#36 - Calon

1.2K 83 0
                                    

Enjoy ya-!!!

__________________________________

"Ehh!?" Semua tatapan tertuju pada Ara yang masih menimang nimang Bara.

"Anak siapa lu culik Kelvin! Astaga!" Pekik Alvaro lalu menghampiri adiknya.

"Ini anak aku ya! Enak aja culik culik!" Bantah Ara, tak suka melihat abangnya itu.

"HEH?!!" Mereka lebih terkejut lagi, mendengar tutur kata Ara.

"Ya... emang anak gue sama Ara, Apa? Gak suka? Iri? Makanya punya Cewe!" Ucap Kelvin sarkas.

"ANJING!"

bugh!

Satu tinjuan dari Alvaro tepat sasaran di rahang Kelvin.

"ABANG!"
"BAPAK!"

"DIA ADIK GUA SETAN! BERANI BERANINYA LO SENTUH ADIK GUA!" Bentak Alvaro sambil mencengkeram kerah baju Kelvin dan mengangkatnya ke atas.

"IYA DIA ADIK LO! TAPI DIA PUNYA GUA!"

Bugh!
Bruk!

Kelvin mengayunkan kakinya lalu menendang Alvaro hingga jatuh tersungkur.

"Gue udah pernah bilang Ro. Gue gak akan macem macem sama Ara sebelum dia Sah terikat sama gue, gue udah janji sama lo. Kurang kurangin sifat lo yang cepet bertindak tanpa dengar dengaran. Dia bayi gue, bayi Ara. Dari orang yang lepas tanggung jawab sebagai orang tua, dan nyerahin anak itu ke gue sama Ara. Gue angkat dia, gue adopsi dia, gue akuin dia sebagai anak gue, anak Ara. Gue yang tanggung jawab jadi ayah, Ara yang rawat sebagai ibu. Dia anak gue." Jelas Kelvin dengan Napas tersengal karena terlalu marah dengan calon abang iparnya itu. Jangankan Menyentuh. Mencium saja kadang Kelvin berpikir dua kali untuk itu, cubitan Ara lebih sakit dari pada lima peluru yang menancap didalam tubuh nya.

"Ck. Balik ke markas aja deh! Udah males gue disini." Sentak Alvaro lalu berdiri agak tertatih.

"Yaudah sono! Tapi kalo lu tau diri, Setidaknya minta maaf." Usir Kelvin sekaligus menyindir Alvaro.

"Gak elit lo! Main nya sindiran! Gue minta maaf. Jagain adek gue, jangan macem macem lo!" Ucap Alvaro sambil menjabat paksa tangan Kelvin.

"Untung lo masih tau diri, ya udah sono. Jangan ganggu keluarga pinus gue." Ucap Kelvin menerima jabatan Tangan Alvaro.

"Btw, dek. Ponakan abang siapa namanya?" Tanya Alvaro sedikit memiringkan tubuhnya untuk mendapati Ara.

"Bara."

"Panjangannya apa bu?" Tanya Bian yang sudah duduk di sofa sebelah Ara.

"Bara Ardana Putra Ananta." Bukan Ara yang menjawab tapi Kelvin yang menjawab tanla menoleh.

"Wuaaah KEREN NAMA DEDE NYA!" Sorak Bian senang.

"Ntar ntar jadi jodoh anak gue nanti kalo ada yan perawan." Celetuk Utara dengan bangga.

"Gak! Gak! Gak! Cewe anak gue harus diluar dari jangkauan keturunan lo lo semua." Bantah Kelvin. Enak saja, anaknya sudah sekelas dengan atasan atasan ingin disamakan dengan anak anak mereka, uh JANGAN HARAP!

"Mana tau kan, bukan sama anak Utara nanti jadi manten sama anak nya Bian." Ucap Bian sambil cengengesan.

"Gak juga. Nanti anak gue mau gue bawa ke luar, biar ganteng kayak bule. Jadi enak kalo mau pilih cewe." Ucap Kelvin masih menolak.

"Ya Bian ikut nanti sama istrinya juga, pokoknya biar jadi manten!" Balas Bian keukeuh

"Duit sendiri lah!"

"Bian punya! Banyak! Brangkas bapak kan Bian tau!"

"Itu namanya duit gue! Gak boleh!"

Mereka terus adu mulut soal anak, uang, dan manten. Ara yang sudah bosan mendengarnya tak ada minat untuk melerai, ia sudah bergegas dengan tas bayi, bara yang sudah siap, ia langsung pergi meninggalkan semua tanpa bersuara.

Tapi salah satu dari mereka melihat kepergian Ara.

"Weh, weh ikut ibu aja nyok, bosen disini." Celetuk salah satunya dengan pelan.

"Ayo ayo, cuy! Cuy! Ayo cabut."

Satu persatu mereka pergi mengikuti Ara.

Kelvin yang langsung berhadapan dengan kerumunan sekarang ia hanya mendapati Bian, Alvaro, Farhan, Fian, dan Utara.

"Yang lain mana?"

"Lah iya?! PADA KEMANA ANJIR?!"

Kelvin menoleh kebelakang, dan tak mendapati Ara disana.

"Bangke ditinggal!" Gumam Kelvin lalu ia berlari meninggalkan kelimannya.

●●●

"Kan udah dibilangin jangan ajak mereka, liat tuh kayak orang katro." Ucap Kelvin kesal pada Ara.

Yap! Akhirnya semua anggota Osmond ikut ke mall.

Kelvin tak tenang, ia terus menoleh kebelakang melihat semua anggota nya yang sangat menggangu, dan secara tidak langsung mempermalukannya.
"Ck! Waras sedikit kek lo semua! Jangan malu maluin kalo lagi ditempat kayak gini!" Bisik Kelvin pelan namun tegas. Sialnya itu hanya terdengar oleh mereka yang ada di keliling Kelvin, dan Ara. Sedangkan mereka sibuk dengan dunia yang terasa baru, tak mendengar sang ketua.

"Udah biarin aja lah, kamu dulu waktu masih SMA juga sama katronya, ngeliat eskalator aja kaget." Ucap Ara membongkar aib kekasihnya tanpa perasaan.

"Yah... ngapain ke mall? Dirumah aku ada semua kok?" Protes Kelvin sembari menutupi malunya.

"Masa udah sekaya itu eskalator aja gak tau? Situ beneran kayak atau kaya?" Ara kembali menyindir.

"Aku kaya! Karena terlalu kaya jadi aku gak perlu ke mall. Lagian juga wajar dong aku kaget, dirumah tangga segede gaban diem aja, lah ini gerak begitu. Serem segitu buat aku yang gak pernah liat eskalator." Kelvin tak mau kalah! Kelvin tak mau malu! Ia ini hanya terkejut karena sedikit perubahan antara dirumah dan mall.

"AJIG GILE? INI KAMAR APAAN?!"

"Wah! WAH KAMAR GERAK!"

"NOH NOH, IIIIH KEREN BENER...!"

"Bentar lagi gue gak napas nih..." Gumam Kelvin melihat anggota nya lebih memalukan dari dirinya. Ia sudah tau Kamar bergerak atau naik turun itu sejak kecil.









TBC
Pendek ya? Gapapa deh sempet sempetin biar gak nunggu  lama. Okay sekian, maaf kalo ada typo! Byee-!

Sweet Psycho [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang