JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.
Larisa berjalan kaki menuju mansion yang letaknya cukup jauh dari rumahnya tapi mereka masih tetangga sampingan.
"Kenapa mansion itu jauh sekali.. membuat kakiku sakit saja.." gumam Larisa kesal.
Setelah beberapa menit perjalanannya akhirnya Larisa sampai. Larisa kaget saat melihat pintu pagar yang cukup tinggi bahkan tiga kali lipat dari tingginya Larisa. Larisa bahkan sampai mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat ujung pagar itu.
"Waaahhh kenapa pagarnya tinggi sekali.. pasti tidak akan ada pencuri yang berani menaikinya.." gumam Larisa.
"Tentu saja nona, tidak akan ada yang berani untuk datang kesini.. karena hanya nona lah yang berani melakukannya.." ujar seseorang membuat Larisa kaget setengah mati.
Ternyata ada penjaga yang duduk di gedung kecil di samping pagar. Larisa meyakini penjaga itu sedari tadi melihatnya namun enggan langsung membuka pintu pagar.
"Permisi.. saya tetangga sebelah kebetulan saya ingin meminta tolong.. bisakah anda membuka pintu pagarnya untuk saya?" Ujar Larisa.
"Maaf nona.. kami tidak semudah itu untuk membuka pintu kepada siapa pun.." jawab penjaga.
"Apa??? Haruskah aku mendaftar dahulu agar bisa masuk ke dalam mansion ini? Sehebat apa tuan rumah ini sampai siapa pun tidak semudah itu masuk kedalamnya.." gumam Larisa kesal di dalam hati.
"Tidak bisakah kau membantuku aku benar-benar butuh pertolongan, aku hanya ingin menumpang mandi karena kebetulan keran air dirumahku saat ini tidak bisa digunakan.." ujar Larisa memohon.
"Tunggu sebentar nona saya akan menanyakannya dahulu dengan tuan Alfred.." jawab penjaga.
"Apakah tuan sombong itu bernama Alfred?" Gumam Larisa.
"Terserah, Alfred atau Alfrod aku tidak perduli.. tolong katakan aku butuh bantuannya.." ujar Larisa.
Penjaga menutup kembali kacanya sedangkan Larisa menunggu cukup lama diluar apalagi saat ini dalam keadaan masih pagi. Udara dingin sangat menusuk kulit Larisa hingga ke tulang.
"Kenapa lama sekali aku sudah kedinginan disini.." gumam Larisa sambil memeluk tubuhnya sendiri bahkan handuk mandinya sudah ia pakai untuk menutup tubuhnya agar tidak kedinginan.
Tiba-tiba pintu pagar terbuka karena pintunya sangat besar saat pintu itu terbuka mengeluarka suara yang nyaring. Larisa kaget saat pintu itu terbuka otomatis, Larisa takjub di tempat terpencil seperti itu ada yang menggunakan tekhnologi modern seperti di kota.
"Akhirnya pintunya terbuka kenapa tidak dari tadi sih.. tidak tau apa aku sudah sangat kedinginan.." gumam Larisa kesal sambil berjalan masuk ke dalam area mansion.
Larisa berjalan masuk dan semakin masuk ke dalam mansion, ia begitu terpukau melihat begitu megahnya mansion itu saat dilihat dari dekat. Interiornya sangat bagus dan berkarakteristik persis mansion-mansion yang sudah sangat lama umurnya.
"Waaahhh.. orang seperti apa yang memiliki mansion semegah ini.." gumam Larisa.
Ethan tengah duduk santai di kursi kebesarannya, ia tersenyum licik karena melihat Larisa si tetangga barunya tengah menginjakkan kaki dirumahnya.
"Alfred kenapa wanita itu sangat berisik.. sedari tadi dia terus mengomel tiada henti.." ujar Ethan.
"Wanita memang seperti itu tuan.. mereka tidak akan tahan jika tidak mengomel seharian.." jawab Alfred.
"Sungguh aku tidak suka wanita.. mereka hanya mengganggu ketenanganku saja.." ujar Alfred lagi.
"Ohh tuanku bukankah kau lahir dari seorang wanita.." gumam Alfred di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE : ETHAN [END]
VampireMenjadi seorang penulis membutuhkan imajinasi yang cukup. Semenjak di khianati oleh kekasihnya Larisa tidak bisa fokus menulis seakan-akan inspirasi dan imajinasinya menghilang bersama dengan cintanya yang hilang. Berniat mencari inspirasi untuk nov...