#32 - Sepuluh menit

1.6K 112 0
                                    

Enjoy ya-!!!

__________________________________

"MAU BERANGKAT!"

"Jangan dulu sayang, baru tiga hari selesai operasi, udah mau masuk aja. Gak ada."

"Nanti aku nya bego? Terus gak lulus? Berarti gak ada nikah ya?"

"Apaan?! Gak ada, aku yang lulusin!"

"Kalo gitu aku lulus nya gak beneran dong?!"

"Beneran lah, kan ada sertifikatnya."

"Ya..."

Okay Ara bungkam
Pagi yang ricuh di meja makan soal masuk atau tidaknya Ara untuk kuliah. Gila saja bukan? Disaat orang orang sehabis operasi masih di ruang rawat. Ara sudah keluyuran kemana mana. Bahkan minta kuliah! Pantas Kelvin sangat membantah.

"Mau kuliaaah!" Rengek Ara dengan tubuh yang terus bergerak resah.

"Gak."

"Ih galak?"

"Nggak."

"Gak tau ah!" Rajuk Ara mendorong semua piring dan gelas yang ada di depannya, memberi ruang untuk kepalanya bertumpu.

"Eh eh tumpah!" Maid disamping Ara panik

Kelvin menghampiri Ara sedikit membungkuk menyetarakan tingginya dengan Ara

"Ara... Kamu ini harus nya masih dikamar. Masih makan bubur bukan nasi, apa lagi es krim. Eyy jangan ngambek dong." Ucap Kelvin sambil mengusap lembut surai Ara.

"Gak mau."

"Ya udah. Abis makan es krim nya langsung ke kamar dianter  Bi Tira sama Yama ya? Aku mau keluar sebentar." Ucap Kelvin lalu mengecup singkat kepala Ara.

"MAU KEMANA?!" Bentak Ara keras

"Sebentar doang kok, okay? Sepuluh menit." Balas Kelvin lembut

"Lewat sedetik, gak jadi nikah." Ancam Ara sambil menyipitkan matanya.

"Okay." Setuju Kelvin tanpa ragu.

"Beneran ya? Sedetik loh!!" Ara yang ragu sendiri.

"Iya sedetik." Kelvin hanya tersenyum melihat gadisnya menatap ia ragu.

"Ya udah sana."

"Okay, aku pergi dulu ya. Jangan nakal sama Bi Tira." Ucap Kelvin lalu bangkit sambil mengusap kepala Ara.

"Aku gak pernah nakal ya!"

"Iya gak pernah... Aku berangkat." Kelvin mengecup singkat bibir Ara lalu beranjak pergi.

"SEPULUH MENIT! LEWAT SEDETIK GAK JADI NIKAH!" Teriak Ara sebelum dibawa Tira kembali ke kamar.

•••

"Delapan menit, di ruangan samping, pistol."

"Baik tuan!"

Kelvin berjalan dengan tatapan dingin, dengan aura dendam yang sangat menyulut nya, memberi perbandingan drastis dibandingkan beberapa menit sebelumnya.

Cklek

"Halo nyonya tua, tua bangka." Sapa Kelvin dengan senyum ramahnya.

"Oh oh! Tidak bisa menjawab sapaan saya? Ya saya tau mulut kalian dibungkam, berdoa lah kakek... Nenek, agar kalian bisa masuk ke neraka yang tepat."

Sweet Psycho [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang