Enjoy ya -!
——————————————
Baru saja dua hari lalu Ara masuk kuliah, tapi sekarang ia harus ambil cuti lagi untuk mengurus bayi besar satu ini.
"Gak! Biarin Bi Tira aja yang masak... kamu disini sama aku!" Tegas Kelvin, tapi dia sangat terlihat lucu.
"Pftt... gak ah aku mau ikut Bi Tira aja masak!" Balas Ara mengikut gaya Kelvin
"Bi! Gih masak jangan ajak Ara, kalo Bibi ajak Ara Bibi saya pecat!" Ucap Kelvin pada Tira
Tira yang melihat pertengkaran sejoli itu hanya terkekeh lalu pamit kembali.
"Huh! Dasar manja! Bayi gede!" Ejek Ara
"Gapapa yang penting ganteng." Balas Kelvin PD
"Dih? Bimo lebih ganteng tuh, wle..."
"Ih? Gak! Gak ada, gak ada sejarahnya Bimo lebih ganteng dari Aku!"
Bimo di luar... 'Ya Tuhan salah apa sih gue...'
"Oh? Berarti Tino dong? Tino kan tuh tinggi rambut nya rapi, badan nya bagus, teliti lagi kerjanya."
"Eh?" Kelvin menatap tubuhnya, bahkan tubuh Kelvin lebih bagus dari milik Tino.
"Engga tuh, badan Tino gak sebanding sama aku! Kalo tino cuman ada enam! Aku delapan wlee..." Timpal Kelvin tak mau kalah.
"Y-ya ya biarin! Aku suka nya Tino bukan kamu!" Ara tidak munafik, Ara tau apa yang Kelvin bicarakan, bahkan Ara sering menjerit melihat ABS Biasnya.
"Yaudah nanti Tino aku buang ke kandang buaya..."
Tino di kantor....'Apa nih? Kok telinga gue panas?'
"Ih? Kamu yang aku musuhin, apa apaan."
"Gak ada! Gak ada musuh musuhan! Siniii mau peluk!" Rengek Kelvin sambil merentangkan tangannya.
"Ish manja..." cibir Ara lalu menghampiri Kelvin yang sedang ada dikasurnya dengan posisi duduk.
"Eumm gitu dong..." Ucap Kelvin lembut sambil memeluk Ara lembut, menaruh wajahnya di bahu Ara.
"Per- o - oh i - ini sarapannya saya taruh di meja ya tuan, nona, saya permisi." Tira datang dan disajikan dengan pemandangan yang sangat amat membuatnya terkejut - kejut...
"I - iya, makasih Bi!" Ucap Ara ikut terbata seperti Tira.
"Kel! Malu tau, diliatin Bi Tira!" Omel Ara.
"Ih? Biarin aja, Bi Tira juga pasti pernah kayak kita..."
"Tapi suama Bi Tira gak semanja kamu, huuu" Ejek Ara sambil mencubit pinggang Kelvin pelan
"Aw a- aw! Sakit!" Desah Kelvin kesakitan
"Ih ih! Mana yang sakit, ih maapin!" Ucap Ara panik hingga kembali berdiri dan menatap Kelvin.
"Pftt hahahahhahahahahaha!" Kelvin tertawa lepas
"Ih! Gak tau ah, makan sendiri sana, aku gak mau bantu!" Ara berlalu meninggalkan Kelvin.
"Eh?! Enggak ah! Becanda sayang! Ara sini bantuin aku makan, jangan pergi dong!" Teriak Kelvin melihat punggung Ara yang perlahan menghilang.
"Biarin, tau rasa!" Cibir Ara menghentak hentakan kakinya dan berhenti di taman belakang rumahnya.
"Nona, maaf tuan Kelvin meminta saya untuk membawa nona kembali kedalam.." Ucap salah satu pegawai di sudut taman menghampirinya.
"Gak mau ah! Bapa bodyguard yang ganteng, dia itu nyebelin!" Tolak Ara
"Tapi nona... ah nona kembali lah, Tuan Kelvin butuh bantuan, tangannya sakit lagi." Ucapnya dengan nada yang datar.
"Ya Tuhan! Dasar anak manja!" Gerutu Katlyn lalu kembali beranjak pergi, masuk kedalam mansion.
"Awas aja sampe boong lagi, tak tarik kupingnya!"
Sepertinya mulut Ara harus di tutupi agar tidak terus menggerutu.
Dikamar
"Gak ngertiin banget sih ih! Gimana gua mau makan kalo begini!" Kesal Kelvin lalu membanting sendoknya.
"Ini! Ini terlalu sulit tanpa Ara, yah yah... Lemah banget sih!"
Kelvin memperhatikan luka lengan atas kanannya yang kembali mengeluarkan cairan warna merah yang menempel pada baju rawatnya.
"FAN! FAN-"
"Silahkan nona..."
Saat Ara masuk, Niatnya untuk tetap jutek menghilang seketika saat melihat darah merembes di pakaian Kelvin
"EH?! ASTAGA KAK FAN! KAK FANI!" Teriak Ara histeris, ingin membanty tapi dirinya sendiri takut dengan darah.
"Iya? Astaga!" Fani yang baru datang di kejutkan dengan luka Kelvin yang kembali terbuka
"Kenapa bisa begini?"
"Itu... tadi gua mau makan, cuman gak ada yang bantu jadi nyuap sendiri." Ucap Kelvin yang hanya diam pasrah jika lukanya harus di otak atik lagi.
"Kak Fan Kelvin nya gak bakal kesakitan kan...?" Tanya Ara dengan suara bergetar, menahan tangis.
"Ara? Kenapa?" Tanya Kelvin bingung
"Salah Ara hiks Ara yang gak mau bantu Kelvin..." Ara menunduk menangis merasa bersalah.
"Enggak kok! Tadi kan aku yang mulai!" Bantah Kelvin, Ah dia tidak suka melihat gadis nya itu menangis.
"Ta-tapi tadi Ara yang pergi, ninggalin kamu hiks ja-jadinya luka Kelvin tambah parah hiks..." Ara berucap dengan sesegukan, bahu yang bergetar menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya, Ara sangat merasa bersalah.
"Udah udah dek... Kelvin nya gak kesakitan kok, tuh dia kuat kok! Ara gak salah, Kelvin nya aja yang nyebelin, udah kakak tinggal ya! Jagain Kelvin nya..." Ucap Fani menenangkan Ara dan menepuk pelan bahunya
Selepas kepergian Fani dari kamar Kelvin, Ara langsung duduk di kursi sebelah kasur yang Kelvin tempati.
"Ngapain disitu dis-"
"Maafin Ara..."
"Kamu gak salah sayang... gapapa kok, kan ini juga emang masih luka baru!"
"Tapi Ara salah gak mau bantu Kelvin tadi... luka nya jadi ngeluarin darah lagi... maafin Ara yaa!" Ucap Ara menggenggam tangan Kelvin, mengelusnya lembut sambil menunduk.
"Gapapa kok ah! Kamu gak salah, sini duduk disini bantuin aku makan!" Ucap Kelvin tak tahan melihat Ara nya terus murung.
"Oh! Sini sini..." Ara langsung mengambil makanan Kelvin lalu beranjak memutar menaiki kasur dan duduk manis di sebelah Kelvin.
"Aaaa..."
"Eum!"
Bimo yang di depan pintu sesekali melirik dua sejoli itu
"Tuhan... mau balik ketemu bini hiks" -Bimo
TBC
Ga tau ga ngerti aku, VOTE AKAKNIM! ★
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho [End]
RandomSeorang Kinara Adinda (France) seorang pegawai cafe dua puluh empat jam yang selalu mendapat shift malam, karena ekonomi keluarganya yang kurang memadai untuk kuliah Ara, yang tidak langsung memaksanya untuk bekerja lembur, Saat pulang, di gang keci...