ketiga puluh delapan

37 20 17
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___

Suara langkah kaki tergesa bergema dilorong koridor, dan semakin lama suara itu semakin riuh dan ricuh.

"Hei! Jangan lari-lari di koridor!" Bentak Bu Dinda selaku guru bahasa Indonesia.

Tidak ada yang mendengarkan bentakan itu, mereka terus berlari dari koridor yang berada didepan ruang guru hingga melewati parkiran atas untuk perempuan, semuanya berlari dan berpencar. Hingga para guru keluar menyaksikan murid-murid SMK yang terlihat sibuk membarikade sekolah.

"Mandala ada apa?" Seru Bu Dinda yang tak sengaja melihat Mandala berjalan tergesa-gesa.

Ia berhenti dan menghampiri Bu Dinda, "Bu, ikuti kata-" belum lagi ucapannya selesai suara kaca pecah terdengar dari depan ruang guru.

"AAAHKKK!!!!" teriak para guru perempuan yang berada didalam, mereka berbondong-bondong keluar dari dalam sana dan berlari mencari tempat berlindung yang aman.

"MASUK KEDALAM RUANG IT BUK!" teriak Mandala memandu para guru, ia membawa mereka semua ke ruang IT yang bersebelahan disamping perpustakaan.

"Ada apa ini Mandala!!!" Teriak Bu Dinda yang ikut berlari sambil ketakutan.

"Udah buk, ikuti kata-kata saya dari sekarang. Jangan ada yang keluar dari ruang IT sampe saya yang bukain pintu ini, paham buk?!" Sentak Mandala dengan tegas.

"Tapi bisa jelaskan dulu sama kami?" Kata Bu Dinda dengan wajah yang sudah penuh dengan keringat.

"Ada tawuran buk" jawab Mandala singkat dan mendorong tubuh Bu Dinda pelan kedalam ruang IT.

Setelah semua guru sudah berada didalam, Mandala kembali berlari menuju pos satpam. Namun langkahnya terhenti karena diluar pagar sudah banyak para murid berseragam biru melempari SMK dengan batu.

"SMA 2" gumam Mandala.

........

Nanda menaiki meja Bunga yang berada didekat dinding dan melihat para anak dari jurusan tp (teknik pemesinan) dari jendela. Mereka mengunci seluruh kelas disekolah ini dan ada beberapa orang yang menjaga pintu.

"Woi bang Amir!! Bukak!!!!!!" Jerit Nanda menggedor jendela kaca itu.

Amir melirik Nanda pelan, ia berjalan mendekati jendela.

"Didalam aja dek, diluar lagi gak aman" ujar Amir pelan membuat Nanda menukikkan alisnya bingung.

"Alasan Lo kunci kita semua apa?!! Bukain gak?!!! Temen gue ada diluar!!!!" Teriak Nanda menggedor kaca secara brutal.

Teman-temannya ikut serta menggedor jendela dan ada yang berusaha membuka paksa pintu kelas.

"Bang Amir!!! Bukak!!!!!" Lagi suara Nanda melengking didalam kelas, bahkan mukanya sudah memerah.

Amir menulikan pendengarannya dan memilih berdiri sambil bersandar didinding kolom sembari menatap pintu kelas yang bergerak tak karuan karna ulah teman-teman Nanda.

"AMIRRRR!!!!!!!!!!!" teriak Nanda turun dari meja Bunga dan menuju pintu yang masih tertutup rapat.

"Minggir!" Usir Nanda kepada teman-temannya.

Mereka menyingkir dari pintu dan membiarkan Nanda berbuat sesuatu yang dapat mengeluarkan mereka dari dalam kelas.

DUAGHH!!!!!

Nanda menendang pintu dengan keras, tendangan itu mengagetkan Amir yang sedari tadi hanya menatap lesu pintu kelas. Namun saat suara engsel pintu yang berdecit membuat Amir langsung panik.

Pintu masih belum terbuka tapi cahaya matahari dari luar sudah terpancar dari celah pintu.

BRAK!!!!!

"HWAAAAAAAAA!!!!"

DUGH!!!!

"AHHKK!!!"

BUM!

Nanda terjatuh terjerembab sesaat ia akan menendang pintu, saat dia akan menendang lagi kontan pintu dibuka oleh Amir karena takut fasilitas sekolah rusak lalu Nanda disana jatuh dengan tidak etisnya. Amir menatap Nanda datar. Gadis itu masih menikmati pose tiarapnya yang terbilang aneh.

"Udah woi" tegur Amir yang melihat Nanda masih diam ditempat.

Melihat tidak ada pergerakan dari tubuh Nanda, Amir spontan berjongkok dan menggoyang bahu gadis itu pelan. Cowok itu sedikit panik.

"Wo-"

"Diem! Gua malu bangsat!" Desis Nanda yang pura-pura pingsan.

Amir yang mendengar penuturan Nanda langsung berwajah datar. Ia berdiri kemudian menatap teman-teman Nanda.

"Kenapa?" Tanya Amir datar.

Pandangan mereka teralih menatap Nanda yang masih tengkurap. Kemudian beralih menatap Amir.

"Gak mati kan?"
.......

Arsya dan yang lain sudah berkumpul dibelakang kelas TKJ Bagian belakang yang berada didekat tong penampung air.

"SMA 2 udah mulai, sekarang giliran kita" ucap Regas dengan semangat.

Gigi menatap Regas dari atas hingga bawah. Ia mendengus geli Melihat tidak ada gaya-gaya anak berandalan ditubuh anak itu. Kemudian dia beralih dengan Arsya yang sedang menatap kertas yang berisikan ancaman dari SMA 2 beberapa waktu lalu sebelum mereka sempat membalas nya dan SMA 2 memilih jalur ini, tawuran.

"Langsung gas atau nanti?" Tanya Gigi memangku pipi kirinya dengan tangan.

Arsya mengalihkan atensi menatap Gigi. Tidak ada jawaban, cowok itu sedang memikirkan strategi yang bagus untuk menyelesaikan anak SMA 2.

"Kita terima penyerangan mereka" jawab Arsya setelahnya.

"Habisi semuanya" lanjutnya lagi.

Tbc.......

H

aii semua, thanks buat yg selalu mampir dan meninggalkan komentar baik di lapak ini.

Itu bener2 bikin author semangat....

Oke see you in the next part 🤗🤗🤗

Improvements Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang