BAB 9

202 30 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Dean masih menunggu Larisa di luar rumah ia bahkan tidak mau masuk ke dalam mobil. Akhirnya ia basah kuyup karena kehujanan, Larisa mengintip di balik jendela melihat Dean yang kedinginan. Satu sisi ia merasa iba dengan mantan kekasihnya itu namun disisi lain ia juga merasa marah dan kecewa atas apa yang telah di perbuat oleh Dean.

"Buat apa kamu melakukan itu Dean sungguh aku tidak mengerti apa maumu.." gumam Larisa.

Larisa memilih untuk tidak perduli dengan keadaan Dean ia berfikir lambat laun Dean akan pergi sendiri. Tidak akan mungkin Dean bertahan hingga malam hari karena dalam keadaan tidak hujan saja diluar akan terasa sangat dingin ketika malam hari.

Saat hari sudah malam Larisa hendak membuat coklat hangat untuk diminumnya namun saat berjalan ia penasaran apakah Dean masih diluar atau tidak. Larisa berjalan perlahan dan mencoba untuk mengintip.

"Tidak mungkin dia masih berada diluar aku yakin kini dia sudah kembali ke inggris atau minimal dia sudah di kota.." gumam Larisa.

Namun Larisa kaget setengah mati saat mendapati bahwa diluar Dean masih menunggunya. Kedinginan dengan baju yang basah kuyup sendirian duduk bersender di mobilnya.

"Dean kau sangat gila.." gumam Larisa yang langsung keluar rumah untuk melihat keadaan Dean.

"Apa yang kau lakukan Dean.. kau gila?? Kenapa kau tidak pergi.." ujar Larisa.

"Aku tidak akan pergi Risa sebelum kau benar-benar akan memaafkan aku.." jawab Dean dengan wajah yang sangat memperihatinkan.

"Kau sungguh gila Dean.. masuklah kau bisa mati jika disini terus.." ujar Larisa.

"Aku tidak akan masuk sebelum kau memaafkanku Risa.. sungguh aku tidak akan beranjak dari dudukku.." jawab Dean.

"Sial!! Kau sangat pemaksa Dean.. baiklah aku memaafkanmu tapi hanya kumaafkan jangan meminta hal yang lebih dari itu.." ujar Larisa.

"Benarkah? Kau memaafkanku Risa..." ujar Dean sambil menggenggam tangan Larisa.

"Sudahlah ayo kita masuk kau harus menghangatkan tubuhmu.." jawab Larisa yang langsung melepas genggaman tangan Dean.

Dean langsung beranjak dari duduknya mengikuti Larisa dari belakang menuju kerumahnya Larisa. Ia menyunggingkan senyumnya usahanya bertahan di dinginnya hujan tidak sia-sia karena Larisa kini memaafkannya meski hanya pemberian maaf.

"Duduklah disini dan ini handuk keringkan tubuhmu aku akan membuat sesuatu yang bisa menghangatkan tubuhmu." Ujar Larisa.

"Kau tidak perlu membuat apa-apa Risa  karena kau bisa menghangatkan aku meski hanya dengan sebuah pelukan.. sungguh aku merindukanmu Risa.." gumam Dean didalam hati.

Saat sedang membuat coklat hangat tanpa Larisa sadari seseorang terus memandangnya. Ia yang berdiri tepat di jendela dapur memudahkan seseorang itu untuk melihatnya.

"Cihh!! Kau bilang kau sangat membencinya tapi sekarang kau membawanya masuk ke dalam rumahmu.. hanya karena kehujanan sebentar saja kau sudah merasa iba dengan mantan kekasihmu itu sungguh kau wanita lemah.." gumam Ethan dengan wajah yang super datar.

Alfred yang sedari tadi duduk di pojokan belakang terlihat menyunggingkan senyumnya saat mendengar ucapan yang di lontarkan tuannya. Ia tau saat ini tuannya merasa cemburu karena melihat Larisa bersama dengan Dean.

"Sepertinya tuan Ethan sudah menaruh hati pada wanita itu.. saat ini ia terlihat sangat cemburu.. padahal sebelum pria itu datang ia terlihat bahagia namun sekarang moodnya langsung berubah dingin.." gumam Alfred di dalam hati.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang