END

392 26 4
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Ethan baru saja sampai di mansionnya ia keluar dari mobil dengan novel di tangannya. Novel karya istrinya yang menceritakan tentang sosok dirinya yang di anggap hanya sebuah mimpi oleh Larisa.

"Maafkan aku Risa.. ini semua aku lakukan hanya untuk kebaikanmu dan juga kebahagiaanmu.." gumam Ethan di dalam hatinya.

"Daddy.. daddy kenapa kau melamun daddy.. apakah kau memikirkan sesuatu?" Tanya Bryan sambil menarik-narik mantel ayahnya.

"Tidak sayang.. aku tidak melamun sebaiknya kau masuk dan tidur.. jangan lupa minum susumu.." jawab Ethan sambil mengusap kepala putranya.

Bryan pun langsung berlari menuju mansion. Ia sangat patuh kepada ayahnya hanya saja terkadang Bryan cukup nakal dan sering membuat ayahnya kawatir. Ethan memilih untuk duduk di kursi taman sambil menikmati dinginnya malam.

"Hari ini kita bertemu untuk kali pertamanya setelah berpisah Risa.. kau terlihat sangat cantik bahkan semakin cantik.. sepertinya kau sangat bahagia tidak bersamaku.." gumam Ethan sambil terus menatap novel di tangannya.

Larisa masih dalam perjalanan menuju ke mansionnya Ethan. Hanya setengah perjalanan lagi ia akan sampai. Hutan yang gelap tidak mengurungkan niat Larisa untuk segera sampai dan meminta penjelasan akan semua yang terjadi.

"Actingmu begitu natural Ethan, kau berpura-pura tidak mengenaliku tadi.. apa maksudmu melakukan ini padaku.. kenapa Ethan.."

"KENAPAAAAAAA!!" teriak Larisa emosi.
Larisa menaikan kecepatan laju mobilnya ia sudah tidak sabar ingin segera sampai ke mansionnya Ethan.

Ethan yang merasa hari sudah semakin malam akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam mansion. Hari ini adalah hari yang sungguh berat baginya. Walaupun setiap harinya juga selalu saja berat. Semua itu karena ia harus menekan rasa rindu yang selalu menjalar ke seluruh hatinya. Setiap hari ia ingin menemui Larisa namun ia urungkan karena keputusannya membuat Larisa pergi lebih baik dari pada memaksanya untuk berada di sisinya.

"Tuan.. diluar ada keributan.." ujar pelayan yang tiba-tiba menghampiri Ethan.

"Keributan apa maksudmu.." tanya Ethan.

"Nona Larisa kembali memaksa masuk tuan.. bahkan ia berteriak-teriak memanggil nama tuan dan juga.." jawab pelayan.

"Dan apa?" Tanya Ethan lagi.

"Nona Larisa mengancam jika tidak diizinkan masuk maka ia akan melepaskan seluruh pakaiannya tuan.." jawab Pelayan.

Ethan mengerutkan keningnya mendengar perkataan pelayannyan. Mengapa Larisa melakukan hal itu lagi bahkan sampai ingin melakukan hal yang nekat. Padahal sebelumnya ia sama sekali tidak bisa masuk ke dalam mansion. Lantas mengapa ia harus sampai seperti itu.

"Apa karena pertemuan tadi.. tidak, dia kan berfikir ini semua hanya mimpi.." gumam Ethan di dalam hati. Ia pun langsung berjalan menuju ke gerbang depan untuk melihat apa yang terjadi.

"KELUARLAH ETHAN!! JIKA KAU TIDAK MENGIZINKAN AKU MASUK.. AKU AKAN MELEPASKAN SELURUH PAKAIANKU DISINI.. SEMUA ORANG AKAN MELIHATKU TELANJANG TANPA BUSANA.. APA ITU YANG KAU INGINKAN ETHAN.." teriak Larisa.

"Haruskah aku melakukannya? Bukankah itu terlalu berlebihan? Meskipun ini hutan, namun pelayan pasti akan melihatku.. tidak, aku harus melakukannya..jika tidak, maka aku tidak akan berhasil masuk ke dalam dan gagal menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.." gumam Larisa di dalam hatinya.

Ethan tak kunjung keluar dari gerbang depan mansionnya. Hal itu membuat Larisa semakin nekat saja. Ia mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan. Berharap Ethan melihatnya dan mencegahnya agar mengurungkan niatnya.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang