kedua puluh

63 50 22
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

"Pertanyaan yang menggerogoti Nanda"

Alfi tetap diam tidak mau menjelaskan, Nanda yang melihat Alfi terus bungkam hanya bisa menghela napas jengah.

"Makasih ya gais" ujar Nanda kepada keempat temannya.

Mereka mengangguk dan kembali duduk di kursi masing-masing. Sebelum itu mereka menyusun meja yang tergeletak di lantai karena ulah Alfi.

"Gue ke kelas dulu.." kata Alfi berlalu tanpa menatap Nanda.

"Huh?"

Nanda memandang Alfi yang terus berjalan hingga keluar kelas, dengan lesu ia kembali ke kursinya, hingga beberapa temannya satu persatu kembali kedalam kelas.

"Nanda..~" sapa Adam dengan ceria.

Nanda mengangkat wajahnya menatap Adam, ia membalas sapaan Adam dengan senyum.

"Suram amat lu nan" tegur Fikri yang sudah duduk disebelah Nanda.

Nanda menoleh Fikri dan tertawa kecil.

"Suram dong, ce-es nya kan lagi sakit.. heheh" gurau Adam menimpali.

Anwar memasuki kelas setelah berbincang dengan anak TPTU yang berada didepan kelas mereka. Nanda menatap Anwar yang berdiri didepannya.

"Sehat nan?" Tanya Anwar ambigu.

Fikri, Adam, dan Nanda sontak mengangkat alis heran. Anwar juga ikut mengangkat alisnya.

"Kenapa?"

"Sehat kok war" jawab Nanda cepat.

Anwar tersenyum dan berjalan ketempat duduknya, Adam dan Fikri masih setia didekat Nanda, bahkan kini Adam sudah menarik kursi Flora agar dia bisa duduk disebelah kiri Nanda.

"Lo habis mimisan?" Tanya Adam yang sekilas melihat bercak darah di hidung Nanda.

Anwar berjengit dan hendak mengecek kondisi Nanda tapi dia urungkan setelah mendengar ucapan Nanda.

"Huh? A-ah--- iya tadi gue kecapean, tapi udah diobati sama rombongan Veni" ujar Nanda menjelaskan dan membersihkan sisa noda darah yang masih menempel.

Anwar menghela napas lega dikursinya sedangkan Adam yang mendengar nama Veni langsung berbalik dan memandang sang pujaan hati.

"Emang baik bener calon bini gue" ucap Adam menatap Veni yang tampak malu-malu kucing dengan semburat merah di pipinya.

"Kita juga bantuin kali dam" celetuk Ira yang duduk didepan Veni.

"Diem, gue gak ngomong sama lu" selah Adam dan kembali menatap Veni dengan senyum kudanya.

"Dih adegan apa ini?" Dengus Nanda yang seketika menjadi geli melihat Adam yang menggombali Veni.

"Jangan ketipu Ama omongan dia ven, semua cewek digituin dia soalnya" celetuk Fikri yang juga menatap jijik Adam.

Adam langsung menganga tak percaya dan melotot melihat Fikri memfitnah dirinya.

"Gak usah percaya beb, ini Fikri otaknya lagi konslet makanya ngomong gitu" Adam mencoba mengklarifikasi agar Veni tidak marah padanya.

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang