BAB 42

151 22 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Setelah mengumpulkan cukup banyak mengumpulkan chestnut di keranjang. Ethan pun segera turun ke bawah ingin memberikan chestnut itu kepada istrinya. Keinginan pertama yang di minta oleh istrinya maka ia harus memenuhinya.

"Sayang apakah chestnut ini sudah cukup untuk menhilangkan rasa inginmu?" Tanya Ethan.

Larisa langsung melihat sekeranjang chestnut yang ada di hadapannya. Namun bukannya terlihat bahagia Larisa malah merasa muak dan enggan mengambil chestnut itu.

"Ada apa Risa? Apa ini tidak cukup?" Tanya Ethan yang merasa bingung dengan responnya Larisa.

"Aku tidak menginginkan lagi chesnut ini Ethan.." jawab Larisa.

Ethan terdiam mendengad jawaban yang di ucapkan Larisa. Bagaimana tidak ia sudah susah payah mengambil seluruh chesnut yang ada di pohon dengan menggunakan tangannya sendiri. Lantas istrinya malah mengatakan ia tidak menginginkan chestnut itu.

"Tuan.. apakah ini cukup?" Ujar Alfred sambil menunjukkan sekeranjang chestnut yang ia ambil.

Namun Alfred kebingungan melihat wajah tuannya yang seperti pasrah. Lalu ia melihat nonanya yang menunjukkan ekspresi tidak senang.  Alfred berfikir nonanya akan bahagia setelah mendapatkan chestnut yang ia inginkan.

"Alfred bawa chestnut itu ke mansion dan buatkan makanan.. Risa tidak menginginkannya lagi.." ujar Ethan.

"Apa tuan? Nona tidak menginginkannya lagi? Setelah kita susah payah mengambilnya?" Jawab Alfred yang merasa sedikit kesal dengan jawaban tuannya.

Namun ia tidak bisa menunjukkan kekesalannya perintah tetaplah perintah. Alfred hanya harus mematuhinya saja.

"Nona jika chestnut ini sudah menjadi makanan.. maka nona tidak boleh memakannya.." ujar Alfred.

"Kenapa begitu? Kenapa aku tidak boleh memakannya?" Jawab Larisa kesal.

"Karena nona tidak menginginkannya lagi bukan.." ujar Alfred.

"Aku.. aku mungkin hanya tidak menginginkannya untuk saat ini.. mungkin saja nanti setelah mereka semua menjadi makanan.. bisa saja bukan aku menginginkannya.." jawab Larisa.

"Nona sungguh plinplan.." ujar Alfred.

Larisa langsung membelalakkan matanya mendengar Alfred mengatainya plinplan. Namun tidak ada salahnya juga memang saat ini ia merasa dirinya sedang bersikap tidak jelas dengan keinginannya sendiri.

"Kau tidak tau Alfred bayiku yang tidak menginginkannya lagi.. jadi ini bukan sepenuhnya kesalahanku bukan.." jawab Larisa yang tidak mau di salahkan.

"Bayi nona sangat luar biasa.. bisa berbicara meski ia masih di dalam kandungan.." ujar Alfred lagi.

"Kau mengajakku bertengkar Alfred? Apa kau ingin aku mengirimmu ke hutan terlarang?" Ancam Larisa yang mulai kesal.

Ethan tersenyum melihat istrinya yang mulai menunjukkan kekuasaan. Selayaknya penonton Ethan hanya menatap pertengkaran yang terjadi antara istrinya dan pelayan setianya.

"Tidak nona.. mungkin nona tidak tau kalau saya berasal dari sana.." jawab Alfred.

"Benarkah? Lantas aku salah mengancam.." ujar Larisa.

"Benar nona.." jawab Alfred.

"Sudahlah.. aku ingin pulang.. Ethan bisakah kau membawaku ke toko ice cream?" Ujar Larisa sambil menunjukkan ekspresi manja dan menggemaskan.

Ethan mengerutkan keningnya melihat ekspresi yang di tunjukkan oleh Larisa. Ekspresi menggemaskan yang membuat hati Ethan langsung luluh.

"Kau ingin ice cream? Apakah tidak berubah lagi?" Tanya Ethan.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang