kesebelas

71 60 28
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

Nanda langsung dibawa menuju uks, rintihan serta keluhan selalu keluar dari bibirnya, disisi lain Flora yang berada di barisan belakang hanya menunduk lemas karna teman-temannya tidak berada di pihak dia saat ini. Bahkan Arsya yang biasanya selalu netral malah meneriakinya seperti manusia yang tidak berguna.

Semua orang yang berada di koridor hanya bisa menerka apa yang tengah terjadi saat ini, semuanya tampak penasaran dan ikut mengejar barisan anak dpib.

"Fadli, kenapa tu?" Seorang anak laki-laki dengan baju bengkel teknik sepeda motor menghampiri Fadli yang berada ditengah barisan.

"Eehh elu San, itu biasalah ada yang cedera pas main tadi" jawab Fadli sambil mengayunkan tangannya menyapu angin.

"Tapi katanya ada yang gelud" selah seorang lagi dengan seragam yang sama.

"Aah nggaklah, cuma salah paham aja, udah dulu ya telat ni" Fadli memutus pembicaraan karna menurutnya masalah ini cukup diketahui warga Dpib saja.

"Aaahk!!! Sakit woi! Lu bisa gendong gua gak sih?!!!" Teriak Nanda yang masih dalam dekapan Arsya.

"Astaga Nan... Yang sabar dong, lu sadar diri juga bangke badan lu gak ringan seperti kapas! Bodo!" Umpat Arsya yang tertatih membawa gadis itu.

Nanda tidak berhenti mengoceh mengeluhkan bahunya yang sepertinya terkilir lagi, iya lagi, karna bulan lalu dia mengikuti event dari perguruan silatnya dan mendapatkan satu cedera di bahu dan kali ini di bahu yang sama dia kembali cedera lagi.

"Oi kenapa tu?" Seru seorang pria yang sedikit tambun memakai baju loreng serta celana bahan kain.

Mandala putra biasa dipanggil bang Mandala. Seorang pelatih passus serta paskib di SMK ini. Dia berasal dari medan dan memiliki logat batak yang kental.

"Nganu.. itu bang tadi Nanda cedera." Fikri yang kebetulan berada didekat bang Mandala langsung menjelaskan.

"Kok bisa?!" Kagetnya mencoba menerobos barisan manusia tapi sayang terhalang oleh tubuh nya yang besar.

"Cobak kau ceritakan kronologinya dulu Fik." Bang Mandala menatap lamat Fikri yang membuka dan mengatupkan rahangnya.

"Kau kenapa? Tinggal kau bilang aja kok susah kali muncungmu ngomong" sentak bang Mandala mengagetkan Fikri.

"Ah! I-itu bang, kan tadi lagi belajar penjas, nah yang cewek-cewek tanding basket untuk pengambilan nilai tapi tadi si Flora malah main kasar bang kebetulan dia lawanan sama Nanda, di laganya bodi dia sama Nanda terus cederalah bahu kanan si kawan." Jelas Fikri terbata.

"Hah??! Masak laga bodi sama Flora yang cebol gitu bisa cedera dia?! Boong aja kau Fik!" Bang Mandala tidak percaya.

Wajar saja tubuh Nanda jauh lebih besar dari Flora jadi suatu ketidak mungkinan terjadinya cedera kepada gadis itu. Bahkan bang Mandala berkacak pinggang dan menelengkan kepalanya.

"Tapi mungkin aja sih..." Lanjut bang Mandala.

Fikri menatap bang Mandala begitu juga dengan Anwar, johanes serta Arman ikut menatap bang Mandala kebetulan mereka berada didekat Fikri.

"Bulan lalu kan bahu kanan nya Nanda terkilir.. oohh!" Bang Mandala memutar badannya, matanya berkeliaran mencari sang pelaku yang mencelakai Nanda. Bang Mandala menajamkan pandangannya saat melihat Flora di barisan paling belakang, kali ini pria itu menerobos kerumunan orang-orang bahkan Fikri yang berada di depannya langsung terjatuh karna badan bang Mandala.

"Adaw!! Ish asu lah, gak pelatih gak murid sama aja! Main fisik semua!" Keluh Fikri berdiri dari lantai.

......

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang