Chapter 9 - Telepon

603 91 6
                                    

Sekarang Lev dan Yaku menyusuri lorong menuju ruang lab. Disana mereka akan mengecek tentang surat yang mereka terima.

Brakk

"Apa kau sudah mengeceknya?" tanya Yaku pada salah satu bawahannya.

"Sudah, Yaku-sama"

"Bagaimana hasilnya?" tanya Lev penasaran.

"Sudah dipastikan bahwa itu adalah darah dari Kuro-sama"

Yaku menghela nafas lelah. "Apa yang dilakukan si bodoh itu sampai tertangkap?!!" gumamnya.

"Kita akan menghubungi yang lainnya! Kalian tetap selidiki, cari bukti dari surat tadi! Jangan membuang buang waktu!!" perintah Yaku dengan tegas, dia adalah tangan kanan Kuro. Jika Kuro tidak ada, dia berhak memberi perintah kepada bawahannya.

"HA'II!!" jawab semua bawahannya.

"Kau, ajak sebagian bawahanmu, dan cek gang yang tadi!" perintah Yaku, kepada sopir yang tadi siang.

"Ha'i!"

suara derap kaki dimana mana, bergegas dan berlarian. Suara yang berisik, memerintah, berteriak. Suara mobil sport yang meninggalkan mansion mereka. Perintah Yaku yang terdengar samar samar membuat sang empu tak bisa beristirahat.

"Haaah..berisik banget" gumamnya, dia menutup kedua telinganya dengan bantal.

tapi, suara berisik tadi tak kunjung reda. Membuat orang yang didalam kamar itu frustasi.

Akhirnya pemilik kamar memutuskan untuk mengecek keadaan diluar, saat membuka pintu dan berjalan keluar dia langsung menabrak seseorang.

"Ya ampun, maafkan saya, Kozume-sama"

"Ren?" Kenma menaikkan satu alisnya

"I-iya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya orang yang Kenma tabrak tadi.

"Berisik banget!Ada pesta apa sih?" tanya Kenma kesal

'Pesta?keadaan darurat gini dibilang pesta' batin bawahannya.
"M-maaf, Kozume-sama. Bukankah anda disuruh untuk beristirahat?"

"Apa barusan kau memerintahku?" tanya Kenma dingin, dengan tatapan sinis, sebenernya itu karena dia kesel pertanyaannya gak dijawab sama bawahannya yang satu ini.

'Edan! gila! Serem! Tolong aku, Yaku-sama'

"Kenma" suara itu melegakan hati Ren.

Yaku mendekat kearah mereka, "Ren teruskan kerjamu" perintah Yaku.

"Ha'i"
Ren pun pergi meninggalkan ke2nya.

"Sekarang, apa yang kau lakukan disini? Bukankah aku sudah menyuruhmu tidur?" tanya Yaku.

Kenma memandangnya dengan pandangan aneh.

"Apa? jangan memandangku seperti itu?!"

"Apa terjadi sesuatu? Kenapa berisik sekali!? Apa yang kau sembunyikan dariku!!??" Kenma melontarkan semua pertanyaannya.

"Dimana Kuro?" lanjutnya.

"Istirahatlah"

"AKU BERTANYA PADAMU!! SETIDAKNYA JAWAB AKU!!" bentak Kenma tak terima.

"SUDAH CUKUP!! AKU MENYURUHMU UNTUK ISTIRAHAT!! MASUK KAMARMU!!" bentak Yaku, sebenarnya dia tidak mau seperti ini. Tapi, dia terlalu banyak memerintah dari tadi sehingga kata kata yang keluar dari mulutnya, seakan akan seperti membentak.

Kenma langsung tertegun saat Yaku membentaknya seperti itu, pasalnya Yaku jarang sekali membentaknya. Kalaupun membentak, pasti tidak semarah itu.

Kenma langsung mundur beberapa langkah, matanya perih.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang