BAB 22

214 32 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Larisa sedang mengendap-endap menuju ke dapur ia merasa sangat lapar karena sejak pulang tadi ia belum makan. Ethan masih terus memantau Larisa dari balik jendela. Menatap Larisa makan dengan lahap membuatnya merasa senang.

"Makan lah yang banyak.. anak kita butuh gizi yang cukup.. aku tidak sabar ingin mengelus perutmu Risa.." gumam Ethan.

"Uhukkk...uhuuuukkkk.."
Mendadak Larisa tersedak karena terlalu terburu-buru. Saat mencari air ia tidak menemukannya dimeja.

Ethan pun panik mau tidak mau akhirnya ia masuk ke dalam rumah melalui jendela. Hal itu membuat Larisa kaget karena ia berfikir ada maling yang masuk kerumahnya.

"Siapa kau? Uhuukkk..uhukk.. mau apa kau? Kau mau maling?" Ujar Larisa yang panik namun ia masih dengan terbatuk-batuk.

Bayangan hitam yang dilihat oleh Larisa terus mendekat bodohnya ia tidak menghidupkan lampu dapur karena tidak ingin mamanya bangun. Kini ia panik sendiri dan bingung harus melakukan apa.

"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku berlari? Tapi aku takut jika bayiku kenapa-kenapa.. oh tuhan..tolonglah aku.." gumam Larisa ketakutan didalam hati.

Setiap langkah dari bayangan di hadapannya selangkah juga Larisa mundur kebelakang. Padahal jendela dirumahnya sudah tertutup lantas bagaimana ia bisa masuk, fikirnya Larisa.

Karena tidak tau harus melakukan apa akhirnya Larisa mencoba untuk teriak saja. Ia berharap orang rumah akan terbangun karena mendengar suara teriakannya. Namun sebelum suara keluar dari mulutnya Larisa, Ethan sudah duluan membekap mulut Larisa dengan bibirnya.

"Hmmmpppttttttt..."
Larisa berontak karena diserang seperti itu, ia tidak menyangka maling itu bertindak kurang ajar padanya.
Larisa berontak mencoba terus memukul-mukul tubuh Ethan.

Mendadak sinar bulan yang masuk dari jendela membuat Larisa dapat melihat siapa yang saat ini sedang di hadapannya.

"Ethan.." gumam Larisa di dalam hati.

Ethan melepaskan bibirnya dari Larisa ia menatap Larisa dengan penuh kehangatan. Kemudian Larisa tersadar ia langsung menampar pipinya Ethan yang begitu lancang padanya.

Slap!!
Tamparan keras mendarat ke pipinya Ethan.

"Brengsek!! Kenapa kau sangat lancang padaku.. tidak cukupkah kau menghinaku Ethan?" Ujar Larisa marah.

Ethan sama sekali tidak memperdulikan tamparan keras di pipinya. Baginya itu sama sekali tidak sakit tidak lebih sakit dari hatinya saat ini.

"Maaf.. maafkan aku Risa..aku hanya..." jawab Ethan.

"Hentikan!! Aku tidak ingin mendengar apa pun dari mulutmu.. aku mohon kau pergi.. pergi dari rumahku.." ujar Larisa sambil mengalihkan wajahnya.

"Baiklah.. aku akan pergi sekarang.. tapi satu hal yang harus kamu tau Risa.. Aku tidak akan pernah berhenti untuk menemuimu dan anak kita.. akan aku pastikan kau akan menikah denganku.. meskipun kau menolak sekalipun.." ujar Ethan sebelum pergi.

Larisa semakin kesal saja mendengar ucapan Ethan yang seenaknya. Bagaimana bisa ia sangat percaya diri seperti itu.

"Terserah apa pun yang kau ingin lakukan Ethan.. aku tidak akan menikah denganmu.. tidak akan pernah.. menikah saja sana dengan sebangsamu.. aku ini manusia Ethan..bagaimana bisa kita hidup bersama.." gumam Larisa kesal.

"Siapa bilang kau tidak akan menikah dengan Ethan.." ujar Charlotte yang tiba-tiba menghidupkan lampu dapur.

Larisa langsung menoleh ke belakang melihat wajah mamanya yang terlihat baru bangun tidur. Larisa menelan ludahnya kasar padahal ia sengaja mengendap-endap karena tidak ingin bertemu dengan mamanya.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang