

"Apa yang harus kita lakuan?" tanya seorang lelaki yang berbadan tinggi.

"Kita akan tunggu aba-aba dari om Jordan. Aku yakin jika om Jordan bersama Lia akan bahagia melihat mangsanya." ucap teman lelaki berbadan tinggi.

"Alex, gimana keadaan wanita itu?" Jordan yang memasuki markasnya pun melihat keadaan mangsanya yang tak berdaya.

"Masih pingsan, yah aku haram habis ini masalah Agatha selesai."

"Berdoa saja."

"Gimana kabar Agatha? Apakah Agatha sudah sadar?"

"Belum ia masih nyenyak dengan mata terpejam, seolah ia enggan membuka matanya sedikit pun padahal banyak yang menunggunya."

"Aku dimana?" tanya seorang wanita yang siuman dari pingsan.

Para ketiga lelaki itu melihat ke arah wanita itu. Mereka bahagia melihat incarannya sudah bangun dari pingsannya.

"Bagaimana enak bukan tidurnya ratu Leanna." ejek Alex dengan smirknya.

Leanna yang sadar berada di tempat musuh pun gemeteran. "To-long, to-lo-ng maa-fkan aku."

"Tidak ada maaf untuk kamu, kamu telah membuat senuah kesalahan yang membuat nyawa seseorang hampir melayang akibat ulah kamu!!"

Leanna ketakutan saat mendengar suara bentakan Alex yang sangat kencang, ia pikir lelaki hanya bisa diam tanpa banyak bicara rupanya ia benar-benar salah mencari lawan.

"Aku menyesal tolong maafkan aku." lirih Leanna.

Jordan yang melihat itu terasa jijik sekali dengan apa yang dilakukan Leanna. Ia bahkan tidak sudi menatap manik wanita itu.

"Apa yang kau perbuat akan ku balas dengan yang setimpal Leanna. Kau pikir apa yang kau lakukan akan membuat Arjuna sayang? Salah kau salah besar, malah sekarang Arjuna menjadi jijik terhadap kamu bahkan enggan melihat wajahmu."

"Tidak mungkin." Leanna menggeleng lemah mendengar semua yang Jordan katakan, ia tidak yakin jika lelaki yang ia cintai begitu terhadapnya. Ia tidak bisa mempercayai siapapun sebelum Arjuna sendiri yang bicara kepadanya.

"Aku ada kejutan untuk kamu, kamu pasti suka bukan? Ah bukan suka lagi tapi kamu senang. Kamu senang kan menggoda Arjuna bahkan menghancurkan rumah tanggnya, aku saja mencinta Jovanka tidak sebegitu ambius terhadap Jovanka. Leanna!!"

Alex dan Erwin yang mendengar penuturan Jordan pun terkejut, mereka bahkan tidak tau soal ini. Tapi kini mereka paham kenapa Jordan sangat menyangi Agatha maupun Abimanyu, karena rasa cinta dan karena rasa sayangnya begitu besar dan tulus.

"Alex panggil kan mereka. Mereka berhak mendapatkan hadiah atas kerja mereka." ucap Jordan dengan senyum licik. Sedangkan Alex yang mendengar itu langsung keluar dan memanggilkan siapa yang di maksud Jordan.

5 lelaki berbadan tegang pun masuk, badan yang tinggi ditambah dengan ototnya yang begitu kekar dan jangan lupakan tampang garang mereka yang bersiap mencabik-cabik lawannya seperti hewan buas.

"Perkosa wanita itu jangan sampai ia mencapai kepuasan, berikan ia penyiksaan yang paling bagus agar ia mengingat siapa yang menjadi lawannya." perintah Jordan kepada para anak buahnya.

Anak buahnya pun segera melaksanakan apa yang menjadi perintah atasannya, bahkan Leanna berteriak ampun dan maaf pun tak Jordan dengarkan.

Sekarang semua sudah selesai, tugas aku sudah selesai membuat Agatha aman. Kini saatnya dirimu, Nak! Dirimu harus segera sadar. Kami menunggu kamu membuka mata indahmu, kami sangat menyayangimu. Kau berlian aku. Kau putriku, meski kau bukan anak kandungku tapi kau tetap menjadi putri kecilku. Batin Jordan tanpa Jordan sadari airmatanya menangis.

Alex dan Erwin yang melihat Jordan menangis pun mengusap pundaknya, mereka paham apa yang dirasakan oleh Jordan.

***

Sumpah hari ini aku ngga tau kenapa bawaan pengin ngetik Keano gitu kaya semangat aja pas mau tamat, beda dari biasanya. Tapi yaudahlah intinya selamat menikmati. Jangan berharap lebih soal tamatnya Keano nanti, aku engga bisa menjanjikannya kepada kalian.

Selamat membaca maaf jika ada salah kata atau ada yang tidak jelas, maaf jika di awal-awal agak lama up makasih udah mau dukung baca aku bersyukur punya kalian yang mau membaca setiap karyaku.

Ets jangan lupa masih ada 2 atau 1 chapter lagi untuk Keano. Jangan lupa vote, komen, share. Cara votenya gampang klik aja tanda bintang makasih.

Instagram : aiviemarcelinaa

Bekasi, 21 Desember 2021

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang