Edisi kangen Kelvin-Ara⊙﹏⊙

1.7K 87 5
                                    

Nggak tau, Katna lagi kangen mereka berdua aja, cuma sekarang mereka bukan lagi mereka, kini hanya tersisa dia.

______________________________________

"KEL AYO NAIK ITUU!" Gadis mungil itu berlari sambil berseru, tersenyum lebar. Terasa sangat senang malam itu.

"Jangan lari lari sayang!" Balas laki laki yang berada cukup jauh dari gadis itu.

Kelvin tertawa kala melihat gadisnya berlarian menikmati malam di pasar malam.

"BURUAN KELVIIN!" Ara yang sudah sampai tepat di depan tempat loket tiket wahana biang lala, kembali berteriak menyerukan nama kekasihnya.

"Lucu banget bini gua." Gumam Kelvin sambil terkekeh menggeleng kepalanya lalu berlari kecil mendekati Ara.

Ara menatap Kelvin mengikuti pergerakan laki laki itu. Menatap laki laki itu mengejek "Lambat banget kayak siput!" Cibir Ara lalu beralih ke tukang tiket yang berdiri di dekat pos loket tiket.

"Abang, Ara beli tiket nya dua!" Ucap Ara semangat lalu berbalik badan mengarah Kelvin, menjulurkan tangannya.

Kelvin tersenyum jahil,

"Apa?"

Ara mengerutkan dahinya, iya menjulurkan tangannya lebih maju, dengan wajah kesalnya.

Kelvin memberi tangannya di telapak tangan Ara. Ara hanya menatap tangan Kelvin yang sudah menggenggam telapak tangannya,

"UANG IH!" Seru Ara memberontak ingin melepas genggaman Kelvin.

"Iya, iyaa." Kelvin membawa Ara dengan menggenggam tangan gadis itu.

"Ini, di perlama, pelit gua takedown ni pasar malem." Ucap Kelvin sambil memberi segumpal uang berwarna pink lalu masuk pada salah satu kabin biang lala.

"Coba aja aku ada kekuatan, pengen gitu waktunya diperlambat buat kita." Ucap Ara tersenyum menatap Kelvin yang berada di hadapannya, selang sedetik ia berpindah duduk tepat di sebelah Kelvin.

"Biar romantis pas kita lagi di atas." Ucap Ara sambil memeluk lengan Kelvin menyandarkan kepalanya di bahu Kelvin.

Kelvin tak membalas apa apa, ia hanya tersenyum dan mengelus surai rambut Ara dengan lembut, merasakan hangatnya pelukan gadisnya itu.

Biang lala terus berputar, kini kabin Kelvin dan Ara tepat berada di letak paling atas, dari sana terlihat jelas lampu lampu dari gedung gedung yang menjulang tinggi, Ara mengangkat kepalanya, menoleh menatap Kelvin, mengunci tatapan laki laki itu, menatapnya lamat lamat.

"Kelvin... Apapun yang terjadi nanti, kamu harus percaya itu semua udah jadi skenario terindah Tuhan buat kita."

Setelah berucap, perlahan Ara mengikis jarak antara wajahnya dan wajah Kelvin.

Kelvin yang melihat itu, pun ikut mendekati wajahnya, nafas mereka saling beradu, setelah itu dua bibir ranum itu menyatu.

Niatnya Ara hanya ingin mengecup singkat bibir Kelvin, namun dengan segera Kelvin menarik tengkuk Ara, memperdalam ciuman, dan mulai menggerakkan bibirnya memagut bibir Ara lembut.

Ara yang mulai kehabisan nafas menepuk dada Kelvin pelan, memberi tanda bahwa dirinya butuh nafas.

Kelvin yang mengerti segera melepas ciumannya, menatap Ara yang mengambil udara dengan rakusnya, Kelvin terkekeh melihat Ara tersengal. Kemudian ia membawa Ara kedalam dekapannya, mendekap tubuh mungil kesayangannya, yang tidak akan pernah ia lepas sampai kapanpun.

"Tuhan... Pendosa ini sangat berharap untuk skenario terindah untuk aku dan gadis kesayanganku ini." Gumam Kelvin yang secara tak sadar meneteskan air matanya, entah itu air mata bahagia atau kesedihan, sungguh rasanya senang dan resah secara bersamaan.

"Tetap berdiri di tahta paling tinggi di hati aku Kelvin." Ucap Ara lembut dan memperdalam pelukannya.

Kelvin mengangguk pelan, membiarkan beberapa tetes air mata ikut kembali mengalir.

Malam itu, malam yang paling indah untuk keduanya, satu malam mereka habiskan untuk berduaan menikmati indahnya bintang dan bulan, terpaan udara malam yang sejuk.

Malam yang indah, dengan kenangan yang sekarang sudah terkubur dengan rindu.

"Bahagia disana, perempuanku, katakan pada Tuhan, beri aku kesempatan untuk bisa berada di tempat yang sama denganmu, terpisah seperti ini terlalu menyakitkan, terlebih disaat aku juga pergi, kita masih tak bertemu." -Kelvin










Jujur...
Aku nangisಥ‿ಥ
Ini... Serasa kejam banget, SIAPA SIH YANG BIKIN BEGINI?! Sakit hati aku. Kangen banget sama sejoli ini. Sampai ketemu di lain part ya! Byee^^

Sweet Psycho [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang