BAB 38

130 21 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Semenjak kembalinya keluarga Larisa ke Inggris. Larisa merasa kesepian di mansion sebesar itu padahal pelayan dimansion sangatlah banyak. Tentunya ia tidak akan merasakan kesepian. Namun tanpa keluarganya Larisa merasa kesepian dan sendiri. Larisa ingin melanjutkan novelnya yang tidak kunjung selesai namun saat ini ia benar-benar kehabisan ide dan inspirasi.

"Apa yang harus aku lakukan di mansion sebesar ini? Haruskah aku membersihkannya agar aku memiliki kegiatan lain.. oh tidak.. mungkin aku akan pingsan jika melakukannya.. oh tuhaaann kenapa aku bosan sekali.." gumam Larisa sambil membaringkan dirinya di ranjang.

Ethan sedang tidak berada di mansion sejak pagi tadi. Ia juga tidak mengatakan apa pun kepada Larisa. Berhubung Larisa masih dalam keadaan tidur pulas saat Ethan pergi. Saat Larisa bangun Ethan sudah tidak ada di ranjangnya bahkan di sudut kamar mana pun Larisa tidak menemukan Ethan.

"Dimana pria pucat tanpa darah itu.. kenapa dia pergi tidak mengatakan apa-apa padaku.. yah meskipun aku sedanh tidur setidaknya dia bisa membangunkan aku.. kenapa malah pergi seenaknya seperti itu.. membuat aku kesal saja.." gumam Larisa sambil menatap langit-langit kamar.

Tok.. Tok... Tok...

"Permisi nona.." ujar pelayan dari luar kamar.

Larisa langsung beranjak dari tidurnya saat mendengar suara pelayan dari luar. Ia mendadak panik harus melakukan apa, haruskah ia berpura-pura tidur agar mereka pergi. Larisa masih gugup jika harus berhadapan dengan pelayan yang notabene adalah seorang vampire persis seperti Ethan.

"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membukanya? Tapi aku takut jika ternyata mereka malah ingin melahapku.. tidak, di mansion ini aku manusia satu-satunya.. bukankah aku seperti sedang memberikan nyawaku kepada mereka.." gumam Larisa.

Tok.. Tok.. Tok..

"Permisi nona.. apakah kami boleh masuk.." ujar pelayan lagi.

Larisa semakin panik saja sampai ia menutup wajahnya dengan selimut. Larisa mendadak ketakutan padahal sebelumnya ia percaya diri kalau ia akan baik-baik saja selama berada di mansion. Namun saat ini rasa takutnya lebih besar hingga ia tidak bisa mengendalikan diri lagi. Namun pelayan tidak terdengar lagi bahkan suara ketukan pun tidak ada lagi.

Larisa membuka dengan perlahan selimut yang menutupi wajahnya. Ia melirik ke arah pintu kamar dan tidak ada suara apa pun lagi.

"Bukankah kamarnya Ethan tersembunyi.. tidak semua pelayan bisa mengetahui kamar ini.. lantas kenapa ada pelayan wanita mengetuk pintu kamar.. bbrrrrr... kenapa tubuhku mendadak merinding.. apakah di mansion ini ada makhluk tak kasat mata.. apakah dia sedang menggangguku.. mommy.. aku takut mommy.. kenapa kalian meninggalkan aku sendirian.." gumam Larisa yang merasa ketakutan.

***

"Tuan apakah semua ini harus kita beli?" Tanya Alfred.

"Tentu saja.. pasti Risa akan membutuhkannya.." jawab Ethan.

"Tapi tidakkah sudah terlalu banyak tuan?" Tanya Alfred lagi.

"Kau fikir mansionku tidak akan muat untuk menyimpan seluruh barang-barang ini? Atau kau fikir aku tidak punya uang untuk membeli seluruh barang-barang ini?" Ujar Ethan yang mulai kesal.

"Bukan begitu tuan.. saya hanya berfikir apakah nona Larisa akan suka jika tuan membeli barang-barang terlalu banyak.." jawab Alfred.

Ethan berfikir sejenak mendengar perkataannya Alfred. Ia juga berfikir apakah Larisa akan senang jika ia membeli barang-barang hingga sebegitu banyaknya.

"Yang kau katakan ada benarnya Alfred.. bisa saja Larisa akan kesal jika aku membuang-buang uang untuk hal yang tidak perlu.. baiklah.. kurangi sebagian barang saja.. jika ada barang yang sama kurangi saja satu.." ujar Ethan.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang