kesembilan

78 69 18
                                        

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

Nanda sudah duduk ditempat tidur milik Arsya, yah hari ini, gadis tomboy  itu diundang oleh Karina untuk menjenguk adiknya yang sakit. Ada pula gitu ya diundang untuk menjenguk orang sakit, author sampe geleng kepala dibuatnya.

Alfi masih belum datang, ia juga menjadi salah satu orang yang diundang oleh Karina, emang cewek gak ada akhlak dia. Karena Nanda sudah berada di rumahnya, kakak Arsya itu malah pergi nge-date sama pacarnya bener-bener manusia gak ada akhlak.

Nanda duduk disebelah Arsya sambil men-scroll handphonenya, tidak ada satu kata yang keluar dari bibir mereka. Arsya yang terkapar hanya memandang Nanda dengan mata sayu. Gadis itu tampak sibuk dengan benda pipih bersinar itu.

"Kok lu mau disuruh Karina jagain gue?" Tanya Arsya membuka suara.

Nanda berpaling dari handphone nya dan memandang Arsya.

"Emangnya kenapa? Salahkah?" Bukannya menjawab Nanda malah balik bertanya.

"Salah sih nggak, cuma aneh aja lu nurut tanpa imbalan" jelas Arsya mengurut batang hidungnya yang berdenyut.

Sudut bibir Nanda terangkat keatas memberikan seringaian penuh arti. Kemudian gadis itu ter-haha-hehe sendiri sambil menatap langit-langit kamar Arsya.

'Batin gua kok gak enak ni perasaan, seperti ada persekongkolan antara makhluk jahilliyah ini dengan makhluk tak berakhlak yang lagi pergi itu' batin Arsya memandang Nanda sedap-sedap tak enak.

"Hehehe, lu pikir gue mau jaga elu tanpa imbalan? Hahaha tidak semudah itu ferguso~" sembur Nanda kembali menatap Arsya.

Arsya tersenyum kikuk andai saja dirinya tidak sakit mungkin dia akan menjitak, mensleding, dan membanting gadis yang berperawakan seperti laki-laki ini.

"Hehe ya makanya itu gue nanya tadi maemunah..." Dengus Arsya.

Nanda memutar bola matanya malas dan menghiraukan Arsya. Gadis itu kembali fokus dengan handphone nya .

"Nulis cerita mulu elu" keluh Arsya.

Padahal baru saja Arsya mencoba mencairkan suasana tapi dengan mudahnya Nanda mengacuhkannya.
Namun gadis itu tetap tidak membalas ucapan Arsya atau setidaknya mengangguk atau apalah gitu tapi Nanda sibuk mengetik, jarinya saling beradu dilayar pipih itu.

Arsya mendengus dan mencoba memejamkan matanya, saat matanya terpejam tiba-tiba Nanda meletakkan telapak tangannya didahi Arsya. Cowok itu membuka sedikit kelopak matanya, melihat gadis yang lebih tua beberapa bulan dari nya itu sedang menampilkan raut wajah khawatir padahal tadi dia mengacuhkan pria ini.

"Sya.." panggil Nanda pelan.

"Hn?" Gumam Arsya.

Nanda meletakkan handphone nya di atas nakas dan duduk menghadap Arsya. Cowok itu sudah membuka matanya dan menatap Nanda dengan alis terangkat sebelah.

"Keknya lu udah sehat deh"

Arsya semakin menaikan alisnya.

"Iya lu udah sehat, badan lu udah gak panas lagi" jelas Nanda.
"Semumpung Hari ini libur mending kita jalan-jalan keliling kota" ajak Nanda dengan wajah yang sumringah.

"Tapi gue masih lem-"

"Shuttt,, elu lemah amat sih, masa gegara diprank sama kak Karina lu demam, cemen banget. Cupu" cemooh Nanda dengan menyunggingkan senyum mengejek.

Arsya merotasikan matanya, yang Karina lakukan padanya bukan sekedar prank melainkan adu mekanik dengan sesama hantu yang berada di rumah ini, mana ada orang ngeprank seniat itu terus kain daster yang digunakan Karina terlihat berlambai-lambai tertiup angin lagian di rumah mereka mana ada kipas angin. Mereka menggunakan AC jadi sampai mana dia harus menahan rasa takutnya? Sungguh kalau Nanda yang menjadi dirinya mungkin gadis itu sudah masuk rumah sakit sekarang.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang