BAB 12

218 30 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Larisa sedang duduk di ayunan belakang rumahnya memandang pepohonan yang bergoyang karena semilir angin. Mendadak Larisa mengingat kejadian yang sudah dua hari yang lalu. Selama dua hari pula lah ia berdiam diri dirumah dan tidak keluar sama sekali. Hari ini ia merasa pengab dan ingin menghirup udara bebas.

"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana nasibku kedepannya? Apakah ada pria yang akan menikahiku setelah apa yang terjadi padaku? Aku kotor.." gumam Larisa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia begitu frustasi hingga bingung harus melakukan apa dan bagaimana nantinya jika ibunya tau.

Mendadak Larisa mengingat sesuatu ia memiliki ide yang cemerlang agar kehidupannya tidak akan miris-miris amat. Ia berencana meminta pertanggung jawaban dari pria yang sudah menikmati tubuhnya. Larisa berfikir bahwa apa yang direncanakannya tidaklah salah. Dia berhak mendapat pertanggung jawaban dari Ethan.

"Persetan jika aku tidak mencintai dia.. hidup di mansion yang mewah seperti itu tentu saja akan membuat aku bahagia bukan.. aku tidak harus banting tulang mencari uang.. hahahaha ide yang sangat cemerlang.. beruntungnya aku memberikan keperawananku kepadanya.. meski ia hanya seorang pelayan..jika Dean yang mengambilnya aku akan menyesal seumur hidup.." gumam Larisa dengan senyum licik.

Buuurrrrrrr
Makanan menyembur ke atas meja.
Semua pelayan kebingungan saat tuan mereka menyemburkan makanan yang sedang di makannya. Mereka takut ternyata makanan yang mereka buat tidaklah enak.

"Maafkan kami tuan.. maafkan kami.." ujar semua pelayan sambil menunduk.

Ethan langsung membasuh mulutnya dengan tisu dan ia heran kenapa semua pelayannya malah meminta maaf padanya.

"Kenapa kalian minta maaf?" Tanya Ethan.

"Maafkan kami tuan karena makanannya tidak enak tuan jadi..."
Ujar pelayan yang ragu mengucapkan bahwa Ethan muntah.

"Hahahaha bukan seperti itu kejadiannya.. makanan yang kalian buat enak.. sangat enak namun samar-samar aku mendengar seorang gadis berbicara omong kosong jadi aku hanya kaget dan tanpa sengaja menyemburkan makanan yang ada di dalam mulutku.." ujar Ethan.

Alfred hanya terdiam melihat tuannya ia tau apa yang di maksud oleh tuannya. Sudah jelas itu tentang Larisa yang terlihat sedang duduk di belakang rumah.

Flashbackon
Dua hari yang lalu saat dipagi hari Alfred melihat tuannya baru saja keluar dari rumah Larisa. Ethan terlihat diam namun Alfred merasa hati Ethan bahagia. Alfred mengetahui apa yang di lakukan oleh Ethan semalam. Namun hal itu seharusnya tidak dilakukannya karena itu artinya Ethan mengulang kejadian yang sama seperti kejadian ratusan tahun yang lalu.

"Tuan tidakkah saat ini kau sedang mengulang kejadian yang sama seperti ayahmu.." gumam Alfred yang merasa cemas.

Ethan terlahir dari ayah yang seorang vampire dan ibu dari seorang manusia. Ethan berdarah campuran setengah vampire dan setengah manusia. Ia masih bisa makan makanan manusia dengan nyaman padahal lumrahnya vampire hanya menghisap darah.

Meski ia setengah manusia Ethan tetaplah vampire yang hidup hingga ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Saat ayahnya menikah dengan ibunya yang seorang manusia ibunya hanya hidup selayaknya manusia biasa. Saat ia berumur 80 tahun ia meninggalkan Ethan yang masih berumur 50 tahun namun meski sudah berumur 50 tahun Ethan masih terlihat seperti remaja berumur 12 tahun.

"Ibu.. ibu.. jangan pergi ibu..  jangan tinggalkan aku ibu.. hiksss... hiksss... ayah kenapa ibu pergi ayah.. kenapa bukankah kita akan hidup abadi.." ujar Ethan yang terisak-isak karena kehilangan ibunya.

"Nak.. kehidupan abadi hanya milik kita tidak dengan ibumu.. ibumu hanya manusia biasa nak.." jawab Brian ayahnya Ethan.

Ethan langsung menoleh ke arah ayahnya ia tidak percaya apa yang dikatakan oleh ayahnya. Bagaimana bisa ibunya seorang manusia sedangkan ayahnya seorang vampire. Bukankah mereka harusnya tidak bisa bersatu karena perbedaan mereka. Vampire menghisap darah dan darah manusia lah yang paling mereka sukai. Lantas bagaimana selama ini ayahnya bisa menahan rasa ingin menghisap darah.

"Itu tidak mungkin ayah.. tidak mungkin.. seharusnya ibu sama seperti kita.. seharusnya ibu bisa hidup abadi ayah.." ujar Ethan yang masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibunya sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Ethan kecil terus menangis tersedu-sedu memeluk tubuh ibunya yang sudah tidak bernyawa lagi. Bahkan kulitnya yang sudah keriput di makan usia Ethan menyentuhnya sambil menangis. Saat di pemakaman pun Ethan tiada hentinya menangis apalagi saat peti mati ibunya diturunkan ke dalam lubang yang sangat dalam.

"Ibu... ibu.. kenapa kau pergi meninggalkan aku ibu.. tidakkah ibu menyayangiku.. kenapa ibu tidak bisa seperti aku bu.. hiks..hiks.." ujar Ethan sambil terduduk di tanah. Brian terus memberikan semangat untuk putranya yang sedang kehilangan.

Brian juga merasa sangat sedih saat kehilangan wanita yang ia cintai namun ia tidak bisa apa-apa. Saat Brian ingin membuat Anna menjadi vampire seperti dirinya Anna menolak dengan alasan ia ingin hidup sebagai manusia hingga akhir hidupnya. Karena keinginan Anna yang sangat kuat mau tidak mau Brian menerima keputusan Anna meski suatu saat ia pasti akan kehilangan Anna.
Flashbackoff

Larisa sedang berjalan menuju ke mansionnya Ethan meski area intinya masih terasa sakit akibat pertempuran malam itu. Larisa mencoba untuk menahannya agar mampu berjalan sampai ke mansionnya Ethan.

"Aku harus meminta pertanggung jawabannya..dia harus menikahiku mau atau pun tidak mau dia harus bertanggung jawab.." gumam Larisa sambil bersusah payah berjalan.

Setelah menempuh perjalanan 10 menit padahal harusnya hanya ditempuh beberapa menit saja. Akhirnya Larisa sampai di depan pintu gerbang mansion Ethan.

"Cih!! Dia sudah sampai.." gumam Ethan.

"Buka pintu gerbangnya aku ingin mendengar apa yang ingin wanita itu katakan.." ujar Ethan memerintahkan pelayannya untuk membuka pagar untuk Larisa.

Larisa kaget saat pintu pagar terbuka sendiri padahal ia belum memencet bell. Namun ia tidak perduli karena ia memiliki tujuan datang kesana maka ia segera masuk. Meski harus bersusah payah untuk sampai kepintu mansion.

Kreeeeekkk
Pintu rumah terbuka Ethan sudah berdiri tepat di depan pintu dengan ekspresi datar. Larisa berjalan mendekat ke arah Ethan dengan susah payah.

"Kenapa jalanmu seperti Rusa yang sedang pincang.." ujar Ethan.

"Apa? Rusa? Aku disamakan dengan Rusa? Sialan.." gumam Larisa di dalam hati.

"Kau tanya kenapa aku berjalan seperti ini? Kau bodoh atau bego sih.." jawab Larisa.

"Apa? Kau bilang aku bodoh?" Ujar Ethan marah.

"Kau fikir siapa yang buat aku tidak bisa berjalan seperti ini.. kau mau lari dari tanggung jawab?" Ujar Larisa.

"Tanggung jawab? Kau ingin aku tanggung jawab apa?" Jawab Ethan.

"Kau.. kau masih bertanya tanggung jawab apa? Sungguh kau sangat lucu.. sungguh sangat lucu.. setelah apa yang kau lakukan padaku kau berkata seperti itu?" Ujar Larisa mengomel.

"Aku hanya tidak mengerti apa maksudmu tanggung jawab.. apa yang harus aku lakukan untuk bertanggung jawab.. bukankah kau tidak hamil? Lalu untuk apa aku bertanggung jawab.." jawab Ethan.

Larisa terdiam tidak bisa berkata apa-apa saat Ethan mengatakan bahwa ia tidak hamil. Kenyataannya apa yang dikatakan Ethan memanglah benar ia saat ini belum hamil dan entah akan hamil atau tidak karena mereka hanya melakukannya satu kali.

"Ohh jadi kau ingin bertanggung jawab saat aku hamil begitu? Mungkin benar saat ini aku dalam keadaan tidak hamil namun kedepannya bisa saja kan aku hamil.. lagian baru beberapa hari yang lalu kita melakukannya.." ujar Larisa.

"Tererah kau nona.. aku tidak yakin kau akan hamil hanya karena baru satu kali aku melakukannya.. oh tidak .. kau yang melakukannya duluan.." jawab Ethan.

"Akan aku buktikan nanti saat kau lihat aku hamil dari anakmu.. saat hari itu datang kau harus mempertanggung jawabkan semuanya.. jika tidak kau akan aku laporkan ke polisi atas dasar pemerkosaan.." ancam Larisa.

"Baiklah nona tidak masalah.." ujar Ethan sambil tersenyum.

Larisa langsung pergi meninggalkan mansion yang awalnya ia kesulitan berjalan, karena emosi Larisa berjalan dengan cepat dan melupakan rasa sakit di area intinya.

"Dasar pria jahat.. kenapa dia mau bertanggung jawab di saat aku hamil bukankah dia sudah menikmati tubuhku? Harusnya ia juga bertanggung jawab akan hal itu.." gumam Larisa kesal sambil berjalan kembali kerumahnya.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang