ketujuh

89 80 27
                                        

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

Sejak kejadian kemarin Nanda sudah memutuskan Gigi dan dia tidak nebeng lagi dengan Arsya ataupun Alfi, dia memilih pulang jalan kaki dengan teman kosnya.

Arsya dan Alfi yang merasakan sifat Nanda yang berbeda terhadap mereka dibuat kebingungan, padahal kejadian kemaren  itu  bukan kesalahan Nanda seutuhnya lalu kenapa gadis itu merasa sangat bersalah atau karena ucapan Flora dan gengnya? Itu bisa saja tapi Arsya tidak mau mencari keributan apalagi dengan cewek kelasnya.

Hari ini Arsya mencoba me-wa Nanda, niat hati untuk mengajak kesekolah bersama tapi jangankan dibalas, dibaca saja tidak membuat Arsya kebingungan. Kemudian Arsya menghubungi Alfi untuk mengechat Nanda di wa. Pesannya langsung di iyakan Alfi, tapi tak berapa lama Alfi kembali menghubungi Arsya bahwa Nanda menolak nya dan dia bilang untuk tidak usah repot-repot menjadi kang ojeknya lagi.

"Anjirr, gua dikatain jadi kang ojek, emang ni anak keknya perlu di slebew dah!" Gerutu Arsya menancap gas keluar dari halaman rumahnya.

Cowok itu sudah mengendari  motornya melaju menuju kos Nanda, dia yakin pasti gadis itu belum berangkat karena sekarang masih jam enam lewat lima belas menit.

.......

Tin! Tin!

Suara klakson motor mengagetkan aktivitas anak kos terutama Nanda yang kebetulan baru selesai mandi dan masih memakai handuk. Gadis itu mengintip dari balik jendela ruang tengah yang masih tertutup rapat.

Nanda melihat seorang pria yang memakai hodie abu-abu, Nanda berbalik dan masuk kedalam kamarnya.

"Nanda siapa didepan?!" Teriak Vioni yang berada dikamar mandi.

"Gak tau!" Jawab Nanda.

Tidak ada jawaban dari Vioni, Nanda mengedikkan bahu dan segera bersiap-siap mengenakan seragam sekolahnya. Setelah selesai memakai seragam Nanda keluar dari kamar dengan membawa jilbab nya, dia mengintip lagi didekat jendela dan orang yang memakai hodie putih itu masih saja berada didepan kos.

Tapi Nanda tidak peduli dan memakai jilbabnya, tak lama Hilda dan Clara keluar dari kamar bersamaan dengan seragam yang sudah melekat ditubuh mereka, kedua gadis itu sudah selesai dan tinggal memasang jilbab saja.

"Weh itu siapa didepan kos?" Tanya Clara yang mengintip dijendela.

Nanda ikut melirik padahal sudah dua kali dia melihat ditambah lagi sekarang, sudah tiga kali dia ikut mengintip. Nanda mengedikkan bahu tidak tahu menahu siapa orang yang berada didepan.

"Kawan Ranti paling ya?" Tanya Clara lagi.

Saat mereka sedang asik mengintip tiba-tiba orang yang berada didepan kos melihat kearah mereka membuat mereka gelagapan dan langsung menutup jendela.

"Kenapa si woi?" Tanya Hilda heran dengan tingkah dua cewek aneh ini.

"Itu loh ada laki-laki didepan kos" jawab Clara dengan bibir yang mengerucut.

Hilda berjalan kedekat jendela dan kembali mengintip pria itu. Alis Hilda menukik pelan dan menatap kedua temannya dengan malas.

"Heee itu emang kawannya Rantilah" kata Hilda merotasikan matanya.

Nanda dan Clara menatap tidak yakin kepada Hilda, "ah masa" ucap mereka bersamaan.

"Gak percaya tanyalah itu si Ranti" ucap Hilda kembali masuk kedalam Kamar.

Ranti keluar dari kamar dan langsung dihadiahi tatapan intimidasi oleh Nanda dan Clara.

"Kenapa?" Tanya Ranti bingung.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang