BAB 24

182 29 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Larisa sedang berjalan kembali pulang kerumahnya setelah selesai dari rumah Ethan. Ia terlihat kesal namun entah kenapa wajahnya begitu memerah jantungnya pun berdegub kencang.

"Ada apa denganku? Kenapa fikiran kotor itu tidak bisa hilang dari ingatanku.. dan kenapa juga dia harus mendesah seperti itu.. arrrghhh... benar-benar keterlaluan.." gumam Larisa kesal.

"Ada apa denganmu? Aku lihat kau terus mengomel sepanjang jalan.." tanya Sims yang sedang menunggu bus sekolahnya.

"Anak kecil tidak boleh tau.. kau sekolah yang benar.. oke.." jawab Larisa sambil mengusap kasar rambutnya Sims.

"RISA... KAU BUAT RAMBUTKU BERANTAKAN!!" teriak Sims.

"Ups.. sorry adik kecilku.." ujar Larisa sambil mengejek.

Sims menatap tajam ke arah Larisa padahal ia sudah merapikan rambutnya agar terlihat tampan. Namun Larisa malah merusaknya tanpa berfikir panjang.

"Awas saja.. tunggu aku pulang sekolah nanti..akan aku balas kau.." gumam Sims kesal.

Bus sekolah Sims pun akhirnya datang ia segera naik karena tidak ingin terlambat ke sekolah. Larisa masuk ke dalam rumah terlihat mamanya sedang  membereskan meja makan.

"Apa yang terjadi dengan Ethan.." tanya Charlotte.

Larisa terkekeh sendiri saat mengingat keadaan Ethan saat ini. Ia merasakan morning sickness yang pada umumnya hanya dirasakan oleh wanita hamil. Charlotte merasa heran menatap putrinya yang tertawa sendiri persis seperti orang tidak waras.

"Kenapa kau malah tertawa Risa? Hal apa yang begitu lucu hingga kau tertawa seperti itu.." tanya Charlotte lagi.

"Bagaimana aku tidak tertawa ma.. jika mama melihatnya pasti mama juga akan tertawa.." jawab Larisa.

"Maka dari itu aku bertanya hal apa yang membuatmu tertawa seperti ini?" Ujar Charlotte.

"Mama tau kan aku sedang hamil, biasanya wanita hamil itu pasti merasakan morning sicness bukan? Tapi aku tidak merasakannya sama sekali.. mama tau kenapa? Karena ada seseorang yang menggantikannya.. Ethan yang merasakan semua itu ma.. dia mual-mual dan muntah sejak pagi tadi.. wajahnya yang pucat semakin pucat saja.. ahahhaha" jawab Larisa masih sambil menertawakan Ethan.

Charlotte merasa bingung dengan yang di ucapkan oleh putrinya itu. Bagaimana bisa seorang pria merasakan morning sickness yang biasanya di alami oleh wanita hamil.

"Mungkin dia hanya sedang tidak enak badan.. tidak mungkin seorang pria menggantikan apa yang seharusnya di alami oleh wanita.." ujar Charlotte yang merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Apakah aku terlihat berbohong saat ini? Jika mama tidak percaya.. mama bisa melihatnya sendiri kerumah Ethan sekarang juga.." jawab Larisa yang kesal karena mamanya tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan.

"Papamu sedang keluar menggunakan mobil.. nanti saja aku melihatnya.." ujar Charlotte.

"Tidak perlu naik mobil ma.. jalan kaki beberapa menit sampai kok.." jawab Larisa.

"Jalan kaki? Apa maksudmu?" Tanya Charlotte.

"Ethan membeli rumah besar yang sudah lama kosong di gang belakang ma.." jawab Larisa.

"Benarkah? Rumah besar itu? Yang harganya sangat mahal itu? Waahh.. sekaya apa calon menantuku itu.." gumam Charlotte takjub.

Larisa merasa geli saat mendengar mamanya menyebut Ethan calon menantu. Padahal Larisa jelas menolak menikah dengan Ethan.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang