kedelapan belas

63 51 34
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

Kericuhan yang dibuat Nanda seharian ini mengakibatkan dirinya kembali memasuki ruang BK, kali ini tanpa sahabatnya, just her! Hanya dia tanpa sekutu yang lain.

Ia dipanggil BK karena aduan dari beberapa murid yang katanya merasa terganggu oleh Nanda yang seperti preman, ia menghajar teman-temannya dan juga menganiaya satu orang cowok dari jurusan TSM benar-benar hal yang patut di puji bukan?

Kali ini pak Saipul bahkan tidak bisa berkata-kata selain menarik turunkan kacamatanya yang entah sejak kapan selalu kendor itu. Sedangkan Nanda hanya menampilkan wajah tak peduli nya seraya menunggu papa-nya yang akan tiba karena guru BK memanggil orangtuanya.

"Masih lama orangtua kamu kesini?"

Nanda melirik pak Saipul dan menaikkan satu alisnya.

"Emmm kalau di itung-itung lumayan lama pak, soalnya rumah saya kan jauh sekitar setengah jam-an lah dari rumah kesekolah" jelas Nanda panjang lebar.

"Hemmm lama juga ya" balas pak Saipul mengusap janggutnya.

"Iya pak"

"Emang rumah kamu dimana?" Tanya pak Saipul mencondongkan badannya kedepan. Nanda yang kaget sontak memundurkan badannya kebelakang untung aja dia gak terjatuh karena ruang BK yang sempit membuat kursi yang dia duduki terangkat dan mentok Kedinding.

"A-ah ituuu rumah saya di ujung pokoknya pak, percuma saya jelasin sama bapak soalnya bapak gak bakal kerumah saya kan.... Heheh" Ucap Nanda beralasan dan terkekeh canggung.

"Aaa iya juga ya hahahahha" balas pak Saipul tertawa.

"Aaaa hahaha hahaha" karena tidak tau mau membalas apa akhirnya Nanda hanya bisa ikut tertawa.

Hingga suara mereka lenyap dengan hembusan angin dari kipas dalam ruangan. Selagi menunggu orang yang ditunggu keduanya sibuk dengan handphone masing-masing. Nanda membuka Instagram dan melihat-lihat hal yang menurutnya bagus. Ia terus men-scroll layar pipih itu sampai jenuh dan berulang kali menghela napas panjang.

"Huuft!" Pak Saipul menghela napas kuat.

Nanda tersentak dan melirik pak Saipul yang ternyata sedang meniup udara dari hidungnya dengan kencang hingga ada cairan yang bertebaran membuat Nanda menatap jijik pak Saipul dan memundurkan kursinya hingga mentok dan tak bisa bergerak kesana-kemari.

"Pak plis.." ujar Nanda dengan muka jijik.

Pak Saipul menatap Nanda dengan tangan yang mengusap hidungnya.

"Ehh sorry sorry, hidung saya gatel ni" jawab pak Saipul masih asik mengusap hidungnya.

Nanda mengelap tangannya yang terkena noda dari hidung pak Saipul, wajah jijiknya sangat-sangat melukai batin pak Saipul yang melirik Nanda.

Dasar anak jaman sekarang, baru kena sedikit gitu aja udah kek kena najis yang harus di bersihin pake tanah. Batin pak Saipul menggebu.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam-"

Kedua netra itu beralih menatap pria yang berada didepan pintu.

"Elo?"

Nanda menunjuk cowok dengan bandana begitu juga sebaliknya cowok berbandana juga menunjuk Nanda.

"Yahhhh masuk BK! Hahahah" ledek cowok itu tertawa riang.

Nanda mengerucutkan bibir dan menatap tak suka pada cowok itu.

"Ada apa Regas?" Tanya pak Saipul menurunkan kacamatanya.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang