BAB 40

152 22 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Larisa tiada hentinya menatap cincin yang melingkar di jarinya. Cincin yang diberikan oleh Ethan terlihat begitu cantik. Bahkan kalungnya juga tidak luput dari sentuhannya. Bagi Larisa hadiah yang diberikan Ethan begitu mahal. Larisa sama sekali tidak pernah memiliki perhiasan yang begitu mahal harganya.

"Kenapa dia begitu manis.. padahal aku susah payah menahan hatiku agar tidak jatuh cinta padanya.. kenapa dia malah berbuat seperti ini.. haruskah aku mulai membiasakan diri menerima cintanya.. " gumam Larisa di dalam hatinya.

Sambil menatap pepohonan yang cukup rimbun Larisa tiada hentinya menyunggingkan senyum kebahagiaannya. Untuk kali pertamanya ia merasa begitu bahagia dan nyaman berada di mansion besar itu. Larisa tidak sabar dengan kejutan-kejutan yang akan Ethan tunjukkan kedepannya.

"Dimana istriku?" Tanya Ethan kepada pelayan.

"Nona Larisa ada di taman tuan.." jawab pelayan.

Ethan langsung bergegas menuju ke taman sambil membawakan buah-buahan yang ia potong sendiri. Padahal pelayan ingin melakukan hal itu namun Ethan menolaknya. Ethan ingin menjadi suami yang baik dan selalu memperdulikan kesehatan ibu dan calon anaknya.

"Kau sangat menyukai cincinnya?" Ujar Ethan yang sudah berdiri tepat di belakang Larisa.

"Ethan.. sejak kapan kau disini?" Jawab larisa.

"Baru saja.." ujar Ethan sambil berjalan menuju kursi tempat dimana Larisa duduk.

"Kau mengangetkan aku saja.." jawab Larisa kikuk karena ketahuan masih terus menatap cincin pemberian Ethan.

"Kenapa kau selalu kaget jika aku datang.. apakah kau merasa tidak nyaman jika aku ada di dekatmu?" Tanya Ethan.

"Tidak.. bukan seperti itu.. aku hanya.. aku hanya sedang melamun dan tiba-tiba kau datang, tentu saja aku kaget.." jawab Larisa.

Ethan menyunggingkan senyum tipisnya, ia merasa sikap Larisa sudah jauh berbeda di bandingkan sebelum mereka menikah. Saat ini Larisa sudah mulai bersikap lembut padanya bahkan wajahnya tidak menunjukkan perasaan tidak suka padanya seperti sebelumnya.

"Makanlah.. buah ini aku yang memotongnya.. bayi kita pasti akan menyukainya.." ujar Ethan sambil menyodorkan sepiring potongan buah kepada Larisa.

"Terima kasih.." jawab Larisa.

Tanpa menunggu lama Larisa langsung melahap buah-buahan yang terlihat begitu segar. Namun mendadak Larisa mengingat sesuatu pertanyaan yang selama ini ingin sekali ia tanyakan kepada Ethan.

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?" Tanya Larisa berharap Ethan tidak akan menolaknya.

"Tentu saja.. tanyakan apa yang ingin kau ketahui.. aku akan menjawabnya selama itu bisa membuatmu bahagia.." jawab Ethan.

Butuh beberapa detik Larisa mengucapkan pertanyaannya. Larisa takut pertanyaannya membuat Ethan tersinggung.

"Apakah kau benar-benar seorang vampire?" Tanya Larisa.

"Apa kau sedang meragukan kevampirean ku? Apa aku harus menunjukkannya padamu.. agar kau percaya kalau aku ini seorang vampire? Tidakkah saat kita terbang bersama itu sudah membuktikan kalau aku itu berbeda dari manusia biasa.." jawab Ethan.

"Hahahaha bukan begitu Ethan.. itu sudah cukup mengherankan bagiku.. tapi ada hal lain yang membuatku merasa kau itu aneh jika disebut seorang vampire.." ujar Larisa.

"Aneh? Aneh bagaimana maksudmu?" Jawab Ethan.

"Bukankah seorang vampire hanya makan dari meminum darah? Lantas kenapa kau terlihat baik-baik saja makan makanan manusia.." tanya Larisa.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang