#28 - Ayo bangun

1.8K 125 3
                                    

Enjoy ya-!!!

_______________________________

"Hai sayang!"

Kelvin, laki laki itu masuk dengan wajah sumringahnya, membawa minuman kesukaan gadis yang sudah tertidur selama tiga hari itu.

Kelvin duduk manis sambil menatap Ara, ia tersenyum menaruh minuman tersebut. Lalu tangannya bergerak lembut mengelus wajah Ara yang setengah terbalut perban.

"Tuh aku udah bawain boba lagi... Gak mau bangun gitu? Gak kangen sama aku? Ya kalo nggak tetep harus bangun, aku yang kangen sama kamu Ra..." Kelvin berucap sambil menatap wajah Ara teduh.

Terasa sangat damai tertidur begitu lama.

"Bilang Ra... Siapa yang jahatin kamu waktu aku gak ada? Biar mereka hilang, aku gak suka liat kamu begini..."

"Ah melow aja lo!"

Tiba tiba pintu ruang rawat terbuka cukup kasar

"Berisik lo, cewe gua tambah sakit nanti!" Kelvin menatap laki laki yang sudah duduk di sofa.

"Ara butuh istirahat kali Vin, cuma versi lebih lama aja." Ucap Nathan santai sambil membuka jaketnya.

"Ya gak tidur doang kali!"

"Santai dong, ikutin apa kata Fani aja, dia bisa diandelin buat masalah begini." Balas Nathan yang sudah merubah posisinya menjadi terlentang disofa.

"Btw anak Osmond pada mau kesini." Ucap Nathan lalu menutup matanya.

Tuk tuk...

Pintu diketuk sopan, lalu terbuka pelan, menampakan segerombolan anak laki laki yang dipadu dengan beberapa perempuan masuk dengan teratur.

"Tumben waras..." Gumam Nathan

"Minggir lo, gua mau duduk!"

"Ni gara gara Ara aja ya, kalo nggak mana mau gua!"

Nathan kembali terduduk berbagi sofa dengan anak anak lain nya termasuk Alvaro yang mengusirnya tadi.

"Bos... Ibu kok gak bangun bangun? Udah berapa lama?" Tanya salah satu yang duduk dibawah.

"Gua gak tau, tapi kata Fani, semisalkan Ara gak bangun selama satu minggu kedepan, kemungkinan Ara koma untuk waktu yang cukup lama." Balas Kelvin tanpa mengalihkan pandangan nya dari Ara.

"Ibu... Bian kangen, Bangun dong Harje masih suka usil tau, suka rebut makanan Bian." Bian menatap Ara yang terbaring dengan sendu, Ara sangat baik padanya, sangat amat baik, bahkan bisa dibilang Ara yang menyelamatkan hidupnya.

"Ibu, ayo bangun, kita mandi bola bareng lagi yuuk, Fajar yang bayarin deh."

"Ra... Kita sayang banget sama lo, ayo bangun Ra, gue tau lo kuat banget Ra. Bangun dong, katanya mau nikah bareng sama gue? Gak mau jadi tante Ra? Nanti kita jalan jalan bareng lagi sama yang lain..." Ella yang ada disisi lain dari brankar Ara menatap dan mengelus tangan Ara lembut.

"Ade gua kuat, ade gua gak selemah itu. Ngapain sih melow melow, gak suka gua. Kalian kayak gitu seakan Ade gua udah bener bener lama banget tidurnya." Alvaro berkomentar dari belakang sana, menatap sekitar dengan datar.

"Ya udah, ini udah siang. Ara bakal visit sebentar lagi, ayo pindah ke halaman belakang!" Jesicca melerai, dan dengan nada semangat ia berjalan keluar lebih dulu.

"Ibu gua kuat, ibu dari Osmond pasti kuat." Tara berucap sambil menepuk bahu Kelvin bersahabat lalu ikut keluar bersama yang lain.

Semua sudah keluar kecuali Kelvin dan Bian.

"Ibu cepet bangun yaa, Bian tungguin. Jangan lama lamaa kalo bisa hari ini bangun ya! Dadah ibuu!" Setelah itu Bian keluar tersenyum ceria seperti biasa.

"HARJE TUNGGUIN BIAAN!"

Sabian, nama panjangnya hanya Kelvin dan Ara yang tau. Kepo ya? Oke oke, namanya Sabian Agratama. Kita panggil saja Bian ya? Bian kurang suka kalau dipanggil Sabian.

Sabian ini termasuk kegolongan anak pejabat ternama, sama seperti Kelvin dan Ara. Hanya Sabian tidak diterima didalam keluarganya, dulu Sabian tidak perduli dengan itu, selagi ia hidup dengan keluarga Agratama dengan kekayaannya Sabian masih memiliki teman.

Namun semuanya terasa hampa, dan semakin kesini Sabian makin merasa jika ia memang tak diinginkan dunia, merasa putus asa, Sabian berfikir bunuh diri adalah jalan yang cukup baik untuk masalahnya.

Beruntung, ada Ara. Ada ibunya yang sekarang, Sabian itu mahasiswa semester dua saat ini, dan kejadian itu terjadi empat tahun lalu.

Jika ditanya apa Sabian termasuk kedalam gangster dan perkumpulan mafia True Devil, jawabannya ya.

"Ra? Denger kata Sabian gak? Dia kangen kamu, dia kangen ibunya... Bangun ya? Jangan lama lamaa. Aku pamit dulu mau nemenin anak anak." Ucap Kelvin lalu ia mengecup singkat kening Ara dan beranjak pergi.

•••

21:27

"Udah malem woi! Balek sono!" Teriak Jesicca sambil berdiri di atas bangku

"GAK MAU HUUUU!" Semua menyoraki Jesicca bersamaan.

"Lo kok ngikut?! Pacar gua bukan sih hah?!" Bentak Jesicca pada Nathan yang duduk dibawah

"GAPAPA YANG! BIAR ASIK!" Sahut Nathan yang membuat semua tertawa.

"Ibu tiri galak ih, ini mendingan makan ini niih, Bian yang masak tau!" Ucap Bian sambil memberi satu suapan steak yang baru ia masak.

"Eumm... Enak Bian! Mau lagi, ayo Jeje ikut masak!" Ucap Jesicca sambil turun dan menggandeng Bian kembali ke panggangan.

"BIAAN A'A MAU JUGA!"

"BIAN PACAR GUA JUGA MAU, SISAIN!!!"

"BIAN KAKA ELLA JUGA MAU YANG BANYAK YAA!"

Bian hanya terkekeh mendengar teriakan yang bersahutan itu.

"POKOKNYA GUA YANG PALING BANYAK." Ucap Jesicca keras sambil mengangkat tinggi spatula nya.

"HUUU JANGAN MARUK DOONG!!!"

"TAU LO! WUUUU DASAR MARUK!!!"

Jesicca hanya mendelik tak suka, sambil lanjut memasak.

Drrrttt drttt

'...'

Bip

Kelvin langsung berlari cepat, setelah menerima telepon tadi, yang mengundang perhatian Kelvin berdiri cepat dan berlari menabrak beberapa benda.

"Kenapa?"








TBC
ahaa gak pinter bikin adegan sedih, gapapa deh, sebisanya aja. See you!

Sweet Psycho [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang