Enjoy ya-!!!
_______________________________
Kelvin sudah kembali, menunggu didepan ruangan yang terlihat cahaya redup saja.
"Lama bangsat!" Umpat Kelvin sambil menatap pintu itu tak kunjung terbuka
Bahkan waktu hampir satu setengaj jam tadi tidak cukup untuk mengobati gadisnya? Ah Kelvin paling tidak suka kalau Ara harus ada di ruangan itu, kalau dirinya sih sudah terbiasa.
"Hampir dua jam!! Ayo laaaah!" Kelvin terus menggerutu resah, tak jarang ia meninju dan menendang tembok.
Lima belas menit
"Udah dua jam! Keluar lo!" Seru Kelvin yang sudah berdiri di depan pintu, namun yang ia dapat lihat tim Fani yang masih bolak balik membantu Fani.
"Seharusnya Lac*r tadi lebih lama gua siksa! Bangsat!"
Bugh!
Kelvin sangat resah dan emosi, untuk keadaan seperti sekarang, Kelvin benar benar butuh gadisnya, Ara nya, yang sekarang masih dikerumuni perawat didalam sana.
Cklek
Fani keluar dengan seragam dokternya, masih dengan perlengkapan yang belum ia lepas
"Kondisi Ara untuk sekarang belum stabil, jantung Ara sempat melemah tadi, Ara akan tetap disini, karena kondisi yang belum stabil, kepala yang terbentur cukup kuat, tulang paha yang sedikit retak, mungkin setelah penyembuhan luka luar, Ara perlu kursi roda. Luka gesekan pada tubuh Ara cukup besar ada beberapa bagian sampai memperlihatkan daging bagian dalam, hantaman mobil tersebut hampir merenggut nyawa Ara, beberapa bekas luka di wajah dan tubuh mungkin bisadilaser untuk menyamarkan luka timbul, dan Lo. Cukup temenin, kontrol emosi, berdoa untuk Ara." Fani menjelaskan panjang lebar, sangat rinci.
'Sempat melemah?'
"Jal*ng bajingan!" Sentak Kelvin menendang kursi tunggu yang tadi ia duduki, kini sudah terbalik dengan cantik.
"Lo berdoa Vin... Berdoa biar Ara gak nyusul pelaku." Ucap Fani sebelum Pergi
Kelvin menyeringgai, emosi dan birahi nya untuk 'bermain' sangat memuncak.
Kelvin segera pergi meninggalkan tempat itu, ia keluar untuk nafsu yang meningkat, setelah beberapa bulan tertanam, sekarang birahi itu tumbuh kembali karena kejadian yang menimpa gadisnya, satu nyawa tidak cukup untuk kesakitan Ara yang Fani sebutkan tadi, bahkan sampai jantung Ara melemah? Menurut Kelvin bahkan lima nyawa pun tak sebanding dengan sakit gadisnya.
"Perlengkapan tambahan." Ucap Kelvin sebelum pergi meninggalkan mansion nya dengan motor ninja nya.
•••
Kelvin sudah mendapat mangsanya, yang ia tau, mainan nya adalah salah satu teman dari Eva.
"Hai kak..." Perempuan dengan baju glamor nya blink blink disana sini, ukuran yang cukup ketat menunjukan lekuk tubuh yang sangat menonjol bagian depan dan belakang.
"Hallo gadis manis..." Balas Kelvin dengan seringgai, menatap perempuan didepannya dengan tatapan menggosa
"Mau bermain sebentar, disini cukup sepi, dan aku mempunyai tempat yang pas." Ucap perpempuan itu, yang sudah mulai meraba tubuh Kelvin.
"Baik, mari." Tanpa Aba aba Kelvin langsung menggendong perempuan itu seperti mengangkat karung beras
Bukan berteriak ketakutan, atau memberontak, perempuan itu masih setia meraba tubuh Kelvin, mengelus pinggang dan perut keras Kelvin.
Kelvin membawa perempuan itu masuk kedalam rumah tua yang sangat usang, debu yang terasa sangat pengap.
"Di atas aja sayang, disini terlalu berdebu." Ucap perempuan itu saat sudah diturunkan. Lalu ia menarik Kelvin menaiki tangga, menuju lantai atas.
Kelvin hanya mengikuti pergerakan perempuan itu, ia menatap punggung perempuan itu penuh dengan dendam.
"Kita mulai sayang?"
"Ahh iya sebelum nya nama aku Rani." Ucap nya sebelum Kelvin membanting Rani ke ranjang.
"Kita mulai." Ucap Kelvin sambil mengeluarkan pisau lipat nya.
Baru saja Rani ingin mendekati wajah Kelvin,
Crat
Dengan cepat Kelvin mengahalangi nya dengan memberi goresan cantik pada pipi perempuan itu.
"AKHHH!" Rani menjerit kuat memegang pipinya yang sudah bercucur darah segar.
"Kita mulai jal*ng."
Setelah itu Kelvin melanjutkan kegiatannya.
Setelah ia rasa cukup, ia menggantung Rani dengan seutas tali tambang.
"Baik kan gua mau bantu lo nyusul temen lo? Ck orang baik emang." Kelvin mendecak merasa bangga, lalu ia pergi meninggalkan ruangan itu.
Drrttt drrttt!
Ponsel Kelvin bergetar
Fani
Incoming callKelvin menyerinyitkan keningnya, menatap ponselnya heran, lalu ia mengangkat Telepon dari Fani tersebut.
"Kenapa?"
"..."
"Gak! Lo harus bisa! Tunggu gua!"
"..."
Bip
Dengan cepat Kelvin langsung bergegas pergi, kembali ke Mansion nya.
'Vin detak jantung Ara berhenti!'
Kata kata itu terus terngiang ngiang di otaknya, tanpa berfikir dengan pengguna jalan yang lain, Kelvin bahkan melawan arus karena arah ia pulang sangat macet.
•••
"Minggir bangsat!"
Tak tanggung Kelvin langsung menendang pintu yang tertutup rapat itu.
niiiiiiiiiiiiiiit
suara itu yang menyambut kedatangan Kelvin. Kelvin menatap Ara, sekilas lalu menoleh menatap monitor deteksi jantung yang sudah tak lagi naik turun, hanya garis lurus dengan suara penging.
"Gak! GAK MUNGKIN!! UDAH GUA BILANG! SEMBUHIN DIA BANGSAT, GAK GINI! HARUSNYA GAK GINI!" Kelvin berteriak keras, menendang rak alat medis.
"Ra... Ara, sayang bangun, katanya kamu mau ke toko buku, kita belum jadi ke toko buku Ra... kamu janji Ra, kamu janji gak akan ninggalin aku..." Suara Kelvin terdengar sangat lirih, seakan sangat benar benar sakit, membunuh dirinya.
"Jangan pergi sayang... Bukan gini Ra, aku sendiri Ra, tolong bangun." Kelvin dengan cepat bangun, menatap kesana kesini.
"Alat pemicu."
Dengan cepat Kelvin menyambar alat tersebut, Kelvin menghampiri Ara, menempelkan alat itu pada dada Ara.
"Bangun... Tolong bangun buat aku Ra!" Kelvin terus berusaha, berucap meyakinkan diri.
TBC
jiakhh gak dapet feel nya, gapapa deh pemula diriku ni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho [End]
AléatoireSeorang Kinara Adinda (France) seorang pegawai cafe dua puluh empat jam yang selalu mendapat shift malam, karena ekonomi keluarganya yang kurang memadai untuk kuliah Ara, yang tidak langsung memaksanya untuk bekerja lembur, Saat pulang, di gang keci...