BAB 46

151 18 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Kebingungan masih menyelimuti Larisa, ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Ingatan yang ia ingat selama ini apakah benar nyata atau hanya mimpi belaka. Namun ia merasa semua itu nyata dan bukan hanya sekedar mimpi.

"Aku harus kembali kerumah.. semua jawabannya akan terjawab jika aku bertanya dengan kedua orang tuaku.. bahkan mereka sendiri yang mengantarkanku kesini saat hari pernikahanku dengan Ethan.. mereka pasti tau semuanya.." gumam Larisa yakin.

Tanpa berfikir panjang lagi Larisa langsung berangkat kembali kerumahnya. Dengan mobil yang ia kenakan saat pertama kali datang ke mansion kecilnya. Padahal seingatnya ia sudah meninggalkan mobilnya dirumah. Lantas bagaimana bisa mobil itu masih berada di mansion.

"Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa semuanya berubah hanya dalam sekejab.. padahal aku mengingat dengan jelas saat aku tertidur di kamar setelah penculikan itu.. tidak, aku harus memikirkan kewarasanku saat ini.. jika aku bertanya-tanya itu hanya akan membuatku bingung.. aku harus fokus di perjalanan.." gumam Larisa sambil menyetir menyusuri hutan yang biasa ia lewati saat bersama Ethan di bayangannya.

"Tuan.. tadi ada seorang wanita yang mengaku sebagai istri tuan.. dia memaksa masuk ke dalam mansion.. tapi saya tidak mengizinkannya.." ujar pelayan keamanan mansion.

Ethan yang baru saja hendak masuk ke dalam mobil langsung menghentikan niatnya setelah mendengar ucapan pelayannya.

"Siapa yang berani-beraninya mengaku sebagai istriku.. " tanya Ethan.

"Saya tidak tau tuan.. wanita itu seperti seseorang yang tidak waras, datang ke mansion dengan berjalan kaki..lalu memaksa saya untuk membuka gerbang.. namun karena saya tidak pernah melihatnya, saya tidak membiarkan wanita itu masuk tuan.." jawabnya lagi.

"Bagus.. kau melakukan hal yang benar.. jangan biarkan siapa pun masuk ke dalam mansion ini tanpa seizinku.." ujar Ethan lalu ia pun masuk ke dalam mobilnya.

Setelah melakukan perjalanan panjang, akhirnya Larisa sampai dirumahnya. Tanpa berfikir panjang lagi Larisa langsung memasuki rumahnya. Mencari keberadaan ibunya hanya untuk memastikan soal fakta yang sebenarnya.

"Mommy... mom.. kau dimana?" Teriak Larisa.

"Mom.. where are you mom.." Larisa terus menerus berteriak memanggil mamanya yang tak kunjung keluar.

"Risa.. baru saja kau menginjakkan kaki dirumah ini dan kau sudah membuat keributan.." ujar Sims yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Sims.. dimana mommy?" Tanya Larisa tidak sabaran.

"Apa yang terjadi.. sepertinya kau tidak baik-baik saja.." jawab Sims.

"Katakan dimana Mommy.. ada yang ingin aku tanyakan padanya.. katakan Sims.." ujar Larisa memaksa.

"Mommy ada dirumah nyonya Lauren.. kau bisa kesana sendiri bukan.." jawab Sims.

"Oke.. thankyou.. bye.." ujar Larisa dan langsung pergi menuju kerumah nyonya Lauren tetangga rumah mereka yang berjarak tiga rumah dari rumah mereka.

Dengan terburu-buru Larisa pergi menuju rumahnya nyonya Lauren. Ia bahkan sampai lupa mengenakan sepatunya. Membuat orang-orang yang melewatinya menatap heran saat melihat Larisa berjalan tanpa alas kaki.

Tok..tok..tok..
"Permisi..." ujar Larisa mengetuk pintu rumahnya nyonya Larisa.

Padahal dirumah itu memiliki bell yang mempermudah tamu untuk memanggil pemilik rumah. Namun Larisa malah memilih mengetuk pintu rumah.

Tok..tok..tok..
"Hallo.. nyonya Lauren apakah ibuku ada dirumahmu.." teriak Larisa.

Kreeeeeeekkkkk...
"Larisa.." gumam Nyonya Lauren sambil membuka pintu.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang