ketiga puluh tujuh

36 21 30
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

"sehari sebelum tragedi"

"Lo gak perlu pura-pura gak tau siapa dia deh nan..." Ucap Alfian.

Mata Nanda bergerak-gerik tak tentu arah menandakan dia sudah dilanda kekhawatiran yang mendalam. Bagaimanapun privasi Arsya tetap milik cowok itu, dia tidak boleh ceroboh membocorkan rahasia apapun mengenai diri cowok itu.

Nanda memberanikan diri menatap dalam Alfian yang tersenyum miring memandanginya. Perasaan risih pun mulai menyelimuti.

"Lo freak banget anjir" dengus Nanda merotasikan matanya mencoba menetralkan detak jantung yang kian berdebar kencang antara khawatir dan perasaan lainnya.

Alfian merotasikan mata mendengar ucapan Nanda, sudut bibirnya terangkat. Kemudian Cowok itu melipat kaki sambil menatap Nanda dengan angkuh.

"Gue cuma mau minta Lo buat peringati Arsya. Kalau gak...." balas Alfian dengan tatapan tajam dan menggantung kalimatnya.

Nanda mengernyitkan alis saat Alfian tak kunjung menyambung kalimat yang tergantung itu.

"Kalau gak apa?" Tanya Nanda mengangkat dagunya.

Alfian senyum hingga deretan giginya terlihat membuat Nanda sedikit jengah.

"Sesuatu yang gak Lo sukai akan terjadi" Alfian merentangkan kedua tangan meletakkan diantara sisi sofa.

"Huh....? Lo.... barusan..... ngancem gue?? Hhhh.... ternyata Lo gak berubah sama sekali ya" Nanda tergelak mendengar ucapan Alfian barusan.

Alis cowok itu terangkat sebelah.

"Maksud Lo?"

"Haha... Lo pikir zaman apa si Fian masih zaman main ancem-ancem gtu? Terlalu chilldish banget, terus Bukannya.... tadi lo bilang kalau Lo udah tau informasi tentang Arsya??? Kenapa gak langsung Lo sampein aja sama tu anak? Kenapa harus lewat gue...?? Hahaha..... Alfian~ Alfian" ejek Nanda membalas Alfian bersenandung lembut menyebut nama cowok itu.

"Gue bukan cewek tolol yang bisa Lo ancem kapanpun lagi ya fian.... Kalau mau ribut kek apa kek ya silakan... Monggo gue kasih jalannya buat elo,... Haha" Tutur Nanda masih tersenyum lepas menertawai kekonyolan Alfian.

Cowok itu  menampilkan wajah datar tak bersahabat.

"Lo tau gue gak main-main sama ucapan gue nan---"

"Dan Lo tau gue gabakal pernah ikut dalam permainan lo!" Sergah Nanda cepat memotong ucapan Alfian. Tawanya berganti dengan tatapan sinis.

"Urusan Lo ada sama itu orang! Kalau Lo jadiin gue sebagai alat buat pelampiasan balas dendam Lo..." Nanda menjeda kalimatnya, jari telunjuk gadis itu terulur menunjuk sarkas Alfian yang hanya bergeming menatap jari Nanda.

"Lo yang bakal tau gimana gilanya gue fian! Urus masalah Lo secara jantan sama dia!" Sentak Nanda.

"Heuh.... Lo bisa apa sih? Lo itu cuma cewek nan, walaupun lagak Lo kek cowok tapi pada kodratnya Lo itu cewek. Lagian gue cuma nyuruh Lo nyampein satu kalimat doang, dan.... Kalau gue yang nyamperin dia secara langsung, ntar elo gak punya sahabat lagi" balas Alfian santai tersenyum miring.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang