kesepuluh

83 70 43
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

3 bulan berlalu, semuanya tampak sama tidak ada yang berbeda yang berbeda hanya satu. Yaitu Kelas TGB telah berubah nama menjadi DPIB (desain permodelan informasi bangunan) karena mereka mengambil kurikulum terbaru.

Saat ini kelas Dpib sedang menyimak dengan tenang penjelasan pak Fuad selaku guru penjas.

"Nah besok sore kita latihan berenang, jadi semua nya harus bayar 12k per-orang nya ya"

"Veni kamu kan bendahara nanti uangnya dikumpul sama kamu aja ya" ujar pak Fuad.

Veni mengangguk dan mengeluarkan buku untuk mencatat nama-nama temannya yang akan membayar.

"Oke itu saja dari saya, nanti kumpul di lapangan kita belajar di luar" pak Fuad kembali mengingatkan.

Dengan serempak mereka menjawab 'iya' kemudian pak Fuad keluar dari kelas.

"Bayarnya kapan ni?" Tanya Veni.

"Besok ajalah, gua lagi gak ada uang" ucap Asril yang berdiri diambang pintu.

"Iya besok aja Ven, soalnya kantong anak kos cem gua juga udah sekarat heheh" sambung Nanda tertawa garing.

Anwar menatap Nanda yang sedang tertawa kepada Veni entah kenapa dia menyukai senyuman itu tapi saat Nanda menoleh kebelakang, Anwar langsung mengalihkan pandangannya seolah-olah tidak menatap Nanda.

Arsya yang diam membisu di kursi nya lagi-lagi ia jadi saksi bahwa Anwar mengambil kesempatan untuk menatap Nanda. Dengan cekatan Arsya menyikut pelan lengan Nanda namun wanita itu cuek dan tidak peduli sampai Arsya menyikut lengannya sedikit keras.

"Paansih manusia purba!" Gertak Nanda emosi.

Arsya memundurkan kepalanya bukan karna gertakan Nanda tapi hujan lokal yang dibuat gadis itu menyembur diarea wajahnya.

"Ish! Anak anj" decak Arsya mengusap wajahnya yang tersembuh liur jahannam Nanda.

"Ludah lo nyiprat bangke!" Lanjut Arsya menaikkan intonasi suaranya.

Nanda mengerucutkan bibir dan bersidekap dada. "Kan elu yang nyari masalah asu!" Balas Nanda tak terima dan menatap Arsya nyalang.

"Elu!" Arsya mendorong kepala gadis itu ke belakang.

"Ouh main fisik lu" gumam Nanda.

Gadis itu membiarkan wajahnya menatap ke arah plafond, saat dia menurunkan wajahnya aura menyeramkan keluar dari tubuhnya.
Kini Arsya hanya bisa berdoa karna telah cari masalah dengan wanita ini, niat hati ingin memberi tahu kalau Anwar mencuri pandang dengannya tapi nasib berkata dia harus dihabisi dulu oleh Nanda.

Pak!

Puk!

Tak!

Ctaz!!!

"Aw~!!" Rintih Arsya yang sudah terkapar di bawah meja.

Nanda menepuk kedua telapak tangannya dan membersihkan debu dari roknya kemudian meninggalkan Arsya.

"Woi Nanda! Itu temen lu kok lu azab anjim!!" Seru Adam menghampiri Arsya yang sudah mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Itu bukan azab tapi ke-na-a-san" ucap Nanda mengeja tiap kata naas.

.....

Semua warga Dpib sudah berkumpul di lapangan sepakbola belakang sekolah, pak Fuad duduk di kursi panjang yang sudah di sediakan di sana.

"Oke, hari ini kita masuk di materi bola basket" ucap pak Fuad.

"Eh bolanya tinggal, Adam ambil bolanya di ruangan olahraga" perintah pak Fuad yang langsung diterima Adam kemudian cowok itu berlari menuju ruang olahraga.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang