BAB 11

251 27 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Sinar matahari masuk melalui jendela yang terbuka sejak semalam. Suara burung pun berkicauan menyambut pagi yang sejuk. Namun dua orang pria dan wanita masih tertidur lelap di ranjang mereka. Saling memeluk satu sama lainnya untuk memutus udara dingin semalaman.

Larisa menyadari sesuatu yang aneh tengah di rasakan olehnya. Dengan mata masih tertutup ia menyentuh gundukan bulat yang membuatnya semakin penasaran dan terus meremas-remasnya.

"Apa ini? Kenapa gundukan ini sangat keras juga sedikit kenyal.. bukankah guling yang aku gunakan tidak sekeras ini.. dan kenapa bentuknya bulat.." gumam Larisa didalam hati.

Karena penasaran perlahan Larisa membuka matanya, sinar matahari begitu menyilaukan. Larisa pun kesulitan membuka matanya setelah pohon menutupi sinar matahari barulah ia bisa membuka matanya dengan baik.

"Apa ini? Apa yang sedang dilakukanya.." gumam Larisa sambil membelalakkan matanya melihat seorang pria dengan bertelanjang dada tepat di hadapannya.

Larisa mencoba untuk mengingat kembali kejadian kemarin yang terjadi. Sekelibat ia mengingat Dean yang tiba-tiba mendatanginya, Dean yang memberikan obat perangsang ke coklat panasnya dan soal Ethan ia mengingat semua apa yang terjadi semalam saat bersama dengan Ethan.

Bibir Larisa bergetar hebat sambil membayangkan apa yang terjadi saat ia berubah menjadi wanita liar yang tidak miliki kendali.
Apalagi saat mengingat ia yang memegang kendali saat pertempuran semalam.

"Apa yang kau lakukan Larisa.. sungguh kau wanita bodoh.. tapi itu semua bukan sepenuhnya kesalahanku.. pria ini juga bersalah kenapa ia datang disaat aku sedang tidak waras seperti itu.." gumam Larisa.

Larisa kebingungan apa yang harus ia lakukan saat ini, mendapati ia sedang dalam keadaan tanpa pakaian bersama dengan orang asing. Membuatnya sakit kepala dan kebingungan harus melakukan apa.

"Dean.. sungguh kau laki-laki brengsek.." gumam Larisa lagi.

Sebelum Ethan bangun Larisa ingin beranjak dari ranjangnya. Namun baru ia memindahkan kakinya ia sudah merasakan sakit yang teramat sangat di area intinya.

"Aaakkkkkhhh.. sakit..." teriak Larisa.

Teriakan Larisa membuat Ethan langsung terbangun dari tidurnya. Ia menatap Larisa dengan pandangan yang datar. Namun kecanggungan tidak bisa dielakkan karena mereka dalam keadaan yang tidak pantas bagi sesama orang asing.

"Tutup matamu brengsek!!" Ujar Larisa.

"Apa?? Kau bilang aku brengsek? Berani sekali kau berkata seperti itu setelah apa yang aku lakukan padamu.. aku menolongmu dari pria mesum itu semalam.." jawab Ethan yang mulai naik emosi.

"Hah!! Menolongku? Dari pria mesum? Sangat lucuuu.. bukankah saat ini kau yang malah menjadi pria mesum?" Ujar Larisa.

"Haaaa.. ituu... kalau soal itu bukan kesalahanku saja.. kau lah yang memulai semuanya dari awal.. kau lah yang menerkamku, menyentuhku bahkan..."

"Stooopppppp!!!! Tidakkah kau malu menceritakan semua itu.." ujar Larisa sambil melotot.

"Jadi maksudmu saat ini kau berperan seperti korban dan aku adalah tersangka.. sungguh nona kau sangat picik.." jawab Ethan.

"Apa?? Jadi maksudmu aku adalah tersangkanya dan kau adalah korban? Sungguh kau sangat lucu.. tidakkah kau tau jika kau membuat laporan ke kantor polisi kau dan mengatakan aku memperkosamu.. sungguh kau pasti akan dianggap orang yang tidak waras.." ujar Larisa mencibir Ethan.

"Bukankah itu kenyataannya bahwa semalam kau memperkosaku?" Jawab Ethan, ia sama sekali tidak merasa bersalah atas semua kejadian yang terjadi. Menurutnya Larisa lah yang bersalah karena sudah memaksanya untuk melakukan hubungan intim.

UNTOUCHABLE : ETHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang