Chapter 20 - Korban ketiga

348 76 5
                                    

Atsumu diam menatap adiknya yang masih terbaring lesu. Sakusa bilang dia baik-baik saja. Walau tampaknya tidak seperti itu.

"Sam...kapan lhu bangun? Ini udah 3 hari...." tanyanya dengan sedih. Dan tentu saja Osamu tidak menjawabnya.

"Nanti onigiri lhu gw makan, lhoo.." lanjutnya sambil tertawa sendu. Dia menatap Osamu yang masih belum menjawabnya.

Atsumu menggenggam erat tangan Osamu yang terdapat infus panjang. "Sam...gw minta maaf..gw mohon bangun...gw kesepian.."

Atsumu mendekatkan tangan Osamu kedahinya dan mulai terisak. "Sa-am...hiks..bangun...gw-hiks- kangen..." gumamnya diantara tangisan.












Suna menatap sendu tubuh Kita shin yang terbaring lemah. Walaupun keadaannya terkendali, Osamu dan Kita shin sama-sama belum membuka mata. Bahkan Suna sampai harus memberikan jawaban palsu saat Shoyou bertanya keadaan ke2 kakaknya.

Aran sudah dihubungi, dan dia yang bertugas menjaga Shoyou. Kalau sempat, setiap malam setelah Shoyou tidur dia akan kerumah sakit untuk melihat keadaan ke2nya.

"Shin...lhu kapan bangun? Shou udah kangen sama elhu.."

"Lhu nggak kasian sama Shou? Bangun, ya... Jangan lama-lama.." lanjutnya.





Sakusa menatap ke2 nya dari cctv, merasa kasihan. Dia ingin membantu, tapi dia sudah melakukan apa yang dia bisa. Kini, dia hanya bisa melihat tangis diantara Miya. Kata kata rindu diantara Kita shin dan Suna. Dia sudah tak bisa melakukan apapun...




"Ne...Aran-san.. Kapan Osamu-nii, dan Kita-nii akan pulang??" tanya Shoyou saat mereka sedang bersantai.

"Aku kurang tahu... Hmmm...mungkin secepatnya.." jawab Aran berpura-pura.

"Hum.. Nanti kalo Kita-nii pulang Shou mau kasih hadiah, deh.. Hmmn...hadiah apa, ya??" tanya Shoyou pada dirinya sendiri.

"Mmm...aha! Cake! Bagaimana menurutmu Aran-san?? Cake!" tanya Shoyou menanyakan pendapat dari Aran. Aran tampak berpikir.

"Itu ide bagus.. Mungkin Cake buah.." usul Aran.

"Hmmmm...Cake buah...oishii..." timpal Shoyou saat mendengar kata Cake buah sambil membayangkannya.

"Shou, mau Cake buah? Aku bisa membelikanmu sekarang.." tanya Aran yang melihat Shoyou berbinar-binar.

"Hmmmm...gimana, ya?? Shou mau. Tapi, Shou mau nunggu Kita-nii sama Osamu-nii aja, deh..   :)" jawab Shoyou

"Baiklah..."












"Sam... Kapan lhu bangun...." gumam Atsumu entah sudah berapa kali.

Tiba tiba tubuh Osamu menegang, membuat Atsumu tersentak. Matanya menjadi putih seluruhnya, tubuhnya kejang-kejang. Peralatan medisnya menjadi tak beraturan, detak jantungnya taknbisa diprediksi. Membuat Atsumu panik karena dia seperti itu secara tiba-tiba.

Braakk

"Atsumu mundur!! Keluar dulu!!" titah Sakusa terburu-buru. Dia baru akan melihat keadaan Osamu, tapi malah melihat Osamu kejang-kejang seperti orang sekarat.

"ATSUMU!!"

"S-sam.... Ke..kenapa??.." dia meneteskan air mata menangis. Sakusa masih terburu-buru menyuruhnya keluar. Pendengarannya serasa tuli, dia sama sekali tidak mendengar teriakan Sakusa untuk menyuruhnya pergi. Sampai akhirnya Atsumu ditarik dengan paksa oleh Suna yang mendengar keributan dari kamar sebelah.

"ATSUMU! LHU NGGAK DENGER?!!! KELUAR DULU!!!" teriak Suna tepat didepan Atsumu yang menangis.

"Gw serahin ke elhu, Sakusa..." ucapnya sebelum keluar ruangan sambil menarik Atsumu.

We're MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang