kesembilan belas

62 55 41
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

-pendekatan yang unik-

Nanda mengusap leher belakangnya yang keram akibat terlalu lama melihat handphone, saat ini dia sedang istirahat didalam kelas, mengingat Arsya yang sudah absen 3 hari karena sakit membuat nya harus merana dan menyendiri didalam kelas.

"Nan, sini gabung sama kita" ujar Nabila yang duduk diujung dekat dinding sebelah kiri Nanda.

Nanda mengangguk dan berjalan mendekati keempat wanita yang membentuk satu geng itu.

"Lo kalau gak ada Arsya kalem bener nan" celetuk Yani yang bersandar di dinding.

Nanda tersenyum tipis kemudian menarik kursi milik Iis yang kebetulan sedang pergi dengan gengnya ke kantin.

"Heheh, lagian kalau mau ngebacot kan gak enak sendirian yan" balas Nanda yang sudah duduk didekat mereka.

"Iya juga, yang ada Lo dikatain gak waras ntar, hahaha" sambung Ira yang tertawa.

Nanda ikut tertawa.

"Haha gak gitu juga"

"Btw kalian udah buat tugas pak Retno?" Tanya Nanda, dilihat dari raut wajah keempat wanita itu dapat disimpulkan bahwa mereka belum buat.

"Tugasnya kan dikumpul Senin" jawab Yani yang menggaruk pelipisnya.

"Bukannya gak ada tugas?" Ujar Veni.

"Kan kemaren udah dinilai sama pak Retno" lanjutnya lagi.

Nanda, Nabila, Yani, dan Ira mencoba mengingat.

"Oooooo iyaaa! Duh lupa gue, heheh" Nanda menyengir bak kuda mengetahui ketololannya.

"Masih muda juga nan.." gurau Veni menimbrungi.

"Keadaan Arsya gimana?" Tanya Nabila yang berada disebelah kiri Nanda.

"Udah baikan sih, cuma lebam-lebam doang" jawab Nanda.

"Tapi beneran sih nan, lu jangan deket-deket lagi sama si Gigi Gigi itu lagi" ujar Ira yang mendekatkan kursinya disebelah kanan Nanda.

"Kenapa?"

"Kenapa?? Lu nanya kenapa??? Lu gak liat teror yang dibuat Gigi sama kelas kita?" Seru Ira yang menunjuk gorden kelas yang lepas dari tempatnya, cermin yang biasa digunakan untuk berkaca pecah tak karuan, dan lemari yang terbelah dua.

"Itu ulah Gigi??" Ulangnya yang baru sadar kelasnya sudah porak-poranda.

"Lemarinya jadi dua gitu??" Ucap Nanda yang melotot tak percaya.

"Lu mau dengar cerita lengkapnya?" Tanya Yani yang sudah siap bercerita.

Nanda mengangguk.

"Waktu Lo dipanggil keruang BK, disitulah Gigi mulai" ujar Yani memulai ceritanya.

"Dia masuk kedalam kelas yang kebetulan kemarin pak Rendra gak masuk kan... Jadi Arsya yang kebetulan lagi duduk di tempatnya, langsung ditarik sama Gigi"

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang