keempat belas

66 56 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

"Iya pacar gua" jawab Alfi melas.

Nanda menilik perempuan cebol disamping nya dengan seksama. Kira-kira tinggi nya hanya 150cm saja.

"Ihhh lu pecinta loli ya makanya suka yang ceb-..."

Arsya membekap mulut jahannam sahabatnya itu sebelum terjadi pertumpahan darah antara wanitanya Alfi dengan sahabatnya Nanda. Setelah di kira Nanda sudah berhenti bicara, barulah Arsya membuka bekapan tangannya dari mulut gadis itu.

"Ol.." sambung Nanda.

Arsya mengeluarkan tampang batu.

"Berarti yang gua liat di taman kota waktu itu beneran eluuu???" Lanjut Nanda melebarkan bola matanya mengintimidasi laki-laki yang saat ini tertunduk antara takut dan malu.

"Hmm... I-iya begitulah..." Jawab Alfi menatap Nanda sambil meringis.

Wanita Alfi hanya bisa diam sambil menatap wajah-wajah baru kedua makhluk astral ini.

"Wahh!! Parah sih!!"

"Parah banget" sambung Arsya mengompori Nanda.

"Gila lo! Asal lo tau kemaren gua habis disemprot sama tu cewek!! Dan elo!!!? Wihh gak nyangka gua" Nanda mendramatis sambil menggeleng, sebelah tangannya memegang kepala dan yang sebelah lagi memegang pinggang.

"Nyeri otot pinggang mbak~" senandung Arsya yang menatap jenaka Nanda.

Gadis itu menatap tajam Arsya membuat cowok itu diam tanpa bertingkah lagi.

"Y-y-ya mana gua tau heheh" jawab Alfi ngeles.

"Ngeles mulu lo kek bajai!" Semprot Nanda.

Ya namanya juga perempuan apapun itu yang salah tetap laki-laki.

Wanita Alfi mendongak menatap pria itu sambil bertanya melalui tatapan, karna sudah digrebek oleh sahabatnya tingkat kepekaan dari cowok itu semakin menipis membuatnya sedikit bingung akan tatapan yang dikeluarkan oleh pasangannya itu.

Sekali lagi wanitanya mengangkat alisnya sambil mengerucutkan bibir, Alfi tidak mengerti dan hanya tersenyum cringe kemudian beralih menatap kedua sahabatnya yang saling menoleh menatap jijik Alfi.

"Mck! Hiiii! Emangnya salah apa kalau gua pacaran????" Akhirnya karna merasa frustasi Alfi berteriak memegangi kepalanya yang masih terbalut helm.

Nanda dan Arsya terkejut dengan teriakan Alfi kemudian menatap cowok itu seolah-olah tidak paham akan derita yang tengah di alaminya.

"Hmm... Menurut buku yang pernah gua baca nih ye.." Nanda membuka suara sembari menampilkan wajah bak penasehat.

"Kalau elu berteman sama segerombolan orang jomblo maka lu diwajibkan untuk menjomblo juga, dan pada undang-undang yang pernah kita buat 'bahwasannya kita bertiga sudah bersumpah untuk setia menjomblo!' dan sekarang elu?! Mengingkari sumpah yang udah dibuat!" Jelas Nanda memelototi Alfi yang kembali menciut dan memilih bersembunyi dibalik tubuh wanitanya.

"Heuh!" Dengus Nanda memalingkan wajah.

"Anu.... Emang kakak jomblo ya? Terus abang-abang yang disamping kakak ini bukan pacar kakak?" Wanita lol-mmph!! (Sorri di bekap Arsya juga).

Ucapan wanita itu membuat Arsya dan Alfi kaget bukan main, gini loh, mereka kan sudah kenal lama jadi pahamlah apa yang bakal terjadi dengan perkataan si cewek itu.

"APA?!! APA LU KATE?! HELLOW WOI!! DIA INI SAHABAT GUA! S-A-H-A-B-A-T!! YOU CAN SPELL IT! HUH!"

Arsya menahan Nanda yang mencoba mendorong gadis mungil itu.

"Istipar Nan!! Ya Allah itu anak orang!!!" Seru Arsya menarik mundur Nanda.

Alfi melakukan hal yang sama yaitu menarik mundur wanita nya agar tidak diserang oleh wanita jadi-jadian seperti Nanda.

"Kan cuma nanya doang by, kakak nya galak amat...." Balas cewek itu sambil menahan air matanya.

Alfi kelabakan, disatu sisi sahabatnya sedang emosi disisi lain ceweknya ketakutan.

"Udah... Lagian kamu nya salah ngomong..." Tegur Alfi mencoba mendamaikan.

"Kamu nyalahin aku??? Kan udah jelas aku cuma nanyaa..aa..." Suaranya mulai parau karena sang pacar malah tidak membela nya.

Arsya semakin dibuat bingung begitu juga Alfi sedangkan Nanda masih tensi dan menatap galak pacar Alfi.

"Udahlah bagong! Gak liat tu bocah mau nangis?!" Sergah Arsya menoyor kepala Nanda.

Nanda mengaduh pelan dan memegang keningnya, tatapannya beralih menatap cewek mungil yang sudah menangis kecil.
Sifat Nanda bisa dikatakan keras tapi sebenarnya dia gak tegaan melihat orang lain nangis apalagi penyebab orang itu menangis karena dirinya.

Nanda merasa tidak enak hati dan meredakan amarahnya.
"E-ee udah jangan nangis, gua cuma becanda doang.. ah elu mah gitu doang kok.... Gua gak marah sama elu sumpah." Nanda mencoba membuang gengsinya untuk meredakan tangis cewek itu.

"Gua minta maap ye, kebiasaan nih mulut gua kalau disangka pacar ikan cupang ni bawaannya emosi mulu!" Jelas Nanda mendekati wanita Alfi.

Arsya yang di cemooh oleh Nanda hanya menahan kesal mencoba untuk tidak menganiaya wanita disebelahnya ini.

"Udah ya..." Ucap Nanda memegang kedua bahu wanita itu.

"Btw lu kelas berapa?" Tanya Nanda mencoba mencairkan suasana.

Gadis mungil itu meredakan tangisnya, walau kini isakannya terdengar menyebalkan bagi Nanda tapi ia tetap sabar mendengar jawaban wanita Alfi.

"K-kelas 2 smp"

"Ouh kelas dua esem-"

"HA!!!??"

'BUJUBUSET ALFIIII, PACARAN YA PACARAN TAPI KOK SAMA BOCAH SMP YA ALLAH!!!' Batin Nanda berteriak frustasi. (Heleh lu aja baru masuk smk Dugong!)

"Heheh" Alfi terkekeh canggung menggaruk tengkuknya yang terasa gatal.

"Haha hehe haha hehe, lu liat muka gua lagi becanda sekarang?" Tanya Nanda datar.

Arsya menggeleng, kalau begini masalahnya tidak akan selesai.

Pletak!

Arsya memukul helm Alfi kuat, sedangkan sang empunya hanya terkaget saat helmnya dipukul.

"Aaaaawwww!!!!" Teriak Alfi yang ngebug.

"Paan sih sya!" Seru Alfi.

Arsya menggerakkan ekor matanya menyuruh Alfi segera meminta maaf.
Laki-laki itu menggurutu tak jelas sambil memperbaiki helmnya yang maju kedepan.

"Ya udah gua minta maap, lagian elu juga pernah pacaran sama si gigi gigi ntu, gua diam aja gak komplain" dengus Alfi.

Nanda melirik tak suka dan menghiraukan ucapan Alfi.

"Udah lah nyet, lu gangguin orang ngedate aja, katanya mau jalan-jalan" sergah Arsya menarik baju belakang Nanda.

Nanda melipat kedua tangannya, wajahnya cemberut menatap jengkel Alfi, begitu juga pria itu ikut cemberut sambil memonyongkan bibir. Nanda pasrah ditarik Arsya namun matanya tak lepas dari Alfi dan pacarnya.

"Awas lu disekolah!" Bisik Nanda sambil mengeluarkan telunjuknya seolah sedang menggorok leher dengan pisau.

Alfi berjengit dan gidikan kecil nya membuat Nanda tersenyum puas, ia melepas tarikan Arsya dari bajunya kemudian berbalik berjalan menuju motor matic Arsya.

"Buruan!" Ucap Nanda yabg sudah nangkring diatas motor Arsya.

Tbc...

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang