BAB 23

202 30 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Saat mendengar Ethan sedang sakit membuat Larisa penasaran. Apakah Ethan mengalami morning sick yang seharusnya di alami olehnya. Kini ia sedang berjalan kaki bersama dengan Alfred. Larisa sempat heran kenapa Alfred membawanya berjalan kaki kenapa ia tidak membawa mobil.

"Apakah kita harus jalan kaki selama mobil masih di produksi sangat banyak.." gumam Larisa.

"Maaf nona.. saya tidak membawa mobil di karenakan jaraknya tidak mengharuskan mengendarai mobil.. itu hanya akan membuang-buang bahan bakar.." jawab Alfred.

"Cih!! Sungguh sangat pelit.." gumam Larisa.

Alfred hanya menyunggingkan senyumnya saja meski Larisa mengucapkannya dengan nada rendah Alfred mendengar jelas apa yang di katajan oleh Larisa.
Setelah berjalan hanya sebatas pindah gang sebelah akhirnya mereka sampai disebuah rumah yang cukup besar.

"Jadi kalian tinggal disini? Kalian menyewa?" Tanya Larisa.

"Tidak nona.. tuan kami membelinya dengan kontan.."  jawab Alfred.

"What?? Kalian membeli rumah sebesar ini dengan kontan? Buat apa? Toh kalian juga akan kembali ke mansion.." ujar Larisa yang kaget.

"Tuan membelinya agar lebih dekat dengan nona.." jawab Alfred.

Larisa hanya terdiam dan tidak menjawab apa-apa lagi. Ia tidak akan tersentuh meski Ethan membeli rumah itu hanya untuk dekat dengannya. Ia akan konsisten dengan hatinya yang tidak akan membuka hati untuk siapa pun lagi.

"Silahkan masuk nona.." ujar Alfred.

Larisa pun langsung masuk ke dalam rumah, terlihat rumah yang belum memiliki perabotan yang lengkap. Hanya ada sofa di ruangan depan sedangkan di ruangan lain terlihat kosong.
Terlihat Ethan sedang duduk bersandar di sebuah sofa yang ada di belakang. Matanya terpejam dan terlihat wajahnya yang semakin pucat saja.

"Tuan.. nona Larisa datang kesini.." ujar Alfred.

Ethan langsung membuka matanya dan seketika kaget saat melihat Larisa di hadapannya.

"Kenapa kau suruh dia datang kesini dan melihat aku yang lemah seperti ini.." ujar Ethan yang sedikit marah namun sebenarnya ia malu karena terlihat tidak berdaya di depan Larisa.

"Cih!! Gengsinya besar sekali.. aku menyesal datang kesini.." gumam Larisa di dalam hati.

"Sepertinya dia baik-baik saja.. aku permisi.." ujar Larisa sambil berbalik arah.

Namun secepat kilat Ethan sudah berdiri di depan Larisa. Membuat langkah kaki Larisa terhenti bahkan ia juga menubruk dada bidang Ethan dengan keningnya.

"Kenapa kau menghalangi jalanku!!" Ujar Larisa.

"Untuk apa datang jika hanya sebentar.. tidakkah kau harus duduk beberapa saat terlebih dahulu.." jawab Ethan.

"Aku hanya sedang penasaran kenapa vampire sepertimu bisa terlihat lemah dan sakit.." ujar Larisa.

"Aku juga ingin tau kenapa kau begitu penasaran akan hal itu.. atau kau mengkhawatirkan aku?" Jawab Ethan sambil menatap Larisa dengan senyum liciknya.

"Jangan terlalu percaya diri.. jangan berasumsi sesuka hatimu.. aku hanya penasaran tidak lebih.." ujar Larisa sambil berjalan pergi.

"Huuueeeeekkkk...huueeeekkkkk.."
Ethan kembali mual dan ia langsung berlari menuju ke kamar mandi.

Larisa yang mendengar itu langsung berbalik dan melihat Ethan sudah berlari ke kamar mandi. Akhirnya karena merasa iba dengan Ethan yang sudah mewakili dirinya merasakan morning sick. Larisa menyusul Ethan ke kamar mandi ia ingin menenangkan Ethan.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang