Jangan lupa vote dan komen.
Happy reading💜
_________,,,,_______,,,,___Sejak kejadian di kos subuh tadi Nanda terus memikirkan siapakah pelaku yang membobol jendela kamar Clara.
"Oi! Kenapa lo?!" Teriak Alfi menepuk bahu Nanda.
Nanda tersentak dan menatap tajam Alfi.
"Ish! Jangan ngagetin napa" keluh Nanda karena hari ini hanya kejutan yang dia dapat.
"Ya cerita dong ada apa, ini lo diem mulu" seru Alfi tak terima.
Nanda menghela napas dengan lesuh, kedua tangannya kini menumpu wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Alfi.
Arsya yang sedari tadi sibuk dengan game nya beralih menatap kedua sahabatnya, yang satu sedang kepo dan yang satu sedang malas bercerita.
"Woi kenapa?!" Teriak Alfi frustasi tidak mendapat jawaban dari Nanda.
Arsya mematikan handphone nya dan memiringkan kursinya membuat tubuh nya menghadap Nanda.
"Kenapa fi?" Tanya Arsya.
"Elu nanya gua?, ya gua aja gak ada ditanggepin ni sama buaya betina" jawan Alfi jengkel.
Arsya melihat wajah Nanda yang kusut.
"Oi lu kenapa?" Tanya Arsya.
Lagi-lagi jawabannya hanya dengusan dan lirikan malas dari Nanda.
Dengan sabar Arsya dan Alfi menunggu Nanda bercerita, ketika mulut Nanda terbuka mereka langsung menegakkan badan."Jadi gini..."
Mengalir lah cerita tadi subuh yang bergumul dikepalanya semuanya larut dalam cerita Nanda yang menjelaskan bahwa ada kejadian yang membuat dia dan kawan kosnya terkaget-kaget.
Selama Nanda bercerita Alfi dan Arsya tercengang dan mulut mereka tidak berhenti berkata 'hah serius?' 'hah kok bisa?' dan banyak 'hah' yang keluar dari mulut mereka membuat Nanda memundurkan wajahnya takut terkontaminasi oleh hujan lokal dari mulut Alfi dan Arsya.
"Nah gitu ceritanya" ucap Nanda mengakhiri cerita.
"Woooo gilak bener kalau beneran tetangga lo yang lakuin itu" sahut Alfi.
"Iya gilak!!!! Mana senjatanya bukan maen lagi" ucap Arsya menggebu menyahuti Alfi.
Nanda menggeleng, dia menoleh kepenjuru kelas hingga matanya bertabrakan dengan mata anwar, tiga detik tatapan itu berlangsung dan Nanda yang memutuskan kontak mata mereka, Nanda beralih kepada dua sahabatnya yang terus beropini, Jika tetangganya adalah pelaku pembobolan jendela itu, hukuman apa yang layak diberikan kepadanya.
Nanda ikut tenggelam dalam cerita keduanya hingga jam pelajaran pertama berbunyi, Alfi yang asik bercerita langsung ketar-ketir berlari menuju workshopnya atau bisa dibilang bengkel tekniknya yang berada didekat ruang guru.
"Baybay Alfi~" teriak Nanda melambaikan tangan dibalas Alfi dengan lambaian tangan juga.
Pandangan teman sekelas terpaku kepada Nanda, betapa beruntungnya nanda mendapatkan sahabat seperti Arsya dan Alfi, sudah pintar, ganteng lagi. Tapi bukan berarti Nanda jelek. Nanda mendapatkan julukan adek kelas tercantik dari senior di jurusan otomotif dan pemesinan karena pesona nya yang tidak dapat ditolak.
Sedangkan Alfi dan Arsya memiliki daya pikat terhadap lawan jenis yang sangat kental. Arsya yang memiliki kulit sawo matang dengan dua alis tebalnya serta hidung yang mancung, bibir tipis yang dapat dengan mudah menggoyahkan hati para wanita SMK kemudian mata hitam kecoklatan nya yang sipit dan tubuh proposional nya yang tidak kurus dan tidak gendut walau hanya memiliki 4 buah roti sobek dibalik seragam pramukanya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Improvements
Teen Fiction>>>SEBELUM MEMBACA FOLLOW AKUN @Smk_arsitek TERLEBIH DAHULU<<< Jangan lupa vomment dan masukin kedalam perpustakaan pribadi kalian!!! Awal mula perjalanan Nanda masuk sekolah menengah adalah mendapatkan sekolah yang nyaman dan memiliki akreditasi y...